Istri yang Sangat Dimanjakan: Nona Muda Kelima Dokter Ilahi

Paman



Paman

1Sima You Yue tidak tahu tentang benda-benda tersebut, dan terus membawa rombongannya berjalan-jalan ke toko-toko yang menjual artefak neraka. Sesuai dugaan, toko-toko itu tidak menjual Artefak Spasial Ilahi.     

Artefak Spasial Ilahi terlalu langka. Tidak peduli siapa yang memilikinya, mereka tidak mungkin memberi tahu orang lain. Seperti Pagoda Roh, hanya segelintir orang yang mengetahuinya.     

Mereka berjalan-jalan sampai malam, sampai ia membawa rombongannya pulang ke penginapan. Sebelum ia masuk, ia melihat para pengawal berdiri di luar memperhatikannya dengan gelisah.     

"Nona Muda, akhirnya kau pulang," kata Murong Lin dengan cemas setelah keluar dari dalam penginapan dan melihat Sima You Yue.     

"Paman Lin, ada apa?" tanya Sima You Yue.     

"Nona Muda, Utusan datang ke sini."     

"Utusan?" Sima You Yue mengerjap dengan bingung. "Siapa itu? Kenapa dia membuatmu ketakutan seperti ini?"     

Murong Lin baru ingat kalau Sima You Yue tidak tahu tentang hal tersebut, jadi ia menjelaskan, "Utusan itu kakak laki-laki ibumu. Dia pamanmu. Dia utusan penting."     

"Pamanku? Apa yang dia lakukan di sini?" tanya Sima You Yue dengan bingung.     

Sima You Yue baru saja membicarakan pamannya tadi pagi, ternyata malamnya pamannya langsung muncul. Tidak mungkin pamannya datang untuk membongkar kebohongannya, kan?     

"Tuan Utusan bilang dia kebetulan ada urusan di Kota Agung Yu dan tahu kalau kau datang ke sini, jadi dia memutuskan untuk datang dan menemuimu."     

Sima You Yue mengerucutkan bibirnya. Alasan pamannya tahu kalau ia ada di situ tidak mungkin karena ia menyebutkan nama pamannya tadi pagi, kan?     

"Bukannya Ayah bilang Paman tidak pernah bertemu dengan kami sejak Ibu meninggal? Kenapa dia datang sekarang? Aku tidak mengerti." Sima You Yue memanyunkan bibirnya.     

"Bagaimanapun juga, kau harus cepat masuk," jawab Murong Lin. "Ayahmu tidak akan bisa bertahan lebih lama lagi."     

"Ayah takut pada Paman?"     

"Toh, dia itu abang istrinya, kan?" Murong Lin tersenyum. "Cepatlah masuk."     

"Kalau begitu, aku masuk dahulu untuk menyelamatkan Ayah." Sima You Yue mengangguk, lalu berjalan masuk ke dalam penginapan dengan langkah-langkah panjang.     

Ketika ia pergi ke pelataran kecil di belakang, ia melihat beberapa wajah yang mirip. Mungkin mereka para pengawal Utusan.     

Ia masuk ke dalam penginapan, lalu melihat Murong Hui duduk di kursi utama dengan seorang lelaki berjubah hitam dan lelaki berpakaian merah muda yang duduk di sebelah kiri dan kanan Murong Hui.     

"Ayah." Sima You Yue membungkuk pada Murong Hui, lalu berdiri di tempat, menatap kedua orang asing tersebut.     

"Xi'er, kenapa kau tidak menyapa pamanmu?" tanya si lelaki yang berpakaian merah muda.     

Sima You Yue menatap lelaki yang berpakaian merah muda, lalu membungkuk pada lelaki yang berpakaian hitam, menyapa lelaki yang berpakaian hitam sebagai pamannya.     

"Bukannya kau tidak pernah bertemu dengannya sebelumnya? Bagaimana dia bisa tahu kalau kau pamannya?" tanya si lelaki berpakaian merah muda.     

"Tanya saja dia," kata Yu Xi.     

Si lelaki berpakaian merah muda menatap Sima You Yue seolah-olah ia sudah ditipu, menunggu jawaban Sima You Yue.     

Sima You Yue mengangkat alis untuk menanggapi. "Ayahku sangat tampan dan ibuku sangat lembut. Tidak mungkin Ibu punya abang yang mencolok sepertimu."     

"Pfft …. Menurutmu aku mencolok?" Si lelaki berpakaian merah muda bangkit berdiri dari tempat duduknya, agak marah mendengar kata-kata Sima You Yue.     

"Kau pakai bedak dan pakaian warna merah muda. Kalau tidak mencolok, lalu apa namanya?" tanya Sima You Yue dengan sangat jujur.     

"Kau, kau … bagaimana mungkin pakai pakaian merah muda itu mencolok namanya? Itu namanya awet muda!'     

Sima You Yue melirik lelaki yang berpakaian merah muda. "Memang mencolok."     

Ini kali pertama ada orang yang mengatai Yu Xi mencolok, dan si lelaki berbaju hitam merasa penilaian itu cukup tepat. Ia mengangguk setuju. "Penjelasanmu pas juga. Kau memang cukup cerdas, bisa menilai orang dengan tepat."     

"Terima kasih, Paman, atas pujianmu yang tinggi." Sima You Yue tersenyum pada Yu Xi. "Paman, aku penasaran, kenapa kau datang ke sini hari ini? Apa kau datang untuk bernostalgia dengan Ayah?"     

"Tidak ada masa lalu yang perlu kubicarakan dengan ayahmu." Yu Xi menatap Sima You Yue. "Aku juga ada di toko artefak neraka waktu kudengar kau bilang aku memberimu Kartu Naga Kristal? Aku jarang datang ke sini, jadi aku penasaran dan mau tanya kapan itu terjadi. Aku tidak ingat pernah memberinya padamu."     

"Uhuk, uhuk, uhuk." Sima You Yue diam-diam bergumam kalau Yu Xi benar-benar datang gara-gara perkara itu. Namun, ia tidak menyangka kalau Yu Xi ternyata mendengarnya.     

"Mm?" Yu Xi perlahan-lahan mencondongkan tubuh ke depan, memperhatikannya.     

Ia melihat ke sekeliling, tetapi ia tidak menjawab pertanyaan Yu Xi. Sebaliknya, ia berkata, "Karena Paman ada di sana, kenapa Paman tidak datang dan membantuku! Tuan Muda Klan He itu sudah keterlaluan!"     

"Kau bukan aku, jadi bagaimana kau bisa tahu kalau aku tidak membantumu?" tanya Yu Xi menanggapi.     

"Eh? Paman, memangnya apa yang kau lakukan?" Mendengar perkataan Yu Xi, Sima You Yue tahu kalau telah terjadi sesuatu.     

"Tidak banyak, pamanmu ini hanya memukuli orang bernama He Xu itu, dan mungkin mematahkan beberapa tulang dan tungkainya," ucap si lelaki berpakaian merah muda.     

"Halo Paman, kau siapa?" tanya Sima You Yue.     

"Aku? Namaku Lang Yu. Seperti pamanmu, aku juga seorang utusan." Lang Yu memperkenalkan diri. "Kau bisa panggil aku Paman Lang."     

"Paman Lang …." Sima You Yue memanyunkan bibirnya. Tidak hanya berpakaian mencolok, nama Lang Yu pun feminin.     

"Xi'er, ada orang yang mengganggumu?" tanya Murong Hui.     

"Bukan masalah besar. He Xu hanya mau merebut pedang yang mau Fang Ying Han beli, tetapi kurebut lagi dengan uangku. Akhirnya, He Xu-lah yang menerima akibatnya, bukan aku. Jangan khawatir!" Sima You Yue berjalan mendekat dan berdiri di samping Murong Hui, memegang bahu Murong Hui.     

"Benarkah?"     

"Tentu saja. Kapan aku pernah bohong padamu?"     

"Belum tentu," kata Lang Yu. "Kedudukan Klan He cukup kuat di Kota Agung Yu. Karena kau sudah melawan mereka, mereka pasti akan cari masalah denganmu di sini!"     

"Bukannya Paman sudah membantuku membereskan masalah ini?" Sima You Yue tersenyum penuh terima kasih pada Yu Xi. "Karena Paman sudah turun tangan, seharusnya sudah tidak ada masalah."     

"Kau yakin sekali padanya!" Lang Yu mencibir.     

"Tentu saja, toh, dia kan pamanku." Sima You Yue percaya pada kekuatan Yu Xi. Kalau tidak, Murong Lin dan yang lainnya tidak akan segelisah tadi.     

Mendengar perkataan Sima You Yue, Yu Xi mengerutkan bibirnya. "Memangnya aku benar-benar pamanmu?"     

Jantung Sima You Yue berdetak kencang. Ia menjawab, "Tentu saja. Ya kan, Ayah?"     

"Ya. Kau tinggal lihat betapa miripnya dia dengan Jing Hua." Murong Hui mengira Yu Xi bertanya demikian karena ini kali pertama Yu Xi bertemu dengan Sima You Yue.     

"Kau siapa? Apa hubunganmu dengan Di Zhe?" Tekanan Yu Xi tertuju pada Sima You Yue. Sima You Yue langsung merasa seolah-olah tidak bisa bernapas.     

"Kakak ipar, apa maksudmu?" Murong Hui bangkit berdiri dan berdiri di depan Sima You Yue, menghalangi tekanan Yu Xi pada Sima You Yue.     

"Aku hanya mau memastikan siapa yang berani-beraninya berpura-pura jadi putri Jing Hua! Ternyata Di Zhe mengirim orang yang mirip, dia pasti punya maksud tersembunyi." Yu Xi menatap Murong Hui. "Dan kau. Kau kan suami adikku. Kenapa kau justru membantu Xi'er palsu ini untuk menipuku?"     

"Aku …." Murong Hui mau membantah, tetapi melihat betapa marahnya Yu Xi, ia tahu kalau mereka sudah ketahuan.     

"Sejujurnya?" Sepertinya Lang Yu sudah tahu sejak lama, karena ia sama sekali tidak tampak terkejut mendengar kata-kata tersebut.     

Yu Xi memelototi Murong Hui dan Sima You Yue, lalu bertanya, "Ini kesempatan terakhirmu. Kenapa kau pura-pura jadi putri Jing Hua? Kenapa kau membantu perempuan ini? Di mana putri Jing Hua yang asli? Jawab. Kalau tidak, kalian mati. Tentukan pilihan kalian."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.