Halo Suamiku!

Akhir Dari Keduanya (2) 



Akhir Dari Keduanya (2) 

0Dia juga ingin memahami satu hal.     

An Yan baik padanya, sementara dirinya sendiri juga menerima semua kebaikan itu dengan harapan yang baik, tetapi dia tahu bahwa itu sama sekali bukan cinta.     

Dia tidak bisa bersama An Yan hanya karena ini. Ini egois jika dia terus mempertahankannya hanya untuk menghibur hatinya.     

Setelah apa yang terjadi, dia masih tidak ingin memikirkan cinta.     

Dia ingin sendirian.     

Sekarang, atau mungkin selamanya.      

Dia benar-benar lelah.     

Lelah fisik dan mental. Dia hanya ingin meletakkan semuanya dan berfokus pada pekerjaan penelitiannya sendiri.     

An Yan hanya menatapnya dan warna samar muncul di matanya.     

Ye Zi tidak memberitahunya apa yang terjadi padanya. Dia hanya mengatakan pada An Yan bahwa dia tidak ingin memulai hubungan baru.     

Jika bisa, mereka hanya akan menjadi teman biasa.     

Dan tidak bisa memiliki hubungan apapun dengan An Yan.      

Satu-satunya hal yang bisa An Yan lakukan adalah menunggu, menunggunya.     

Menunggu Ye Zi berubah pikiran.     

"Ye Zi, sulit untuk bertemu dengan orang yang tepat. Tidak peduli apapun, aku akan menunggumu sepanjang waktu."     

Sulit bagi An Yan untuk membayangkan apa yang terjadi pada Ye Zi, yang membuatnya tampak seperti orang yang berbeda setelah menghilang selama beberapa hari.     

Setelah mendengar penuturan An Yan, Ye Zi sedikit menarik senyum.     

"An Yan, aku juga ingin menikah suatu hari nanti, tapi bukan karena usia, bukan karena pengawasan keluarga, bukan karena kondisi pihak lain yang sangat baik, bukan karena... kesepian, dan ingin mencari seseorang yang bisa kunikahi untuk menemani."     

Saat mengatakannya, matanya tampak lembut dan jernih, "Tetapi karena aku mencintai seseorang."     

"Jika aku tidak menemukan orang itu, aku akan melajang sepanjang hidup."     

Selama masih muda, aku akan mengembara ke seluruh dunia, dan begitu aku memasuki usia tua, aku hanya akan memetik buah dari apa yang sudah kutanam.      

Ya, begitulah.      

An Yan menatapnya. Saat ini, dia menatap mata Ye Zi yang jernih dan lembut, dan tidak bisa berbicara lagi.     

Tidak peduli seberapa pahit yang harus dia terima, tapi dia hanya bisa berkata perlahan, "Oke, aku menghargai pemikiranmu."     

Ketika An Yan berbalik dan hendak pergi, Ye Zi menatap ke punggungnya. Entah apa yang dia pikirkan, tiba-tiba dia menghentikannya, "An Yan!"     

Langkah An Yah terhenti seketika.      

Tanpa disangka, Ye Zi menanyakan sesuatu yang sama sekali tidak An Yan duga, "...An Yan, saat di rumahmu malam itu... apa kamu mengangkat panggilan di ponselku saat aku sedang mandi...?"      

Meskipun Ye Zi tidak melihat riwayat panggilan di ponselnya hari itu.      

Begitu mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut Ye Zi, tubuh An Yan menegang di tempat.      

Lalu dia perlahan berbalik, menatapnya, daln perlahan berkata, "Maaf, maafkan aku."     

Ye Zi hanya terdiam, "..."      

Setelah mendengar ini, tampaknya Ye Zi mengerti segalanya.      

Hari itu.      

Mungkin saat itu, Su Xun menelepon dirinya...      

Malam itu, Su Xun mengira dia memiliki... hubungan dengan An Yan.     

Mendapati fakta itu, Ye Zi hanya bisa mengatupkan bibirnya dengan perasaan pahit.      

 **     

Su Xun tidak menyangka akan bertemu Ye Zi secepat ini.     

Saat itu, Su Li memiliki sesuatu untuk dilakukan, dan dia harus pergi untuk sementara. Sementara Su Xun tidak memintanya untuk mengantarnya ke atas, jadi dia sendirian di luar untuk sementara waktu, tetapi kemudian dia tiba-tiba ingin pergi ke toilet.     

Ketika dia menggeser kursi rodanya ke belakang, sangat sulit baginya untuk menanjak. Setelah dua kali percobaan, dia masih tidak bisa bergerak dan keringat telah membanjiri dahinya.     

Dia tidak memiliki banyak kekuatan sekarang.     

Semua usahanya hanya akan sia-sia jika dia terus mencoba untuk menanjak lagi. Atau bisa saja dia justru akan meluncur ke bawah.     

Namun, ketika dia mengira usahanya telah gagal lagi, tiba-tiba sebuah kekuatan di belakangnya mendorong kursi roda itu ke atas.     

Ketika ia ingin mengucapkan terima kasih, tetapi begitu mendongak ke atas, dia melihat Ye Zi di belakangnya.     

Seketika tenggorokannya terasa tersumbat--      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.