Rong Zhan yang Kejam (1)
Rong Zhan yang Kejam (1)
Sial.
Tidak mungkin, kan?
Tanpa sadar Sang Xia melangkah mundur. Benar saja, pintu terbuka pada detik berikutnya. Dan saat itu juga, Sang Xia melihat wajah jahat Rong Zhan yang tampak garang.
Begitu Rong Zhan membuka pintu kamar mandi, ia melihat Sang Xia berdiri di sana dengan handuk melilit tubuhnya dan tidak sedang mandi. Wanita itu hanya berdiri di sana dengan ekspresi khawatir. Tentu saja, Rong Zhan merasa sangat aneh meski ia tidak mengatakannya.
Ada apa dengan Sang Xia sebenarnya?
Sementara Sang Xia yang melihat Rong Zhan datang selangkah demi selangkah, tangannya memegang handuk mandi dengan lebih erat,. Ia ingin mengatakan sesuatu, tapi suaranya seolah tercekat di tenggorokan. Yang bisa ia lakukan sekarang hanyalah menundukkan kepala, lalu berbalik untuk kembali melanjutkan mandinya.
Karena ia tahu, hidupnya pasti akan selesai begitu ia keluar.
Namun baru berjalan dua langkah, kekuatan yang tak ada tandingannya tiba-tiba mengikat pinggangnya. Sontak, ia berseru dan langsung jatuh ke dalam pelukan Rong Zhan.
Di sana, Rong Zhan menundukkan kepala sambil mengangkat dagu Sang Xia. Mata sipitnya yang panjang menatap lurus ke arah Sang Xia, "Katakan padaku, ada apa denganmu?"
Sang Xia sangat gugup. Kali ini, ia mencengkram handuk mandi dengan erat, menggigit bibir bawahnya hingga darah hampir meluncur keluar. Sungguh, ia tidak tahu apa yang harus dikatakan.
Sementara itu, saat Rong Zhan melihat kegugupan di wajah Sang Xia, juga bagaimana Sang Xia melindungi dadanya dengan erat, kelopak matanya sedikit terangkat. Namun, detik berikutnya, tiba-tiba ia menarik handuk mandinya -!
"Ah...! Hei, Rong Zhan, apa yang kamu lakukan?"
"Hah? Apa yang aku lakukan? Apa kamu masih perlu menanyakannya? Apa lagi yang belum pernah kulihat darimu. Aku tahu segalanya tentangmu lebih baik daripada dirimu sendiri. Kamu telah melahirkan anak dari darah dagingku. Jadi, kenapa kamu masih menghindar dariku?" Setelah selesai mengatakannya, Rong Zhan telah bergerak untuk menarik kedua tangan Sang Xia yang sengaja menghalangi di depan dadanya.
Kali ini, Sang Xia merasa sangat teraniaya.
Namun, kekuatan Rong Zhan begitu besar sehingga ia bisa dengan mudah memisahkan tangannya yang melindungi dada. Terlihat nyala api yang berkobar di mata Rong Zhan. dan sejujurnya, Sang Xia tidak tahu apa yang menyebabkan kobaran itu.
Punggung Sang Xia terpaksa bersandar ke dinding yang dingin. Saat ini, ia tidak bisa menyentuh satu inci pun di tubuhnya. Posisi pergelangan tangannya yang dipegang secara terpisah oleh Rong Zhan membuatnya hanya bisa berdiri pasrah.
Ia malu dan kesal. Namun nyatanya ia tidak melihat mata Rong Zhan yang telah memanas. Sang Xia hanya bisa menggigit bibirnya dengan perasaan campur aduk.
Detik berikutnya, Rong Zhan tiba-tiba mengendurkan kekuatannya, mengambil salah satu lengannya, dan langsung menariknya ke dalam pelukan. Suaranya tak setajam sebelumnya, dan justru jauh lebih lembut, "Jangan bersandar ke dinding, bersandarlah ke pelukanku."
Tubuh Sang Xia yang halus kali ini sepenuhnya dipeluk oleh Rong Zhan tanpa apa-apa yang menghalangi.
Lalu, Rong Zhan membelai punggungnya yang dingin dengan tangannya yang besar dan menghangatkannya.
Sang Xia tidak tahu bagaimana harus menjelaskan perasaannya. Singkatnya, ini sangat rumit.
Tidak peduli seberapa dekat ia dengan Rong Zhan, yang pasti, apa yang terekam dalam benaknya hanyalah saat pertama kali mereka berada di sebuah hotel. Saat itu, Rong Zhan secara paksa menyentuh dirinya dengan kasar dan biadab.
Namun.
Sang Xia tidak menyangka Rong Zhan akan mengatakan kalimat seperti itu sekarang.
Setelahnya, Rong Zhan kembali membuka suaranya perlahan, "Sayang, mengakulah padaku. Kamu telah kehilangan ingatanmu, kan?"
Begitu pertanyaan itu terlontar, Rong Zhan merasa dirinya… bodoh, linglung, dan stagnan.
Sementara Sang Xia merasa benar-benar konyol saat mendengarnya.
Namun karena ia sedang sepenuhnya dipeluk oleh Rong Zhan, jadi ia tidak bisa melihat bagaimana ekspresinya saat ini.
Dan ketika Rong Zhan mendapati Sang Xia tidak mengatakan apa-apa, ia menganggap jika pertanyaan itu telah mendapatkan kebenarannya.
Tiba-tiba, sesuatu yang begitu tajam seolah menusuk tepat di hatinya. Rasa sakit itu membuatnya tak berdaya. Padahal, orang-orangnya telah mengerahkan semua kekuatan untuk menyelamatkan Sang Xia. Dan sekarang, dengan kuat ia menarik tubuh Sang Xia——