Memberi Mereka Sebuah Pilihan
Memberi Mereka Sebuah Pilihan
Wu Tua dilempar keluar dari aula besar itu bersama dengan anggota Sekte Bulan Perkasa yang tersisa. Ketika ia melihat Sima You Yue menatapnya, ia hampir pingsan ketakutan.
"Mana kuncinya?" tanya Sima You Yue sambil tersenyum.
Sima You Yue merasa senyumnya cukup menawan, tetapi Wu Tua merasa seolah-olah sedang melihat setan.
"Aku tak punya kuncinya," jawab Wu Tua. Ketika ia melihat ekspresi Sima You Yue berubah muram, ia sangat ketakutan kalau-kalau Sima You Yue akan membakar tungkai satunya saking marahnya, jadi ia buru-buru menjelaskan, "Sungguh mati aku tidak punya kuncinya. Aku hanya bertugas memasangkan kalung di leher mereka. Aku tidak ditugasi untuk melepasnya."
"Kalau begitu, di mana kuncinya?"
"Di tangan Tetua Kesepuluh."
"Mana Tetua Kesepuluh?"
"Dia tidak di sini."
"Di mana dia?"
"Dia sudah kembali ke sekte."
"Apakah dia yang terkuat di antara kalian semua?"
"Tetua Kesepuluh memang yang paling kuat di antara kami."
"Kenapa dia kembali?"
"Kami harus menetapkan tanggal untuk mengirim semua kristal dan batu berharga yang kami gali ke sekte."
"Kapan dia akan kembali?"
Wu Tua tidak mau menjawab. Sima You Yue melirik tungkai kanannya, jadi ia langsung kembali patuh.
"Mereka biasanya pergi selama lima hari."
Lima hari. Berarti hari itu adalah hari ketiga?
"Apa mereka biasanya menghubungi tempat ini?" tanya Sima You Lin.
"Ya. Kami harus mengirim pesan kepada mereka setiap hari. Ketika Tetua Kesepuluh di sini, dialah yang bertanggung jawab, tetapi ketika dia tidak di sini, akulah yang harus melakukannya." Wu Tua tidak berani main-main ketika ia melihat ekspresi yang ditunjukkan Sima You Yue kepadanya.
"Kalau begitu kau harus mengirim kabar kepada mereka selama tiga hari ini," perintah Sima You Lin. "Kalau pesan yang kau kirim tidak beres, ucapkan selamat tinggal pada tungkai kananmu. Pembakarannya juga akan lebih lambat daripada sebelumnya."
"I-iya, siap Tuan." Wu Tua langsung menundukkan kepala untuk menyembunyikan pancaran matanya.
Orang-orang itu tidak mengerti bagaimana mereka biasa mengirim laporan harian. Jika Wu Tua dapat memanfaatkan kesempatan itu untuk meminta bantuan sekte, mereka akan punya peluang untuk tetap bertahan hidup jika Tetua Kesepuluh kembali dengan membawa bala bantuan!
Wu Tua bisa merasakan tatapan Sima You Yue dan rencana kecil yang barusan terpikir olehnya langsung buyar. Sima You Yue pasti tidak akan memberinya celah sedikit pun untuk mengirim pesan semacam itu.
Tepat sesuai dugaan, Sima You Yue mengumpulkan beberapa pengawas dan secara terpisah menanyakan tentang bagaimana mereka biasa mengirim kabar.
Dengan demikian, andaikan Wu Tua berhasil meminta bantuan, ia tetap akan dibakar habis jauh sebelum Tetua Kesepuluh dapat tiba dengan membawa bala bantuan.
Karena itu, Wu Tua tidak punya pilihan selain mengirim kabar seperti biasa, sama seperti yang ia lakukan sebelumnya.
Pada hari kedua, kapal perang membawa sekelompok budak kembali. Setelah para budak turun dari kapal, mereka langsung menuju ke pusat kota seperti biasa.
"Kenapa budak-budak itu belum keluar juga?" Pengawas budak di kapal itu keheranan.
"Ada yang aneh," celetuk pengemudi kapal.
Pada saat itu, mereka melihat bahwa Wu Tua melambai kepada mereka dari tembok kota. "Sesuatu telah terjadi di dalam kota. Cepat, datang kemari dan periksalah!"
Mereka berdua tidak mencurigai Wu Tua. Pengemudi kapal memberi perintah kepada pengawas satunya untuk mengikutinya berjalan bersama ke dalam kota.
Setelah beberapa saat berlalu, pengemudi kapal juga muncul di tembok kota dan meneriaki orang-orang di kapal, "Keadaan di dalam kota lumayan gawat, cepat kemari."
Melihat bahwa pengemudi kapal telah memberikan perintah, tidak ada yang mencurigainya, mereka semua pun turun dari kapal. Namun, saat mereka masuk ke kota, mereka melihat Sima You Yue dan yang lainnya sudah siap menyambut mereka.
Ketika Sima You Yue turun dari tembok kata, Sima You Lin dan yang lainnya sudah menahan mereka semua. Sima You Yue telah menyatu dengan Seribu Gaung. Baru saat itulah mereka tahu bahwa orang yang tadi memberi perintah ternyata bukan pengemudi kapal mereka.
"Fatty, bisakah kau membereskan kapal perang itu?"
"Tidak masalah, serahkan padaku!" Fatty Qu menepuk dadanya dan pergi ke luar kota untuk mengambil alih kapal perang tersebut.
"Aku juga akan memeriksa kapal itu." Tujuh Kecil sangat tertarik dengan kapal perang terbang. Ia berlari menyusul Fatty Qu.
Jing Huan melihat para pengawas yang tidak sadarkan diri, lalu bertanya, "Apa kau mau membawa mereka pergi bersama kita?"
"Tidak perlu, aku terlalu malas untuk memindahkan mereka," jawab Sima You Yue. "Mereka sudah kena racunku jadi mereka tidak akan bangun sampai satu setengah jam ke depan."
"Mereka tidak membawa siapa pun kembali hari ini, ini akan menimbulkan kegaduhan di sana," komentar Jing Huan.
Yang Jing Huan maksud dengan 'di sana' tentunya adalah lokasi tambang.
"Tidak banyak orang di sana, dan tidak mungkin mereka semua datang ke sini. Selama mereka tidak bersama-sama, akan mudah untuk menyerang mereka," kata Sima You Yue.
"Kalau begitu, kami akan berjaga di sini," kata Sima You Qi.
"Baik."
Para budak yang baru saja masuk berdiri di gerbang kota dengan kebingungan sambil menyaksikan keadaan yang telah berubah 180 derajat. Mereka tidak tahu apa yang sedang terjadi.
Orang-orang yang berdiri di samping yang sedang menyaksikan kejadian itu, menjelaskan kejadian yang terjadi dari kemarin hingga hari itu. Setelah itulah baru mereka mengerti bahwa beberapa orang yang telah datang untuk menyelamatkan mereka.
Terlepas dari kenyataan bahwa pada awalnya orang-orang itu juga telah ditipu sampai-sampai bisa datang ke tempat itu.
Harapan melintas di mata beberapa dari mereka, sementara yang lain tidak percaya bahwa Sima You Yue dan yang lainnya akan benar-benar dapat menyelamatkan mereka semua. Sima You Yue dan yang lainnya hanya menggali lubang kecil pada masalah mereka yang sudah menggunung.
Terlebih, kejadian-kejadian kecil semacam itu sudah pernah terjadi dari waktu ke waktu. Namun, tidak ada yang berhasil. Sebaliknya, kelompok yang berusaha melarikan diri akan dihajar habis-habisan.
Setelah itu, Sima You Yue membiarkan Jing Huan menyebarkan kabar tentang Sekte Bulan Perkasa kepada orang-orang yang dijadikan budak di kota itu. Ia sengaja meminta Jing Huan menyebarkan berita tentang bagaimana ia dikirim ke situ oleh formasi teleportasi. Kisah Jing Huan itu akan menanamkan benih keraguan.
Di dalam kota, ada banyak orang cerdas yang sudah lama tahu bagaimana mereka bisa berakhir di situ. Mereka tahu bahwa Sekte Bulan Perkasa telah menipu mereka. Namun, ada juga orang-orang yang belum menyadarinya. Setelah mendengar apa yang dikatakan Jing Huan, barulah akhirnya mereka menyadari apa telah yang terjadi.
Mereka yang percaya bahwa Sima You Yue dan yang lainnya akan berhasil membebaskan mereka, langsung mulai merencanakan bagaimana mereka akan membalas dendam begitu mereka kembali ke sekte atau klan mereka masing-masing.
"Karena kalian sudah mengendalikan mereka, bebaskanlah kami!" Entah siapa yang meneriakkan hal itu, tetapi yang lain menimpali seruan tersebut, memohon Sima You Yue dan yang lainnya untuk membebaskan mereka supaya mereka bisa langsung pergi.
Sima You Yue tidak menanggapi seruan mereka dengan terburu-buru. Ia menunggu sampai kerumunan itu tenang sebelum menjawab dengan perlahan, "Jika kalian ingin pergi sekarang, kami tidak akan menghentikan kalian. Namun, saat ini kalung budak masih terpasang di leher kalian, meskipun kalian berhasil keluar, kalian akan dicap sebagai budak. Selain itu, kalung budak memiliki alat pelacak. Kalian hanya akan kembali berakhir di Gurun Pesisir Barat.
"Sebuah peristiwa besar telah terjadi di sini, dan Sekte Bulan Perkasa pasti akan mengutus orang untuk memeriksa semuanya. Ketika saatnya tiba, mereka pasti akan menggunakan kalung budak kalian untuk menemukan kalian. Jangan bilang kami tidak memperingatkan kalian. Baiklah. Aku sudah mengatakan apa yang hendak kukatakan. Tidak ada penjaga di sekitar gerbang kota sekarang, silakan pergi bagi mereka yang ingin pergi sekarang."
Ketika Sima You Yue selesai berbicara, beberapa orang keluar dari dalam kerumunan dan benar-benar lari menuju gerbang kota. Mereka tidak percaya bahwa Sima You Yue dan yang lainnya akan berhasil membebaskan mereka. Karena itu, mereka memilih untuk percaya pada diri mereka sendiri.