Berbagi Tempat Tidur (4)
Berbagi Tempat Tidur (4)
Entah sudah berapa lama ia ditekan olehnya. Padahal, masih banyak ruang kosong di tempat tidur yang luas itu.
Dan tepat ketika An Xiaoyang bergerak, ia baru menyadari bahwa dada dan kakinya terjerat oleh paha Sang No. Kini, tubuh mungilnya terpenjara dan terjerat seperti koala dalam lilitan kaki gurita.
An Xiaoyang terdiam, "..."
Ia tidak tahu lagi harus berkata apa.
Sejujurnya, ia sangat ingin bangkit dari sini, tapi di saat yang sama, ia juga tidak ingin membangunkan Sang No. alhasil, ia mencoba berkompromi dan berniat untuk kembali tidur sejenak.
Hanya saja, ia merasa tidak bisa bernapas dan berniat untuk menjauhkan kepala dan juga tangan Sang No. Namun karena tubuh pemuda itu lebih besar darinya, An Xiaoyang tentu merasa kesulitan.
Mau tak mau, ia berusaha keras untuk bergerak secara perlahan, lalu meraih tangan Sang No kembali, dan mencoba sekuat tenaga untuk mendorongnya menjauh.
Tapi pergerakan ini justru membuat An Xioayang tampak menyentuh sesuatu… yang sepertinya adalah sebuah luka yang cukup jelas... Luka itu berada di posisi telapak tangan yang menyimpang dari pergelangan tangannya?
Seketika itu juga An Xiaoyang tercengang. Kemudian ia segera mengangkat tangan Sang No untuk melihatnya lebih jelas. Ya, luka itu benar-benar ada di sana.
Apalagi hanya dengan melihatnya sekilas saja An Xiaoyang tahu bahwa itu adalah luka baru. Lukanya tidak dalam, tapi agak panjang. Meski tidak lagi berdarah, tapi tampaknya Sang No tidak melakukan tindakan apa pun. Jadi luka ini pasti akan mudah terinfeksi.
Sesaat setelah An Xiaoyang melihat luka ini, ia tampak memutar otaknya. Entah kenapa, otaknya langsung terpikirkan akan sesuatu yang terjadi semalam.
Saat di mana ia pergi keluar untuk membeli pembalut dan bertemu dengan pria di persimpangan.
Dan tak lain orang itu adalah salah satu anggota organisasi V.
Ditambah lagi, perasaan perasaan yang selalu muncul di hati An Xiaoyang tiap kali pria itu muncul. Sebuah perasaan yang mengatakan seolah ia begitu familiar dengan sosok itu... Dan bukankah telapak tangan pria itu juga terluka tadi malam... sedangkan pemuda yang ada di hadapannya kini juga mengalami hal yang sama… Apakah keduanya adalah orang yang sama?
Sontak, tubuh An Xioayang membeku di tempat.
Meski sebuah tebakan telah melintas di benaknya, tapi ia tidak memercayainya dan tidak ingin memercayainya.
Lagi pula, kehidupan Sang No sudah sangat bagus di sini. Jadi kenapa ia masih harus mengenakan pakaian semacam itu dan mengendarai motor untuk mengambil risiko di mana-mana hanya demi menyelamatkan orang?
Sejujurnya, An Xioayang sendiri juga hanya ingin hidup Sang No baik-baik saja. Ia lebih suka jika pemuda itu menjadi anak laki-laki biasa. Terlebih lagi, ia tidak ingin jika Sang No melibatkan diri ke dalam beberapa hal yang berbahaya.
Tapi mereka tidak sendirian, kan?
Padahal sebelum ini, An Xiaoyang telah mengkonfirmasi bahwa Sang No pasti tidak ada hubungannya dengan organisasi V, tetapi begitu ia melepaskan pemikiran itu, Sang No jutsru membuatnya melihat adegan seperti tadi malam dan juga dampak kuat yang ada di tubuh Sang No saat ini.
Tentu hal itu membuat An Xiaoyang tidak lagi bisa memejamkan mata dengan nyaman.
Tak lama kemudian, Sang No terbangun. Tepat pukul lima pagi, ia bangun dari tidurnya dengan tubuh segar.
Hanya saja, entah bagaimana mengatakannya, yang pasti hari ini ia hanya merasa bahwa sekarang adalah waktu paling nyaman yang pernah ia rasakan saat tidur. Bahkan ia merasa sangat nyaman hanya dengan memegang benda kecil yang manis, lembut, dan hangat.
Tapi bukankah karena bantal di kamarnya memang sangat nyaman?
Lembut dan fleksibel, jadi membuatnya enggan untuk bangun.
Namun, setelah kesadarannya berangsur-angsur pulih sepenuhnya, Sang No tiba-tiba merasa ada yang tidak beres.
Apa yang ada di hadapannya kini telah merangsek masuk ke dalam matanya. Setelah melihat sebentar, kemudian ia menurunkan pandangannya sedikit.
Terlihat ia menyandarkan kepalanya ke dada An Xioayang dan tangannya melingkari pinggangnya!
Sontak mata Sang No membelalak lebar!
Pantas saja, pantas saja… kalau itu terasa sangat lembut!
Rasanya memang sangat tidak biasa dan belum pernah ia cicipi sebelumnya.
Tanpa diduga, yang sebelumnya ia pikir bantal adalah…
Menyadari hal ini, sekujur tubuh Sang No memanas seketika, tapi ia sedikit pun tidak mengingatnya.
Justru ia hanya ingin dengan serakah merasakan rasa ini.
Anggap saja ia belum bangun.
Karena semakin ia menyandarkan kepalanya, semakin nyaman yang ia rasakan. Bahkan ia hampir tidak bisa menahan diri untuk tidak menggosok dan menggosok lagi…