Terkejut, Rong Zhan Baru Mengetahui Tentang Bayi Kembarnya (2)
Terkejut, Rong Zhan Baru Mengetahui Tentang Bayi Kembarnya (2)
Kekasihnya adalah yang terbaik untuknya dan tidak ada yang bisa menggantikannya.
...
Setelah makan, Sang Xia pergi istirahat. Sedangkan Rong Zhan berencana membawanya untuk memeriksakan kehamilannya.
Sebelumnya dokter datang untuk melihat, sekedar untuk melihat kondisi fisik ibu hamil, apakah kehamilannya normal atau tidak karena terlalu banyak melewatkan janji pemeriksaan selama dua atau tiga bulan ini.
Dan sekarang sudah bisa diperkirakan jenis kelamin anak di dalam perut kekasihnya, apakah laki-laki atau perempuan.
Sejujurnya, Rong Zhan lebih suka perempuan. Seperti kekasihnya, dia memiliki aura yang tegas di luar namun memiliki hati yang lembut di dalam. Rong Zhan pasti akan melindungi dan memanjakan mereka di rumah.
Saat ini.
Seorang tamu tiba-tiba datang.
Dan tamu itu bukan orang asing bagi keduanya. .
Karena Bo Yi lah yang datang.
"Bos, aku akan memepersilahkannya masuk sekarang." Cheng Donglin mengatakannya dengan ragu-ragu sembari menatap ke arah bosnya.
Wajah Rong Zhan sedikit mengerut, "Tidak perlu. Aku akan keluar untuk menemuinya."
Setelah mengatakannya, Rong Zhan memakai mantelnya dan berjalan keluar.
Bo Yi masih berada di dalam mobil. Begitu Rong Zhan keluar, dia langsung membuka pintu dan masuk ke mobilnya. Tentu saja Bo Yi tercengang karena Rong Zhan tidak membiarkan dirinya masuk ke rumah.
Pada titik ini, suasana hatinya sedikit memburuk.
"Kenapa aku tidak bisa masuk dan duduk di dalam rumahmu?" Bo Yi juga duduk di belakang, matanya tampak acuh tak acuh namun dengan sedikit bermakna menatap ke arah Rong Zhan.
Sedangkan Rong Zhan menjawab ringan dengan memberikan alasan yang sangat nyata, "Kekasihku sedang tidur, aku takut kamu akan mengganggu istirahatnya."
Artinya sama dengan: aku tidak ingin dia melihatmu.
Tatapan Bo Yi sedikit menunjukkan pemahaman dan berkata dengan suara yang dalam, "Aku di sini untuk mengucapkan selamat tinggal. Aku akan meninggalkan Roma sebentar. Mungkin ketika kembali lagi, aku dapat melihat bayimu dalam pelukanmu."
Begitu Rong Zhan mendengar ini, dia tidak bisa tidak memikirkan bayangan bayinya yang sedang digendong. Di matanya yang selalu lepas dan tanpa hambatan, kelembutan muncul dalam sekejap.
Lalu dia menarik sudut bibirnya, "Kamu akan melihatnya."
Suasana hati Rong Zhan lebih baik saat membicarakan tentang anak itu. Namun, ketika dia ingat bahwa dirinya memukul Bo Yi sebelumnya, matanya membeku dan dia berkata, "Aku minta maaf tentang tinju itu sebelumnya. Terima kasih telah menyelamatkannya."
Wajah Bo Yi tidak menunjukkan ekspresi apa-apa, juga tidak menjawab kata-katanya, hanya bertanya, "Sekarang pembunuhnya sudah tertangkap?"
Rong Zhan menganggukkan kepalanya sedikit.
"Itu bagus. Bagaimana keadaan Sang Xia sekarang?"
Saat Rong Zhan mendengarkan kata-kata, semakin dia mendengarkan, semakin dia merasa cemburu.
Tentu saja, Bo Yi datang ke sini hanya untuk Sang Xia. Dia ingin menemuinya sebelum pergi? Apakah tidak apa-apa baginya untuk membiarkan Sang Xia menemuinya?
Tapi ini adalah kekasihnya, lalu apa hubungannya dengan Bo Yi?
Kecemburuan dan sifat posesif Rong Zhan memang begitu kuat. Bo Yi selalu bertanya tentang Sang Xia, yang pasti itu membuatnya tidak nyaman.
Dia hampir menolaknya, tetapi saat ini, Rong Zhan tidak tahu apa yang dia pikirkan, mata sipitnya sangat dalam bersinar dengan cahaya yang redup, dan mulutnya seakan berkata dengan santai, "Jangan khawatir, dia sangat baik. Kondisinya jauh lebih baik. Meskipun dia belum sembuh total, tapi itu sudah luar biasa. Dokter mengatakan bahwa dalam kurun waktu tertentu, mungkin akan ada wajah yang akan tetap ada di benaknya dan tidak bisa dihapus."
Saat mengatakannya, sudut bibir Rong Zhan tertarik dengan begitu sombong, mulutnya juga sengaja berkata, "Aku tidak menyangka, dia benar-benar berada dalam situasi seperti ini, dan aku, orang yang selalu ada dalam dunianya, hanya satu-satunya yang bisa tinggal dalam pikirannya, dan dia tidak bisa menghapusnya dalam ingatannya."
Bo Yi seperti kehilangan kata-katanya, "...."