Su Xun Merasa Rendah Diri (1)
Su Xun Merasa Rendah Diri (1)
Di dalam villa Rong Zhan masih sangat sibuk. Generasi yang lebih tua selalu memiliki topik pembicaraan yang tak ada habisnya dan mereka masih belum juga pergi.
Sementara di sana, Su Xun keluar dengan kursi rodanya. Saat ini, meskipun ia jauh lebih baik dari sebelumnya, tapi tubuhnya masih sangat kurus.
Apalagi hari ini, meskipun ia bahagia bisa berkumpul dengan mereka semua, tetapi tak bisa dipungkiri, ia juga merasa sangat lelah.
Kali ini, ia berencana membiarkan kursi roda otomatis membawanya berjalan-jalan, mencari tempat di mana tidak ada orang di sana agar ia bisa beristirahat.
Ketika Su Xun keluar dari pintu dengan kursi roda, sepertinya tidak ada yang menyadarinya, kecuali Ye Zi yang menatap punggungnya yang lemah selama beberapa saat, sebelum akhirnya perlahan melangkahkan kakinya.
Bahkan Su Xun tidak menyadari pergerakannya.
Tak berselang lama, Su Xun telah berada di luar sendirian dan berhenti di depan sebuah air mancur.
Cahaya bulan yang dingin menyorot turun, menyinari sosoknya yang terlihat sangat tenang.
Di sana, Su Xun menundukkan kepalanya seperti sedang melihat lengannya.
Dari belakang, Ye Zi tidak bisa melihat apa yang ia lakukan. Ia baru bisa melihat dengan jelas ketika mendekat perlahan dengan mantel di bahunya.
Adegan itu membuatnya sedikit terpana seketika.
Malam itu, Su Xun mengenakan sweater tipis, berlengan panjang yang menutupi tangannya. Sulit bagi siapapun untuk melihat lengannya yang kurus karena ia menutupinya dengan sangat baik.
Hanya saja saat ini, ada satu orang yang bisa melihatnya tepat ketika Su Xun menundukkan kepala untuk menyingkap lengan itu.
Detik itu juga, Ye Zi bisa melihat pergelangan tangan Su Xun diikat dengan garis tipis berwarna merah.
Begitu Ye Zi melihatnya, matanya melebar, dan bulu matanya berkedip beberapa kali. .
Yang bisa ia lakukan sekarang hanyalah menahan napas.
Tak pelak lagi, garis merah itu memiliki latar belakang yang kuat.
Saat masih kecil, ia yang mengikatnya pada Su Xun.
Tidak ada benda seperti itu di Roma. Itu disebut benang merah. Benda itu dibawakan oleh Ye Zi dari negara Cina ketika ia masih kecil. Filosofi dibaliknya mengatakan, jika kamu mengikatnya pada seseorang yang kamu sukai, maka orang itu juga akan menyukaimu, dan kalian berdua akan bersama.
Saat itu, ia adalah seorang gadis kecil yang naif dan bodoh. Begitu mendengarnya, ia merasa sangat senang dan bersemangat.
Tampaknya ia benar-benar percaya bahwa jika ia mengenakannya pada orang yang ia sukai, orang itu akan menjadi milinya.
Jadi saat itu, Ye Zi mengikatnya pada Su Xun saat ia tidur. Kemudian, ketika Su Xun bangun, Ye Zi tidak memberitahunya apa itu. Dengan ragu-ragu, ia hanya mengatakan jika tali itu akan membawa kebaikan.
Tapi suatu ketika, saat ia sedang bermain bersama dengan Su Li, ia bertengkar dengan Su Xun, dan tanpa sengaja melepaskannya.
Karena Su Xun marah saat itu, ia menarik benang merah itu dari pergelangan tangannya dan melemparkannya ke kolam renang dan tidak mengambilnya lagi.
Tentu saja Ye Zi sangat sedih dan menangis tersedu-sedu.
Bahkan ia pergi ke kolam renang itu dari siang hingga sore, dari sore hingga malam.
Awalnya, Su Xun tidak peduli padanya, tetapi kemudian ia tidak tahan lagi. Ia melarang Ye Zi untuk turun dan langsung berenang masuk sendiri. Saat itu, Su Xun bertelanjang kaki di malam hari sambil memegang senter di tangannya. Ia tidak berani membuat gelombang terlalu besar karena takut talinya hanyut terbawa arus.
Akhirnya, tali itu berhasil ditemukan tepat di tengah malam.
Lalu, Su Xun membujuk Ye Zi untuk tidak menangis lagi dan memintanya untuk memasangnya lagi. Saat itulah Ye Zi baru merasa puas.
Tapi Su Xun demam selama tiga hari setelahnya.
Setiap kali melihat Ye Zi, ia akan selalu mengatakan jika gadis itu adalah musuh bebuyutannya.
Dan sekarang, ketika Ye Zi melihat Su Xun masih memakai benang merah itu, hatinya menegang.
Waktu telah berlalu sangat lama——