Panggil Aku Suami Lagi (2)
Panggil Aku Suami Lagi (2)
Sementara Bo Jing memang benar-benar keras kepala.
Akhirnya, nada setengah malas yang keluar dari mulut Josh terdengar, "Yah, aku mengerti, suami."
Tentu Bo Jing sangat senang dan merasa puas malam ini.
Dan sekarangi, Josh benar-benar tidak menyangka bahwa Bo Jing akan menjadi lebih tak terkendali setelah ia mengungkapkan beberapa pemikiran.
Bahkan ia bisa mempermalukannya selangkah demi selangkah, mulai dari memintanya memanggil suami dan bahkan memintanya untuk mengatakan bahwa ia mencintainya.
Saat itu juga, Josh benar-benar ingin mengubur diri dalam-dalam.
Di lain sisi, karena Josh terus ditekan oleh Bo Jing, mau tak mau ia mengucapkan dua kata terakhir itu dengan wajah semerah tomat.
Setelah keduanya kembali ke villa, Josh segera mandi dengan air panas agar dapat membuat tubuhnya sedikit tenang dari kelelahannya. Namun, ia benar-benar mengantuk tidak lama setelah berendam di dalam bak mandi. Kurang dari lima menit berselang, akhirnya ia terlelap.
Entah kapan ia merasa tubuhnya tiba-tiba diangkat oleh seseorang. Lagi pula, kesadarannya sudah hampir menghilang dan ketika ia membuka matanya samar-samar, hanya terlihat seorang pria yang dikenalnya.
Alhasil, Josh hanya mampu terdiam tanpa mengucapkan sepatah kata pun, "..."
Karena rasa kantuk yang ia rasakan benar-benar sudah tak tertahankan, ia memejamkan matanya tanpa memedulikan tubuhnya yang diserang habis-habisan.
Sementara itu, meski Bo Jing tahu bahwa Josh sangat lelah hari ini, tetapi panggilan baru yang diberikan Josh padanya, juga tariannya malam ini, telah sangat merangsang hatinya dan membuat gairahnya tak terkendali.
Perasaan itu, ciuman, dan pelukan saja seolah tidak bisa menebus semuanya.
**
Keesokan harinya.
Ketika Josh membuka mata, waktu sudah menunjukkan hampir tengah hari. Untungnya, balap mobil yang digelar baru akan dimulai sore hari pada pukul empat atau lima sore.
Namun tetap saja, Josh terbangun dengan perasaan khawatir.
Karena sekujur tubuhnya sangat pegal, seolah-olah semua tulang di tubuhnya remuk dan serasa mau patah. Kemudian saat selimut yang ia kenakan tergelincir tanpa sengaja, sekujur tubuhnya yang penuh dengan tanda yang tidak biasa terekspos begitu saja.
Gila.
Namun saat ini, sosok Bo Jing sudah tidak ada di sisinya. Hanya ia sendiri yang tersisa di dalam kamar.
Dalam keadaan seperti sekarang, bagaimana ia bisa bertanding nanti sore?
Seketika itu juga, ketidakberdayaan menyelimuti hati Josh. Sepertinya ia hanya bisa main-main saja kali ini. Lagi pula, jika ia berhasil mendapatkan hasil yang bagus, itu semua bisa ia berikan kepada siapa pun yang menginginkan. Intinya, ia hanya akan berfokus pada partisipasi.
Dengan segera, Josh bergegas mandi. Tepat ketika ia selesai, entah sejak kapan sosok Bo Jing telah kembali. Bahkan ada beberapa bungkus barang dari toko obat di atas meja. Kini, Josh yang keluar dengan tubuh terbungkus handuk mandi bertanya keheranan begitu melihat beberapa obat yang ada di sana, "Kenapa kamu membeli begitu banyak..."
Tanpa menunggu untuk menyelesaikan kalimatnya sendiri, Josh tiba-tiba terdiam saat melongok isi dari plastik yang ada di atas meja..
Sementara Bo Jing yang duduk di samping tempat tidur langsung menepuk kakinya yang panjang, "Kemarilah, duduk sini."
Sontak, Josh tercengang dengan wajah memerah, dan sosoknya yang masih terbungkus handuk mandi tampak ragu-ragu, "Apa, apa yang akan kamu lakukan?"
"Kurasa ada beberapa tempat yang bengkak. Aku akan memberimu obat."
Setelah terdiam sejenak, baru ia berjalan mendekat dengan sedikit bertanya-tanya.
Memberinya obat?
Beberapa detik berselang, Josh baru bereaksi terhadap apa yang Bo Jing katakan. Rasa malu yang ia rasakan seketika membuncah. Kapan Bo Jing melihat beberapa tempat yang bengkak itu!
Alhasil, sembari tersipu, Josh buru-buru berkata, "Tidak, tidak, aku bisa melakukannya sendiri."
"Bisa sendiri?"
Mata Bo Jing sontak melihat ke atas dan handuk mandi yang membungkus tubuh Josh baru
saja turun di antara kedua kakinya.
Tentu saja Josh semakin malu dengan tampilan ini sehingga untuk tidak membiarkan Bo Jing melanjutkan, ia dengan cepat mengambil plastik obat yang ada di meja samping kepala tempat tidur, "Tidak apa-apa, aku benar-benar bisa sendiri."
Setelah mengatakannya, Josh mengambil kantong salep itu dan langsung berbalik untuk masuk kembali ke kamar mandi.
Tapi tiba-tiba saja Bo Jing meraihnya dan tubuhnya ditarik ke tempat tidur dengan diiringi dengan teriakan keterkejutan
Mau tak mau, Bo Jing menekan tangannya tanpa menunjukkan ekspresi apa pun di wajahnya. "Kita suami istri. Lagi pula, bukan hal yang mudah untuk melakukan ini. Jadi kenapa kamu begitu pemalu?"