Halo Suamiku!

Panggil Aku Suami Lagi (1)



Panggil Aku Suami Lagi (1)

1Ia terus berjalan tanpa henti, tetapi tubuhnya semakin lama semakin terasa tegang.     

Satu kata itu seolah benar-benar datang dari dunia berbeda, yang membuatnya aneh sekaligus familiar. Yang membuat kata itu terasa aneh adalah karena Josh tidak pernah memanggil dirinya seperti itu.     

Dan mengapa hal itu terasa familiar setelah mereka menikah? Jadi bukankah sudah memang seharusnya Josh memanggil dirinya suami?     

Tapi meski suaranya terdengar begitu samar, namun hal itu sudah mampu membuat Bo Jing serasa di awang-awang.     

Hanya saja kali ini, ia mencoba sekuat tenaga untuk tetap terlihat sangat tenang.     

Tapi siapa yang tahu bahwa aliran panas di hatinya telah bergulir, bahkan darahnya juga telah mendidih, yang membuatnya ingin memeluk Josh erat-erat.     

Di malam yang diterangi cahaya bulan itu, Josh benar-benar telah memasrahkan diri sepenuhnya pada pria yang menggendongnya saat ini, kepalanya juga disandarkan di bahu Bo Jing yang lebar dan kuat. Selama ini, ia tidak pernah merasa nyaman dan tenang seperti sekarang.     

Jelas bahwa mereka adalah dua orang yang sudah menikah, tapi keduanya seperti manusia yang baru saja merasakan cinta pertama mereka.     

Dan saat itu, Josh memang sengaja memanggilnya suami.     

Alasannya, karena ia ingin melihat seperti apa reaksi Bo Jing saat ia memanggilnya suami untuk pertama kalinya. Dalam hati, Josh hanya mampu bertanya-tanya akan seperti apa pria itu ketika mendengarnya.     

Namun, seperti yang ia duga, Bo Jing terlihat tenang dan tampak biasa saja, meski selama beberapa saat ia sempat membeku seraya matanya hanya terus menatap ke depan. Bahkan pria itu tidak berani berbalik sama sekali.     

Seketika, senyum perlahan muncul di bibir Josh.     

Bo Jing malu.     

Sementara Josh yang berada di belakang punggungnya terdengar bertanya dengan lembut sembari menyandarkan kepala, "Aku sudah mengalami banyak hal sebelumnya dan rasanya perasaan semacam ini sudah lama berlalu. Bo Jing, menurutmu di mana garis pemisah antara kita dulu dan sekarang?"     

Bo Jing terdiam sejenak. Kini, pandangan matanya masih melihat ke depan dan sebuah kata tiba-tiba melompat keluar dari mulutnya, "Sekarang."     

"... sekarang adalah garis pemisah antara paruh pertama dan kedua hidupmu. Usia bukanlah masalah, hanya keadaan kita hidup di dunia inilah yang jadi penentu."     

Ucap Bo Jing dengan lemah.     

Bagaimanapun, masa lalu telah berlalu. Sejauh yang ada di pikiran Bo Jing, setiap hari dapat menjadi batas antara paruh pertama dan paruh kedua hidup.     

Dan setelah Bo Jing menyelesaikan kalimatnya, Josh terdiam cukup lama sampai Bo Jing tiba-tiba membisikkan namanya, lalu ia menoleh.     

"Huh?"     

Josh menanggapinya sambil lalu.     

Kemudian, dalam perjalanan kembali menyusuri pantai itu, Bo Jing menatapnya sebentar, dan akhirnya berkata perlahan, "Josh, tolong panggil aku suami lagi."     

Tolong panggil aku suami lagi.     

Dan berhenti memanggil dengan namanya.     

Apa lagi memanggilnya dengan sebutan "kakak ipar" dari waktu ke waktu.     

Seketika, tubuh Josh yang bersandar di tubuh Bo Jing tampak tertegun dan darahnya serasa membeku, sedangkan Bo Jing berhenti di tempatnya, lalu ia menoleh sedikit untuk menatapnya dengan dalam.     

Mau tak mau, bibir Josh mulai bergerak gelisah, bulu matanya juga tampak berkedip perlahan, dan tiba-tiba ia berucap, "Kalau begitu, bagaimana denganmu?"     

Bo Jing meminta dirinya untuk memanggil suami, tapi bagaimana dengannya.     

Begitu kata-kata ini terlontar, semburat senyuman perlahan muncul di bibir Bo Jing. kali ini, sudut bibirnya dengan lembut ditarik ke atas, "Istri?"     

istri.     

Semua kata-kata yang sebelumnya ada di kepala Josh lenyap seketika, "..."     

Ia langsung menundukkan kepalanya agar Bo Jing tidak bisa melihat wajahnya yang seketika memerah.     

Mengapa terdengar begitu renyah?     

Ketika Bo Jing memanggilnya istru, suaranya terdengar sangat merdu hingga membuat telinganya serasa terbakar.     

Kemudian, setelah beberapa saat berlalu, Josh perlahan mengangkat wajah kecilnya sembari berbisik di telinga Bo Jing, "Suami."     

Sontak saja, senyum di bibir Bo Jing kian dalam.     

Tanpa ragu, ia langsung berbalik untuk menatap wajah istirnya yang sangat ia cintai ini.     

"Istri?"     

"... Suami."     

"Istri."     

"Yah, suami."     

Tampaknya, Bo Jing benar-benar kecanduan dengan panggilan itu, "Setelah ini, kamu akan terus memanggilku seperti itu, oke?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.