Di Wu E
Di Wu E
Mereka cuma Klan Hantu. Sekalipun jumlah mereka nanti sangat banyak, tidak masalah. Dengan adanya Burung Kecil bersamanya, ia bisa mengirim mereka semua menjemput ajal!
Ia membawa Di Wu E ke dalam Pagoda Roh, lalu Tujuh Kecil melepaskan Di Wu E.
Ada Roh Kecil di dalam Pagoda Roh, jadi meskipun Di Wu E ingin bunuh diri, ia tetap tidak akan bisa melakukannya.
Awalnya Di Wu E ketakutan melihat perubahan lingkungan yang terjadi. Setelah itu, ia kembali menguasai diri.
Perempuan ini memang jelas bukan manusia biasa.
Kalau dipikir-pikir, jika perempuan ini memang cuma manusia biasa, bisakah ia menghabisi begitu banyak anggota Klan Hantu sekaligus seperti tadi?
"Siapa namamu?" Sima You Yue mengeluarkan dua kursi, ia duduk dan memperhatikan Di Wu E yang menatapnya dengan terkejut. Ia mengayunkan tangannya, lalu berkata, "Kau mau duduk?"
"Kenapa kau menangkapku?" tanya Di Wu E. "Kenapa kau tidak membunuhku? Apakah karena aku menghentikan anggota klanku sebelumnya?"
Melihat Di Wu E tidak duduk, Sima You Yue tidak memaksanya. Ia terkejut mendengar perkataan Di Wu E. Sambil melirik Di Wu E, ia bertanya, "Apakah menurutmu itu alasannya?"
Di Wu E menggeleng, lalu menjawab, "Tidak."
"Pintar," ucap Sima You Yue. "Aku membawamu ke sini untuk menanyakan beberapa hal padamu."
"Tentang apa?" Melihat raut wajah Sima You Yue yang penuh pertimbangan, Di Wu E menyiapkan mentalnya, lalu berkata, "Kalau kau berencana membuatku mengkhianati klanku, kau tidak usah repot-repot."
"Klanmu? Aku bahkan tidak tahu siapa namamu, untuk apa aku membuatmu mengkhianati klanmu?" bantah Sima You Yue.
"Kalau begitu, apa yang mau kau tanyakan?"
"Jawab pertanyaanku terlebih dahulu, siapa namamu? Apa kau mau aku terus memanggilmu, 'hei'?" tanya Sima You Yue.
"Di Wu E."
"Nama klanmu, Di Wu, sangat jarang," komentar Sima You Yue. "Itu bukan nama klan kerajaan, kan?"
Kalau ya, Di Wu E tidak akan mungkin melindungi Pangeran.
"Nama klan kerajaan itu Yu," jawab Di Wu E. "Pangeran yang kau bunuh itu bernama Yu Du."
"Oh. Apakah kedudukannya di klan kerajaan termasuk tinggi?"
"Ya, klan ibu Yu Du, Selir Hantu, sangat kuat. Rajaku sangat menyayangi Yu Du. Karena kau telah membunuhnya, mereka tidak akan mungkin melepaskanmu begitu saja," jawab Di Wu E.
Mereka juga tidak akan membiarkanmu lolos begitu saja, kan?" Sima You Yue menatap Di Wu E. "Kau diperintahkan untuk melindunginya, tetapi kau justru menyaksikannya dibunuh dengan tak berdaya. Klan kerajaan dan klanmu, mereka juga tidak akan membiarkanmu lolos begitu saja, kan?"
Di Wu E memelototi Sima You Yue, lalu menjawab dengan marah, "Ini semua gara-gara kau!"
"Ya, memang. Namun, tampaknya kau tidak begitu gusar. Ya, kan?" Sima You Yue tersenyum simpul.
Di Wu E tidak menyangka Sima You Yue bisa membaca pikirannya. Ia tertegun sejenak.
"Omong kosong!" sangkal Di Wu E, tetapi ia tidak terdengar meyakinkan.
"Apakah aku mengatakan sesuatu yang tidak masuk akal?" tanya Sima You Yue. "Meskipun kau tampak marah karena aku sudah membunuh pangeranmu, tetapi matamu tidak menunjukkan kesedihan, malah menunjukkan kelegaan. Ya, kan?"
Di Wu E terdiam.
Sima You Yue tersenyum, lalu melanjutkan, "Sebenarnya kau tidak mau mengikuti dia, kau mengikutinya hanya karena perintah klanmu. Kau bahkan ingin membunuhnya, tetapi sayangnya, kau tidak berani."
"Apa sebenarnya maksudmu?" Di Wu E tidak suka pikirannya dibaca seperti itu. Ia menatap Sima You Yue dengan waspada.
"Maksudku sangat sederhana. Karena kau sebenarnya memang ingin membunuh pangeranmu, dan aku sudah membantumu membunuhnya, jangan pandang aku dengan penuh kebencian seperti itu," jawab Sima You Yue.
Di Wu E terdiam lagi. Sima You Yue juga tidak mendesaknya.
"Dengan niatku yang seperti itu, itu sudah dianggap sebagai pengkhianatan pada klanku sendiri." Akhirnya Di Wu E mulai berbicara setelah terdiam beberapa saat. "Namun, aku benar-benar tidak bisa menoleransi sikap Pangeran Kelima Belas. Aku tidak mengerti kenapa klanku mau terlibat dengan mereka, aku juga tidak peduli. Namun, aku tidak setuju dengan kesepakatan mereka, yaitu meminta anggota klan untuk melindungi Pangeran Kelima Belas. Apa kau tahu kalau sejak awal, mengingat kekuatanku, tidak seharusnya aku melindungi Pangeran Kelima Belas. Namun, dia suka menggodaku dan menunjukku untuk melindunginya. Setiap kali aku melihatnya melakukannya hal-hal menjijikkan, meskipun aku anggota Klan Hantu, aku sendiri sudah tidak tahan lagi. Orang macam dia memang tidak layak hidup!"
Sima You Yue melihat amarah Di Wu E. Sepertinya Yu Du memang benar-benar seorang bajingan.
"Karena kau sudah membunuh Pangeran Kelima Belas, tolong bunuh aku juga," kata Di Wu E. "Kalau tidak, klanku harus memikul tanggung jawab itu."
"Apakah kau sebegitunya mau mati?" Sima You Yue menatap Di Wu E. "Karena klanmu bisa berdampingan dengan klan kerajaan, itu artinya kekuatan klanmu tidak rendah. Apakah menurutmu klan kerajaan akan melenyapkan klanmu hanya karena kau tidak memenuhi kewajibanmu? Kurasa tidak."
"Namun, aku tidak bisa kembali lagi," kata Di Wu E. "Tidak ada bedanya aku hidup atau mati. Lucunya aku pernah terpikir untuk bunuh diri setelah membunuh Pangeran Kelima Belas, tetapi aku tidak berani."
"Kau sudah hidup dengan baik, untuk apa kau bunuh diri?" tanya Sima You Yue. "Menghargai hidupmu merupakan hal yang baik, kau tidak perlu merasa malu."
Di Wu E menatap Sima You Yue dengan kaget. Sima You Yue-lah orang pertama yang memberitahunya kalau ia tidak perlu merasa malu! Itu sangat berbeda dari apa yang selama ini diajarkan kepadanya.
"Kenapa kau begitu terkejut?" Melihat tatapan kaget Di Wu E, Sima You Yue pun menatap Di Wu E dengan simpatik.
"Namun, aku tetap tidak bisa kembali lagi. Aku tahu kau bukan orang yang kejam, jadi, kau …."
Di Wu E tersenyum getir. Toh, ia tidak bisa lagi kembali ke Alam Hantu, tidak mungkin lagi baginya untuk kembali ke klannya. Ia tidak berani bunuh diri, ia hanya bisa menaruh harapannya pada Sima You Yue.
"Tenang saja, aku tidak akan membunuhmu," kata Sima You Yue. "Kau bisa tinggal di sini dan menanyakan apa pun yang ingin kau ketahui."
"Bukankah kau cuma mau tahu tentang semua ini?" tanya Di Wu E.
"Ini? Ini semua kan tentangmu. Sebelum bertemu denganmu, aku bahkan tidak tahu tentang keberadaanmu, untuk apa aku memedulikan urusanmu?" jawab Sima You Yue.
"Kalau begitu, apa yang mau kau ketahui?"
"Aku mendengar kata-katamu kepada Pangeran Kelima Belas sebelumnya," jawab Sima You Yue. "Kau bilang kami punya aura yang mirip."
Di Wu E menatap Sima You Yue. Sima You Yue bahkan bisa mendengarnya dari jarak yang sejauh itu?
"Aku bisa membaca gerakan bibir," kata Sima You Yue. "Apa maksudmu aura kami mirip?"
"Kau punya napas Klan Hantu," jawab Di Wu E.
"Aku yakin bukan itu maksudmu. Kalau memang itu maksudmu, kau tidak akan bilang kalau aura kami mirip. Sebaliknya, kau pasti bilang kalau aku punya napas Klan Hantu," bantah Sima You Yue.
"Aku juga tidak yakin," kata Di Wu E. "Aku cuma menebak-nebak."
"Tebakan apa? Ceritakan padaku."
"Kau keturunan klan kerajaan," jawab Di Wu E.
Keturunan klan kerajaan?
Sima You Yue ingat kalau ia pernah memukul mundur Binatang Roh Gelap dahulu sekali di Benua Yi Lin ketika ia memasuki Gunung Bayangan Naga. Kalau bukan karena darah klan kerajaan Alam Hantu mengalir di nadinya, bagaimana mungkin ia bisa melakukannya?
Ternyata ia seharusnya sudah bisa menebak sejarah kehidupan masa lalunya sejak dahulu.