Halo Suamiku!

Balap Mobil yang Tak Terduga (2)



Balap Mobil yang Tak Terduga (2)

2Kini, tangan Bo Jing tampak menepuk lembut bahu Josh, "Jangan terlalu banyak berpikir. Kamu tahu seperti apa wanita itu. Selama ini, tidak ada wanita di sisi Barton, dan tentu saja dia senang melemparkan dirinya ke pelukan wanita seperti Linda."     

Mau tak mau, Josh mengangkat bahu tak berdaya, "Bahkan seorang Barton pun memiliki otak yang mati. Aku khawatir dia hanya akan dimanfaatkan."     

Dimanfaatkan.      

Sesaat setelah satu kata itu terlontar, tampaknya baik Josh mau pun Bo Jing sama-sama tersentak.     

Seketika, mereka menatap ke arah Linda lagi.     

Balas dendam.     

Sekilas, tatapan Josh dan Linda sama-sama bersirobok. Entah sejak kapan Linda baru menyadari bahwa Josh menatapnya, tapi yang pasti, saat ia balik menatap Josh dan Bo Jing melalui lapisan orang yang berlalu lalang, ia menunjukkan kilau aneh dari sorot matanya, juga diiringi dengan seringai di sudut bibirnya.     

Napas di sekitar Bo Jing tiba-tiba menjadi dingin.     

Bahkan auranya serasa berubah menjadi lautan es.     

Namun, begitu kaki depannya bergerak, Josh langsung meraih lengannya, "Bo Jing… ehm, suamiku, tidak perlu."     

Kemudian, gelengan kepala Josh mengiringi setelahnya, "Benar-benar tidak perlu. Tidak masalah apa yang ingin dilakukan Linda padaku dengan Barton selama pertandingan. Aku juga tidak peduli siapa yang akan jadi pemenang. Lagi pula, Barton mungkin mengenaliku."     

Terlebih lagi, jika selama pertandingan mobilnya berada di depan, Barton mungkin akan curiga padanya.     

Tapi, pemikiran Josh sangat tepat. Linda memang sengaja memancing emosi mereka.     

Akhirnya, sesaat sebelum balapan dimulai, semua pembalap berkumpul dan para panitia penyelenggara mulai berdatangan satu demi satu. Saat tim mulai menggeber mesin mobil, suasana yang tercipta di lautan manusia itu seketika meledak dan semakin semarak.     

Bukan hanya karena timnya spektakuler, tetapi juga karena penyelenggara ingin menyombongkan diri. Setiap mobil yang diluncurkan kebanyakan adalah Ferrari, yang mana harganya tidak murah.     

Bahkan mata Josh tampak berbinar saat melihatnya.     

Penyelenggara juga memutuskan bahwa siapa pun pemenangnya akan mendapatkan mobil sport ini.     

Kemudian, para kontestan balap mulai mengambil mobil mereka. Setiap mobil memiliki nomor, dan nomor mobil Josh berada di urutan 11, sedangkan mobil Barton berada di urutan 10. Jelas, itu bukan suatu kebetulan. Pasti seseorang telah sengaja mengatur ini secara diam-diam. Apalagi Barton tidak mungkin mendaftar lebih awal darinya.     

Sementara itu, Barton juga tampak mengambil mobil setelah berpisah dari Linda. Alhasil, saat berjalan melewati Josh, ia melihat sosok yang tak asing di hadapannya, bertubuh kurus, tinggi, berambut panjang, mengenakan setelan balap yang menawan, juga helm di tangannya.     

Sosok itu seperti—!     

Kapten tim FocA!!!     

Pembalap top dunia. Sebagai orang yang berkecimpung di dunia ini, tentu Barton memiliki penelitian mendalam pada setiap pembalap top. Jadi, ia juga sudah sangat familiar dengan video balap satu sama lain, sehingga setiap pembalap akan lebih mengenal diri mereka sendiri dan juga musuh.     

Terlebih lagi, sebagai seorang pria yang bersaing dengan seorang wanita dan mampu dikalahkan sebelumnya, tentu ia merasa sangat terkesan.     

Kini, begitu Barton memandang sosok yang dikenalnya, ia ingin memanggil untuk menyapa.     

Hanya saja, entah siapa yang lebih dulu memanggilnya saat ini, wanita itu tiba-tiba memalingkan wajahnya dan membuat Barton tercengang ketika melihatnya.     

Bukan.     

Wanita ini terlihat cantik dan manis, sedangkan Kimi tidak pernah menunjukkan wajah aslinya saat balapan. Tapi bagaimana bisa wanita secantik ini ikut berpartisipasi dalam ajang balap mobil berisiko tinggi seperti itu, bagaimana bisa——     

Yang terpenting, bagaimana wanita itu bisa tumbuh begitu manis?     

Padahal selama ini, benak Barton selalu membayangkan kapten FocA yang menakutkan.     

Sementara yang di depannya sekarang adalah sesosok gadis cantik yang hanya ingin ikut bersenang-senang.     

Tentu saja hal itu membuat hati Barton membuncahkan kebahagiaan. Tapi untungnya, ia tidak berteriak saking senangnya. Kalau tidak, ia tentu akan malu. Hanya dengan melihat punggungnya saja sudah membuat bulu kuduknya meremang.     

Namun, meski Barton menyangkal pemikirannya——     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.