Seseorang Mengetuk Pintu
Seseorang Mengetuk Pintu
"Kau selalu menyentuh hidungmu saat ada sesuatu yang mengganggumu," kata Sima You Ran sambil menunjuk.
Tangan Sima You Yue yang sedang menyentuh hidungnya diam membeku, tetapi ia merasa canggung jika harus memindahkan tangannya ke posisi lain yang mana saja.
"Saudara Kelima, apa yang kau pikirkan?" Sima You Qi juga penasaran.
Sima You Yue menurunkan tangannya dan merenung sebentar, lalu menjawab, "Feng dan aku pernah punya sebuah ide, tetapi kami tidak pernah memberi tahu kalian. Awalnya, itu adalah sesuatu yang ingin kami bicarakan jika ada kesempatan, tetapi tidak ada salahnya kalau aku memberi tahu kalian sekarang."
"Wah, You Yue, kau menyimpan rahasia dari kami!" rengek Fatty Qu.
Sima You Yue memelototi Fatty Qu, lalu berkata, "Itu karena aku tidak mau menyeretmu masuk ke dalam masalah bersamaku!"
"Wah, kau mau melakukan kejahatan!" Fatty Qu langsung melompat.
"Jika kau terus mengatakan omong kosong, akan kuhajar kau!" Sima You Yue melambaikan tinjunya di udara jadi Fatty Qu pun langsung duduk kembali.
"You Yue, sebenarnya apa yang mau kau bicarakan? Sampai-sampai kau berencana menyembunyikannya dari kami."
Fatty Qu mengajukan pertanyaan yang juga ingin mereka semua tanyakan.
"Begini. Kalian tahu kalau Feng'er dan aku memiliki musuh yang sangat kuat. Supaya kami bisa balas dendam di masa depan, kami telah memutuskan untuk membentuk sebuah kekuatan," jawab Sima You Yue menjelaskan.
"Membentuk sebuah kekuatan? Itu berita bagus! Kenapa kau menyimpannya dari kami?" sahut Sima You Le sambil terkekeh.
"Saudara Keempat, jika perkara membentuk kekuatan itu adalah sesuatu yang mudah, Saudara Kelima tidak akan menyembunyikannya dari kita," kata Sima You Ran. "Kuduga permasalahannya tidak sesederhana itu, kan?"
"Betul," jawab Sima You Yue mengangguk. "Kami harus menghadapi Istana Yin Yang dan Klan Zong Zheng di masa depan, jadi itu pasti akan menjadi pertempuran sampai mati. Itulah sebabnya aku tidak berencana untuk merekrut sembarang orang."
"Bukan sembarang orang?"
Sima You Yue mengangguk, lalu berkata, "Kami harus merekrut beberapa orang yang tidak takut mati dan menghadapi hal-hal yang mungkin akan melibatkan hidup dan mati mereka."
"Itukah sebabnya kau berencana untuk tidak memberi tahu kami? Kau takut membebani kami?" tanya Sima You Ming.
Sima You Yue mengangguk. Tepat sekali.
"Karena itu kau punya ide tentang bagaimana mengurus sepuluh penjahat besar ini," tebak Sima You Lin dengan yakin.
"Ya, karena mereka sebenarnya bukan penjahat, tetapi nama mereka sudah terkenal. Dengan mengandalkan satu sama lain, mereka berhasil tetap bekerja sama dengan harmonis melawan semua orang yang mencoba membunuh mereka. Kuduga itu artinya tingkat kekuatan mereka cukup tinggi. Setelah menggunakan Lebah Merah Tua selama bertahun-tahun, berapa banyak orang yang pernah mengetahui keberadaan lebah-lebah itu? Kalau bukan karena aku yang sengaja membuat Lebah Merah Tua berpencar kali ini, aku tidak akan bisa mendengar cerita mereka yang sebenarnya."
"Kalau begitu, apa rencanamu?" tanya Sima You Qi.
Alis Sima You Yue terangkat. Mendengar apa yang Sima You Qi katakan, apakah maksudnya mereka akan ikut bergabung begitu saja?
"Kakak Sulung, kau …."
"Karena itu masalahmu, tentu saja itu masalah kami juga, sebagai abang-abangmu. Bahkan jika hari-hari mendatang akan sangat sulit, kami akan menghadapinya bersamamu," kata Sima You Qi sambil menatap Sima You Yue dengan mantap.
"Benar, Saudara Kelima. Kau sungguh salah dalam hal ini. Seharusnya kau memberi tahu kami tentang hal ini sejak lama. Kami bisa memberimu masukan," kata Sima You Ming, berlagak menceramahi Sima You Yue.
"Ya, You Yue salah," kata Sima You Yue sambil tertawa.
"Mereka semua ikut bergabung, jadi aku juga mau bergabung. Ketika saatnya tiba ketika kau ingin membagi kekuatan antara kelompok dan istana dan membutuhkan ketua kelompok atau kepala istana, aku bisa menjadi calonmu," kata Fatty Qu, lalu tertawa.
"Karena kalian semua ikut bergabung dan kita sudah selalu bersama, jadi tentu saja aku ikut bergabung juga," tambah Wei Zi Qi.
Bei Gong Tang dan Ouyang Fei mengangguk.
"Kalian …." Sima You Yue menatap tatapan tegas mereka dan tersentuh. "Apakah kalian tahu kalau kalian bergabung dengan kami, itu akan sangat berbahaya?"
"Kami semua tahu itu."
"Aku juga aku juga!" kata Tujuh Kecil sambil melompat.
"Tujuh Kecil, kau juga?!" Fatty Qu menatap Tujuh Kecil dengan bingung.
"Memangnya kenapa?" Tujuh Kecil berkacak pinggang sambil menatap Fatty Qu.
"Apa kau bisa bergabung dengan kami?" tanya Sima You Le juga.
"Kenapa tidak bisa?" balas Tujuh Kecil lagi.
Sima You Yue menepuk-nepuk puncak kepala Tujuh Kecil, lalu berkata, "Jika kau benar-benar ikut bergabung, Ketua Sekte Yuan akan membunuhku."
"Tidak mungkin," dengus Tujuh Kecil. "Dia bilang aku bisa memutuskan nasibku sendiri. Hanya ada satu hal yang tidak boleh kulakukan."
"Apa?"
"Aku tidak boleh meninggalkan wilayah dalam dan wilayah luar. Jika aku ingin meninggalkan kedua tempat itu, aku harus memberi tahu Ketua Sekte Yuan terlebih dahulu." Tujuh Kecil kembali ke tempat duduknya dan mengayunkan kaki kecilnya.
Mereka semua menatap Tujuh Kecil dengan tajam. Sima You Yue pernah memberi tahu mereka tentang identitas Tujuh Kecil yang tidak biasa. Mendengar apa yang Tujuh Kecil katakan barusan, mereka menjadi semakin penasaran tentang asal-usulnya.
"Karena Ketua Sekte Yuan sudah bilang begitu, kau bisa bergabung kalau kau mau. Namun, kau harus berjanji padaku mengenai sesuatu. Kalau tidak, aku tidak akan memperbolehkanmu bergabung dengan kami," kata Sima You Yue.
"Apa syaratnya?"
"Tidak peduli apa pun yang terjadi di masa depan, kau sama sekali tidak boleh mengatakan sepatah kata pun tentang ini kepada orang lain," pinta Sima You Yue.
"Tidak seorang pun?" tanya Tujuh Kecil sambil memiringkan kepala ke samping.
"Bukannya kau tidak boleh memberi tahu siapa pun, tetapi kalau kau mau memberi tahu seseorang, itu harus seatas izinku terlebih dahulu," jawab Sima You Yue.
"Baiklah, aku janji," kata Tujuh Kecil sambil mengangguk.
"Baiklah, You Yue, bagaimana rencanamu untuk merekrut mereka? Kau tidak punya apa-apa sekarang, dan mereka juga lebih kuat daripada kita. Menurutku tidak akan semudah itu untuk membuat mereka mau mengikutimu," kata Sima You Lin.
"Ya. Itu masalahnya." Sima You Ming setuju.
"Kalau begitu kita lihat saja apakah aku mampu atau tidak." Sima You Yue mengeluarkan Buah Roh dan memain-mainkannya di tangan tanpa memakannya.
"Mampu apa?" tanya Fatty Qu.
"Dasar bodoh." Tujuh Kecil melirik Fatty Qu.
"Ha?"
"Fatty, selain dari persenjataan dan makanan, apakah ada hal lain yang bisa membuat otakmu jalan? Karena Kakak Ketiga mereka sedang sakit parah, jika You Yue mampu menyembuhkannya, bukankah itu akan menjadi titik masuk kita?" jelas Wei Zi Qi.
"Oh iya!" seru Fatty Qu sambil menepuk tangannya. "Kalau begitu, kapan rencananya kita temui mereka?"
Sima You Yue tersenyum, lalu menjawab, "Besok."
"Cepat sekali!"
Bukan hanya Fatty Qu yang terkejut. Bahkan Sima You Lin dan yang lainnya pun merasa demikian.
"Karena mereka bukan orang-orang yang mudah dikalahkan, kita harus bergerak cepat," kata Sima You Yue, lalu menggigit Buah Roh di tangannya.
Pada keesokan paginya, terdengar ketukan di pintu pelataran kecil itu. You Si dan Ni An Yi yang saat itu sedang berada di depan, saling bertukar pandang.
"Kenapa ada orang yang mengetuk pintu kita sekarang?" tanya Ni An Yi. "Tidak seorang pun pernah datang untuk mencari kita walaupun kita sudah lama sekali tinggal di sini. Yang lain sedang tidak ada di rumah sekarang, kenapa ada orang yang datang? Mungkinkah …."
"Aku akan memeriksanya. Kau berjaga di sini. Jika ini … maka kau harus membawa Kakak Ketiga dan pergi," jawab You Si.
"Baik." Ni An Yi berbalik. Ia melihat Shi Chen berdiri tidak terlalu jauh, lalu menghampirinya.
"Jika orang itu benar-benar ke sini untuk membunuh kita, aku tidak akan membebanimu."
"Kakak Ketiga!" teriak Ni An Yi dengan cemas.
"Saudara kita yang lainnya sedang tidak di sini. Jika kau benar-benar membawaku pergi, itu sama saja dengan membunuh kakak keempatmu. Kau mau melakukan itu? Shi Chen menepuk pundak Ni An Yi, lalu berkata, "Ketukan di pintu kita terdengar semakin mendesak. Sebaiknya kita jangan berlama-lama. Pergilah dan buka pintunya."
"Kakak Ketiga, kemarin kita baru tahu kalau ternyata ada orang yang mengawasi kita dan sekarang ada orang yang datang mengetuk pintu kita. Kami takut …." kata You Si dengan cemas.
"Jika orang itu datang ke sini untuk membunuh kita, mereka tidak akan sesopan itu mengetuk pintu terlebih dahulu," kata Shi Chen. "Toh, Saudara Kesepuluh dan yang lainnya seharusnya sebentar lagi pulang …."