Perjanjian Dengan Rong Zhan (2)
Perjanjian Dengan Rong Zhan (2)
Setelah berganti pakaian, ia duduk di depan cermin rias dan berdandan sedikit. Namun, untuk sesaat, wanita cantik di cermin itu tampak lebih gembira. Jelas, auranya menunjukkan jika ia sedikit dingin, tetapi itu justru membuat orang lebih enggan untuk berhenti memuja.
Setelah Sang Xia selesai dengan riasannya, ia membakar aroma terapi di depan meja samping tempat tidur. Seketika, wangi melati afrodisiak (zat yang mampu meningkatkan gairah seksual) yang samar menguar di udara.
Ketika pintu kamar dibuka, seperti itulah pemandangannya.
Sosok sempurna seorang wanita, hanya mengenakan pakaian dalam yang seksi, dengan punggung menghadap pintu dan posisi tubuh yang sedikit membungkuk. Tak bisa dipungkiri, posisi itu membuat kakinya terlihat lebih ramping. Di beberapa titik tertentu, sosok itu semakin terlihat menggoda, ditambah dengan pinggang ramping yang membuat orang mendapatkan kenikmatan visual yang luar biasa.
Tampaknya, Sang Xia menyadari beberapa gerakan lain. Begitu menoleh ke belakang, ia melihat seekor raksasa menatapnya. Sosok itu tampak terlihat konyol. Seketika, ketakutan menyergapnya dan Sang Xia segera menyusut dan ingin berteriak, namun tak lama, langkah kaki Rong Zhan datang mendekat.
"Xiao To, kembali ke wilayahmu sendiri. Aku sudah --"
Sembari mengatakannya, Rong Zhan membelai kepala Xiao To. Hanya saja, begitu mendongak dan melihat penampilan Sang Xia, ia tidak mampu menyelesaikan kalimatnya...
Tiba-tiba semua kata seolah tersangkut di tenggorokannya.
Mata elangnya yang panjang dan sempit itu membelalak, dan wajah jahat yang indah itu tampak tercengang.
Sampai akhirnya, tiba-tiba saja Xiao To ingin melompat dengan tenang di tangan Rong Zhan. Saat itu juga Rong Zhan baru bereaksi keras. Kemudian ia menatap ke arah Xiao To dan berteriak, "Pergilah, cepat pergi, ini bukan tempat yang seharusnya kamu tinggali. Ada sesuatu yang harus kulakukan malam ini. Ada hal besar. Cepat keluar dari sini!"
Dengan sedikit menggeram, akhirnya Rong Zhan berhasil mengeluarkannya.
Setelah Rong Zhan membanting pintu, cakar Xiao To menggaruk pintu dari luar, dan ia terus mengaum di sana.
Sementara di dalam, Rong Zhan menatap wanita yang saat ini sedang berdiri di samping tempat tidur.
Cahaya kuning redup dan suasana yang ambigu itu memenuhi udara. Di atas karpet putih, sosok wanita bertelanjang kaki, hanya mengenakan pakaian dalam paling seksi dengan kain paling sedikit, memegang pinggang ramping di satu tangan, juga auranya yang lembut, dingin sekaligus menarik.
Ia adalah wanita yang paling Rong Zhan cintai.
Setelah tidak melakukan hubungan suami istri selama lebih dari setengah tahun, Rong Zhan dapat merasakan mulutnya yang kering dan seluruh tubuhnya panas, darahnya mendidih, dan setiap sel dalam tubuhnya berteriak dengan gila.
Kali ini, ia seperti serigala lapar yang sangat mendambakan seekor mangsa. Dalam proses berjalan ke arah Sang Xia, ia melepas dasinya dan melemparkannya begitu saja ke atas lantai. Kerahnya terbuka lebar dan memperlihatkan tulang selangkanya yang seksi.
Sang Xia harus mengatakan bahwa meskipun ini adalah malam pertama setelah akhir pantangnya, ia secara misterius khawatir dan takut ketika melihat ini.
Lagipula, sudah lama ia tidak melakukan ini. Anak mereka lahir melalui operasi caesar, sementara Rong Zhan selalu melakukannya dengan sangat kasar. Jadi, Sang Xia benar-benar takut jika ia tidak akan dapat menahannya.
Saat ini, harus diakui jika Sang Xia menyesal menggunakan aroma yang menggoda dalam bentuk apa pun.
Setiap sel di tubuh Rong Zhan sudah tersulut. Ketika mendekat, tubuhnya telah berubah. Bahkan kesombongannya membuat Sang Xia malu untuk menatap lurus ke arahnya meski hanya untuk beberapa saat.
Dalam perjalanan mendekat ke arah Sang Xia, rupanya Rong Zhan telah melepas bajunya.
Tak bisa dipungkiri, sosoknya tetap seksi dan kuat seperti biasanya.
Meskipun sekarang ia adalah seorang ayah, tapi setiap pagi ketika bangun, ia tetap melakukan push up dengan Xiao Ba Wanghua di pelukannya untuk melatih lengan. Tentu saja, itu sedikit menyenangkan bagi Rong Zhan.
"Sayang… Sayang…"
Tubuh panas Rong Zhan telah membungkuk dan bergumam dengan penuh semangat. Begitu ia mengikat pinggang Sang Xia, ia langsung mencium lehernya dengan gila.