Halo Suamiku!

Meniduri Youyou (2) 



Meniduri Youyou (2) 

2Pakaian yang dikenakan Moxi hanyalah benang tipis yang hampir sama dengan tidak mengenakan pakaian apa pun.      

Saat ini, ia keluar dengan dua gelas yang berisikan anggur merah di tangannya sembari sedikit mengangkat bibirnya. Dengan anggun, ia berjalan ke arah Leng Yunchen sambil berkata dengan samar, "Tuan Leng, aku tahu kamu sibuk dengan sesuatu yang penting, tapi aku khawatir kamu terlalu pening malam ini. Bagaimana? Besok pagi kita akan sangat sibuk, kan?"     

Sementara itu, Leng Yunchen yang melihat anggur merah di tangannya tersenyum samar, "Jadi, malam ini? Tampaknya kita semua sedang dalam suasana hati yang ceria. Apakah Nona Moxi ingin tidur denganku sepanjang malam? Apa kamu ingin mengancamku dengan ini?"     

"Mengancam?" Moxi tersenyum dan segera menempel di tubuh Leng Yuchen seolah rayuan itu sudah biasa baginya. "Bukankah Tuan Leng berpikir jika seharusnya kamu akan mendapatkan malam yang indah bersamaku?"     

Bagaimanapun, istri kecilnya itu benar-benar tidak memancarkan aura kewanitaan sama sekali.      

Setelah Moxi selesai mengatakannya, ia menyerahkan segelas anggur merah pada Leng Yuchen dan berhenti berbicara. Kali ini, ia hanya menatap pria di depannya dengan matanya yang menawan.     

Terlepas dari segalanya, pria ini adalah yang terbaik dalam penampilan dan sosoknya. Tentu saja, Moxi akan dengan suka rela memiliki malam yang indah bersamanya.     

Sedangkan Leng Yunchen menatap anggur merah di tangan Moxi sembari menarik sudut bibirnya, "Aku benar-benar ingin tahu. Bagaimana jika aku bilang tidak?"     

Begitu Moxi mendengar ini, ia berbalik perlahan dengan anggur itu, "Aku khawatir aku tidak akan bisa mengantarmu besok pagi... Ah...!"     

Sebelum ia bisa menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba saja tubuhnya diangkat dari belakang. Moxi berteriak dan anggur yang ada di tangannya tak lagi bisa diselamatkan. Dalam sekejap mata, ia terlempar ke tempat tidur-!     

Saat itu juga, kebanggaan yang ada di dalam diri Moxi meluap.      

Nyatanya, tidak ada orang yang bisa lepas dari telapak tangannya.     

 ...     

Lima menit kemudian, pintu kamar dibuka dari dalam. Leng Yunchen melihat sekeliling dengan hati-hati, lalu dengan cepat menutup pintu dan pergi.     

Sementara di dalam kamar, seorang wanita berbaring di tempat tidur, masih berpakaian, dan pingsan.     

Di leher belakang, masih tersisa jejak tamparan keras sebelumnya.     

Leng Yunchen bergegas kembali begitu ia keluar, karena ia mencium adanya konspirasi di sini. Wanita itu jelas tidak ingin merayunya dengan sia-sia. Pasti ada sesuatu yang tidak ia ketahui.     

Tidak salah lagi.      

Yang ia khawatirkan adalah Youyou.      

Hanya saja, ketika Leng Yunchen dengan cepat menghindari orang lain yang berlalu lalang dan bergegas kembali ke kamarnya, ia melihat sebuah pemandangan di pintu kamar tamu, yang segera membuatnya berhenti melangkah.     

Di depan kamar tamu tempat ia dan Youyou tinggal.     

Seorang pria di kursi roda ada di sana, membuka pintu, dan bergerak masuk...     

Melihat adegan ini, Leng Yunchen segera menyadari sesuatu dan telah memikirkan semuanya.     

Ia tidak lagi melangkahkan kakinya. Yang bisa ia lakukan sekarang hanyalah mengawasi dari tempatnya berdiri. Kemudian ia menundukkan kepalanya, perlahan mengeluarkan sebatang rokok dari sakunya, menyipitkan matanya yang dingin, melihat keluar, dan berlalu sendirian dengan sebatang rokok yang menemani.     

Youyou, kamu akan baik-baik saja.      

 ***     

Sementara itu di dalam kamar, Youyou hanya berbaring di tempat tidur, berguling-guling., dan tetap tidak bisa terlelap. Yang ia pikirkan hanyalah sosok Jun Hang. Ia sangat ingin tahu apa yang Jun Hang lakukan sekarang. Apakah ia sendirian malam ini dan di mana ia beristirahat.     

Tapi tiba-tiba pintu terbuka. Tentu saja ia pikir Leng Yunchen telah kembali. Dengan segera ia duduk dan melihat ke belakang, "Ah Chen, kamu--"     

Setelah bunyi pintu kamar tertutup.      

Dan segera setelah Youyou menoleh ke belakang, ia melihat orang yang terus menerus menghantui pikirannya siang dan malam.     

Bibirnya terbuka sedikit, matanya melebar, dan tatapannya terpaku di pintu masuk.     

Kursi roda Jun Hang masuk perlahan, pintu tertutup secara otomatis, dan Jun Hang perlahan mendekat. Untuk sesaat, Jun Hang hanya menatapnya seperti itu, memperhatikannya berbalik badan, dan tanpa sadar membuka mulutnya untuk memanggil Leng Yunchen.     

Youyou terkejut, tetapi tidak ada ekspresi di wajahnya. Sedangkan jauh di lubuk hatinya——     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.