Halo Suamiku!

Penampilan Berbahaya Si Pembunuh Di Jalan! 



Penampilan Berbahaya Si Pembunuh Di Jalan! 

0"Oh, ya, aku bisa mengenalimu."      

Sang Xia mengatakannya dengan sengaja, seolah-olah efek penyakit yang ada padanya perlahan-lahan berkurang.     

Sementara itu, Rong Zhan dengan penuh kasih sayang mencium keningnya dan menggandeng tangannya untuk pergi.     

"Aku akan pergi ke suatu tempat. Kamu mau pulang dulu atau ikut denganku?" Rong Zhan bertanya padanya.     

"Ikut denganmu saja."     

Dengan Rong Zhan, dia merasa aman, dan sekarang saatnya melatih kemampuannya mengenali wajah orang.     

Rong Zhan mengangguk dan langsung membawanya pergi.      

Sang Xia tidak ikut pergi ke garasi, dia hanya keluar untuk menunggu. Saat ini, dia berdiri di tepi jalan untuk melihat orang-orang datang dan pergi. Dia tidak melakukan itu untuk waktu yang lama, karena dia selalu merasa tidak nyaman sebelumnya. Tampaknya semua orang yang datang dan pergi terlihat sama, tetapi sekarang dia akan melatih otaknya.     

Dan dia akan membuat dirinya merasa santai terlebih dahulu.      

Ketika mendongak ke atas, dia melihat orang-orang datang dan pergi, pria, wanita, orang tua, anak-anak, pengemudi dan pengendara sepeda. Sepertinya pikirannya tiba-tiba kosong dan kabur, yang membuatnya sedikit tidak stabil. Dia menopang kepalanya dengan satu tangan, mengerutkan kening, dan menutup matanya.     

Ketika dia menarik napas dalam-dalam dan membuka matanya lagi, wajah orang-orang di sekitarnya sepertinya telah merangsek masuk ke matanya satu per satu, tetapi waktu yang tersisa terlalu singkat.     

Namun, saat ini.     

Sang Xia melihat seorang pria di jalan yang juga melihat ke arah dirinya. Banyak pejalan kaki di jalan yang memandangnya, tetapi hanya mata orang itu yang sama sekali tidak beralih.     

Mata itu tampak gelap, melankolis, dan dalam.     

Tangan Sang Xia langsung menggenggam sangat erat. Dia berdiri diam dan tidak bisa bergerak. Kali ini, dia hanya melihat pria itu. Apa yang dilihatnya mungkin wajah aslinya, tapi dia tidak bisa mengingatnya. Wajah itu seperti orang asing.     

Namun, orang itu, sembari mengikuti arus orang, selangkah demi selangkah menuju padanya.     

Pria itu tinggi dan kurus, memakai topi baseball rendah. Tapi entah kenapa, Sang Xia selalu merasa sosok ini tidak asing lagi.     

Dan dengan kedatangannya, selama masa itu, matanya tidak beralih darinya.     

Terlebih lagi, pria itu tiba-tiba berjalan lebih cepat dan lebih cepat lagi di tengah kerumunan.     

Nafas Sang Xia tiba-tiba tertahan dan hampir satu langkah tanpa sadar dia mundur ke belakang, dan kemudian dia langsung berbalik, namun pria itu juga dengan cepat berjalan ke depan, dan terus-menerus melampaui yang lain. Saat ini, otak Sang Xia tampak kosong, seolah-olah dia tidak aman di mana pun.     

Kepalan tangan Sang Xia semakin erat dan dia segera mengeluarkan ponselnya untuk menelepon Rong Zhan, tetapi orang di belakangnya tampaknya mengejar dirinya lebih cepat dan lebih cepat lagi. Pada akhirnya, Sang Xia tidak berani menoleh ke belakang. Dia melarikan diri dengan tergesa-gesa dan menabrak banyak orang. Semua yang ada di sana hanya menatapnya dengan aneh.     

Dia tidak peduli untuk meminta maaf. Yang ada dipikirannya sekarang hanya tidak ingin tertangkap. Perasaan putus asa dan ketakutan itu kembali, ya, orang itu pasti dia, dia muncul.     

Sepertinya ada suara berlari mengejarnya. Mau tak mau, Sang Xia juga berlari, tetapi tiba-tiba, bahunya tersangkut oleh tenaga yang kuat.     

"Aaahhh--!"      

Sang Xia berteriak dan dengan cepat berbalik untuk melepaskan bahunya yang tertahan. Wajahnya pucat dan napasnya sangat pendek.     

"Sayang, Sayang, ini aku. Ada apa?"      

Begitu Rong Zhan datang, dia melihat Sang Xia seperti sedang melihat pria yang mengerikan. Dia berlari dengan cepat dan menabrak orang-orang sepanjang jalan. Segera, dia merasa ada sesuatu yang tidak begitu baik terjadi.     

Jadi tanpa membuang waktu, dia segera mengejarnya.      

Begitu Sang Xia menoleh ke belakang, dia melihat pakaian yang sudah dikenalnya, rambut hitamnya yang agak berantakan, juga plester di dahinya... Dia bisa mendengar suara akrab Rong Zhan... Akhirnya, Sang Xia tidak bisa menahan diri untuk tidak menabrakkan dirinya ke dalam pelukan Rong Zha. Lalu, dia berkata dengan nafas pendek-pendek, "Rong Zhan, Rong Zhan, aku melihatnya, aku melihat pria itu..."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.