Halo Suamiku!

Pemulihan Sang Xia dari Amnesia Wajah (2)



Pemulihan Sang Xia dari Amnesia Wajah (2)

1Tentu saja semua tikaman itu bisa membunuhnya.      

Ketika Sang Xia ingin melihat keadaan ayahnya, saat itu An Baisen baru saja keluar dari ruang operasi dan dipindahkan ke unit perawatan intensif. Ia masih belum sadarkan diri dan kondisinya sangat serius.     

Sang Xia hanya bisa menatap tubuh ayahnya yang lemah dan tidak sadarkan diri sambil terbaring di ranjang rumah sakit. Untuk sesaat, ia benar-benar tidak tahu bagaimana perasaannya saat ini.     

Tentu ia merasa sedih dan kasihan pada An Baisen.      

Tak bisa dipungkiri, keragu-raguan memang selalu merugikan orang lain dan diri sendiri.     

Meski orang-orang di pihak ayahnya melindunginya di sini, tetapi Rong Zhan mengatakan pada Sang Xia bahwa jika ia ingin ayahnya hidup, sebaiknya ia memerintahkan "orang-orang di sisinya" untuk ikut melindungi ayahnya.     

Jika tidak, pada saat kritis seperti ini, ketika hidupnya dipertaruhkan pada usianya, jika orang mengambil kesempatan untuk melakukan sesuatu, An Baisen pasti benar-benar tidak akan memiliki kekuatan untuk menentang bencana itu.     

Dan orang-orang di sisi Sang Xia yang dimaksud tidak diragukan lagi adalah orang-orang dari pihak Rong Zhan.     

Apa yang dikatakan Rong Zhan bukanlah sekedar kondisi permisalan, tetapi kondisi yang diperlukan. Ia hanya tidak ingin melihat tragedi itu terulang lagi dan tidak ingin istrinya bersedih.     

Sekarang, kondisi Sang Xia sedang memburuk.      

Ini sangat serius, padahal dua hari sudah berlalu setelah kecelakaan itu.     

Sebenarnya Sang Xia tahu jika hari itu seharusnya ia tidak datang.      

Namun, ia tetap pergi menjenguk ayahnya seperti biasa dua hari kemudian. Selalu ada banyak orang di sekitarnya, tetapi setelah kecelakaan itu, hingga sekarang, ada lebih banyak orang yang menjaganya, entah dua atau tiga.     

Dalam perjalanan menuju bangsal ayahnya, Sang Xia berjalan di koridor putih bersih rumah sakit. Entah apa yang terjadi, pikirannya tiba-tiba seperti menggoyahkan bayangan dan wajahnya. Yang muncul di benaknya adalah peristiwa berdarah dan kekerasan di dermaga hari itu.     

Bayangan itu menjadi mengerikan dan terdistorsi, termasuk wajah ayahnya. Tampaknya ada ilusi di benaknya yang menunjukkan Harlan menikam ayahnya dengan pisau.     

Adegan berdarah itu berhasil memancingnya dan wajah yang tak terhitung jumlahnya muncul secara berasamaan di benaknya dengan kacau. Saat ini, Sang Xia berdiri di koridor dengan wajah pucat dan pusing, bahkan ia seperti tidak bisa berdiri sama sekali.     

Sontak, rasa frustrasi dan panik yang sangat besar datang dan memenuhi sekujur tubuhnya. Tiba-tiba, entah bayangan apa yang muncul di benaknya, rasa sakit yang tajam di otaknya kali ini membuat mata Sang Xia seketika menggelap dan ia tiba-tiba pingsan!     

Dengan sigap, orang-orang yang mengikutinya dalam kegelapan segera menanganinya dengan cepat.     

 **     

"Lihat, ini adalah bagian dari cord gyrus di otaknya yang sangat penting. Ini adalah bagian dari lobus temporal otak, yang bertanggung jawab untuk membedakan apakah objek yang dilihat adalah wajah. Demikian pula, superior sulkus temporal dapat merespon perubahan ekspresi dan sudut visual pengamat.     

Ada gumpalan darah bayangan setelah cedera ini. Awalnya, aku pikir tidak mungkin untuk mengontrol saraf yang tertekan, tetapi sekarang aku harus menanganinya. Darah yang membeku di otaknya semakin besar dan besar, yang secara serius akan merusak lobus temporalnya secara permanen."     

Saat ini, Sang Xia belum sadarkan diri. Sementara Jun Hang memberi Rong Zhan pernyataan sederhana dengan daftar CT yang diambil dari kepala Sang Xia.     

Kali ini, satu tangan Rong Zhan hanya bisa menjambak rambut hitamnya dengan ganas sambil menundukkan kepalanya. Tentu saja ia sangat khawatir dengan kondisi Sang Xia saat ini. Akhirnya, ia duduk di sofa dan minum sebotol air untuk menenangkan diri. Kemudian ia berkata, "Kak, sebelumnya aku tidak peduli jika dia harus mengalami amnesia wajah sepanjang hidupnya karena aku tidak ingin dia mengambil risiko. Ada risiko dalam operasi itu. Aku tidak mampu menanggungnya."     

Saat Jun Hang melihat penampilan Rong Zhan, matanya sedikit berat dan ia berkata dengan lemah, "Tapi sekarang kamu tidak punya pilihan. Dia harus melakukannya, bukan? Jika tidak, kamu akan hidup dalam masalah lain disertai dengan rasa sakit secara terus menerus. Semua ini harus terjadi dalam hidupmu."     

Rong Zhan terdiam beberapa saat, dan akhirnya menarik sudut bibirnya tanpa daya——     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.