Kecemburuan Bo Jing (2)
Kecemburuan Bo Jing (2)
Dan hal itu membuat suasana berubah sangat romantis sekaligus indah.
Sementara di kejauhan, terbentang laut tak berujung dan bintang-bintang yang berkelap-kelip di langit.
Hanya saja saat ini, binar di mata Josh jauh lebih terang dari kerlip bintang-bintang itu.
Senyum di wajahnya juga lebih indah daripada tangkai-tangkai mawar yang sedang diperebutkan.
Kini, jantung Bo Jing serasa berhenti berdetak. Ia telah tertangkap basah oleh romansa kecilnya saat ini. Dan tentu saja, terasa getaran yang tak terkendali.
Sungguh, ia sama sekali tidak menyangka jika Josh akan melakukan ini padanya.
"Bisakah kamu menemaniku malam ini?" Terlihat Josh membuka mulutnya dengan suara rendah, dengan nada sedikit manja, sembari menatap mata Bo Jing seolah-olah ini adalah pertama kalinya mereka bertemu, pertemuan yang indah di tempat yang asing ini.
Namun, Bo Jing benar-benar terdiam.
Selama ini, ia sudah benar-benar bosan dengan segala macam perasaan yang ia rasakan, kecuali perasaan cinta yang telah lama ia pendam.
Dan dalam kalimat sederhana itu, ia tidak mengira jika kebahagiaan akan datang begitu tiba-tiba. Selama ini, ia hanya menyukai Josh secara diam-diam, bahkan ia sudah terbiasa dengan itu sejak lama. Namun, ia tidak pernah berpikir bahwa ketika menyukai seseorang dan orang itu mengambil inisiatif, maka itu akan membuatnya merasa sangat bahagia.
Sejujurnya, Bo Jing tidak pernah sekali pun memiliki harapan yang berlebihan di lubuk hatinya.
Itulah kenapa ia benar-benar hanya mampu mematung di tempat saat ini.
Melihatnya sejenak, Josh seketika mendongak dan menatapnya dalam. Tampaknya hanya mereka yang bisa memahami emosi yang mengalir di antara keduanya, dan seolah hanya ada mereka berdua di dunia ini.
Kemudian, Josh mengambil mawar dari lipatan bibirnya, perlahan mengulurkan tangannya untuk berpegangan pada bahu Josh, lalu ia menariknya ke bawah. Pada saat yang sama, ia juga berjinjit perlahan. Kini, senyum di matanya telah menyebar dan berubah menjadi kasih sayang yang mendalam.
Tak pelak lagi, ia langsung mencium bibir Bo Jing tanpa aba-aba.
Sementara itu, tangan Bo Jing sontak melingkari pinggangnya dan pelukan itu semakin erat. Pada akhirnya, ciuman keduanya menjadi lebih kuat dan lebih dalam, seolah mereka bersama-sama ingin menyatu satu sama lain.
Sekujur tubuh Josh terasa lemas dan mati rasa dalam sekejap, hingga ia hanya benar-benar mampu melekat pada Bo Jing.
Dan ketika mereka semakin tak terpisahkan, orang-orang di sekitar seketika bersorak dan berteriak lagi dan lagi. Pesta api unggun malam ini memang telah mencapai titik yang begitu mengesankan.
Sedangkan tak jauh dari pinggiran pantai, Linda dan beberapa temannya di sana juga melihat pemandangan ini, namun wajah mereka tampak sangat aneh, apalagi Linda yang sedang digerogoti oleh perasaan benci.
"Pelacur kecil itu ternyata bisa menari, tapi dia berpura-pura tidak bisa. Dia memang sengaja ingin mempermalukanmu. Pantas saja dia sama sekali tidak terlihat takut dan membusungkan dada besarnya dengan percaya diri."
"Ya, Linda, sepertinya kali ini benar-benar ada pria yang tidak bisa kamu dapatkan. Haha, lihat dua orang yang sedang berciuman itu, ckck."
Ujar wanita lain.
Mau tak mau, Linda memandang Bo Jing yang sedang membungkuk untuk mencium wanita itu. Tanpa bisa dicegah, kemarahan di hatinya semakin membuncah, serta penghinaan dan rasa sakit di hatinya semakin menyebar.
Rasa sakit itu karena kecemburuan dan cintanya yang tak tergapai untuk Bo Jing.
Ia telah menyadari bahwa cintanya pada Bo Jing tidak sama dengan pria biasa yang hanya menyukai tubuhnya seperti sebelumnya. Kali ini, ia sangat menyukai perasaannya yang tumbuh untuk pria itu.
Kepribadiannya benar-benar tenang, dewasa dan terasing, ditambah apa yang tidak bisa ia dapatkan memang selalu yang terbaik. Bahkan kelembutannya pada wanita telah disukai olehnya sepanjang waktu.
Dan saat ini.
Penyelenggara yang ada di sisi lain pesta api unggun memanfaatkan kegembiraan penonton untuk mengumumkan acara lokal yang sangat penting setiap tahun——