Memberi Pelajaran untuk Istri (2)
Memberi Pelajaran untuk Istri (2)
Hanya saja, ia masih berpikir jika apa yang telah dilakukan Josh tidak bisa dibiarkan begitu saja.
Jadi, ia tidak akan serta merta melepaskan Josh dan berbaik hati untuk memaafkannya. Kesalahan yang Josh buat harus dihukum agar ia akan selalu mengingatnya.
Tanpa ragu, Bo Jing langsung mencubit dagunya dengan kekuatan besar, mata gelapnya yang sipit kali ini juga terlihat dalam dan tajam, "Kenapa kamu bersama dengan kedua pria itu? Kenapa kamu minum dengan mereka? Bagaimana jika mereka memasukkan obat ke dalam minumanmu? Kenapa kamu begitu santai dan tidak bertanggung jawab pada dirimu sendiri?!"
Meski mata Josh telah benar-benar memerah dan penuh air mata, tapi ia dengan keras kepala tidak membiarkan air mata itu jatuh. Sebaliknya, ia mengambil napas dalam-dalam, menampilkan senyum ironis, lalu berkata dengan dingin, "Kenapa aku bisa begitu? Apa itu ada hubungannya denganmu? Aku hanya biasa-biasa saja. Memangnya kenapa kalau aku tidak bertanggung jawab atas diriku sendiri dan tidak mencintai diriku sendiri?"
"Kamu—!"
Kemarah Bo Jing kembali tersulut dan tangan yang memegang dagu Josh kini semakin erat menekan, seolah ingin menghancurkannya tanpa ampun. Meski rasa sakit itu benar-benar menyiksa, tapi Josh masih berusaha keras untuk menahannya.
Dan setelah Bo Jing hanya mampu menatap tajam ke arah Josh tanpa bisa berkata-kata, akhirnya, ia mengangguk dengan sinis, "Yah, sepertinya kamu melupakan fakta bahwa kita sudah menikah dan telah menjadi suami istri yang sah. Apa aku perlu memberitahumu secara langsung sebelum kamu dapat mengingatnya?!"
Kini, giliran Josh yang tampak tersenyum dingin, "Bagaimana aku bisa melupakan bahwa iparku telah menjadi suamiku sendiri? Dan bagaimana aku bisa melupakan hal yang begitu besar dalam hidupku?"
Betapa tidak etisnya seorang saudara ipar menjadi seorang suami.
Sontak, wajah Bo Jing langsung terlihat murung, yang seketika membuat punggung Josh terasa dingin.
Josh sangat tahu bahwa pria serius seperti Bo Jing ini begitu benci saat ia memanggilnya kakak ipar.
Benar saja.
"Katakan sekali lagi!"
Ucap Bo Jing sembari ia menggertakkan giginya dengan tajam.
Namun tanpa rasa takut, Josh mengatakan sesuatu yang lebih kejam dari gertakan gigi Bo Jing, "Apa yang telah kamu lakukan adalah hal yang paling biasa menurutmu. Tapi sungguh memalukan bagiku untuk menjadi istri dari saudara iparku sendiri seumur hidup dan kamu tahu… Ahh—!"
Sebelum kalimatnya berhasil diselesaikan, semua kata-kata itu seolah kembali tertelan hingga ke dalam perut.
Ternyata, Bo Jing langsung menggigit bibirnya, mendudukinya dengan gila-gilaan, menahan pergerakannya dengan kasar, garang dan kejam, seperti serigala yang sedang mencabik dan menyiksa mangsanya.
Bahkan Josh hampir kehabisan napas saat dirinya diserang secara tiba-tiba.
Ia tidak tahu kalimat mana yang merangsangnya hingga membuat Bo Jing benar-benar kejam, atau ia hanya ingin balas dendam?
Tapi yang pasti, Josh dibuat kembali menangis olehnya.
Namun bukan karena ciuman kasar itu.
Melainkan hatinya yang tiba-tiba merasa sangat putus asa dan sedih.
Seharusnya tidak seperti ini. Liburan bulan madu mereka hampir berakhir, tetapi hubungan mereka belum mereda. Sebaliknya, beberapa hal tak terduga di sini justru menarik jarak di antara mereka semakin jauh.
Josh sendiri juga merasakan banyak rasa sakit di hatinya.
Sejujurnya, ia tidak mau seperti ini.
Depresi yang dirasakan dalam jangka waktu seperti itu membuat sarafnya menegang. Sampai akhirnya, dengan kekuatan yang tersisa, ia mendorong Bo Jing menjauh seraya berteriak, "Pergi!"
Tubuh Bo Jing yang terdorong seketika memberi jarak dan ia dengan jelas melihat wajah Josh kini penuh dengan air mata. Tanpa pikir panjang, Josh tampak langsung menjauh dari tempat tidur, bergegas ke kamar mandi, dan membanting pintu.
Melihat itu, dada Bo Jing naik-turun dengan keras dan benaknya kini dipenuhi dengan air mata yang berlinang di wajah Josh. Kemudian, ia mengutuk dengan suara rendah, "Sialan!"
Jelas-jelas Josh bukan orang yang seperti ini. Sejauh yang Bo Jing tahu, Josh tidak akan melakukannya tanpa alasan.
Apa sebenarnya alasan yang mendasari ia marah? Bukankah Josh tidak berhubungan badan dengan pria lain?
Kemudian, suara shower terdengar dari kamar mandi dan diiringi suara gemericik air.
Sontak, Bo Jing melihat ke pintu kamar mandi dan pintu buram di lantai pertama. Sepertinya ia bisa melihat sosok di dalamnya.
Lalu, ia berjalan dengan marah.