Istri yang Sangat Dimanjakan: Nona Muda Kelima Dokter Ilahi

Klan Sima



Klan Sima

2Zhan Liu Er ingin memberi pelajaran pada Sima You Yue dan Tujuh Kecil, tetapi mengingat peringatan kakeknya, ia pun menahan amarahnya.     

Kakek Zhan Liu Er bilang kalau Sima You Yue dan Tujuh Kecil hanyalah bajingan hina. Tidak penting bagaimana cara Zhan Liu Er menyingkirkan mereka. Namun, karena mereka punya hubungan dengan Xuan Qiu He, Zhan Liu Er tidak bisa sembarangan berurusan dengan mereka.     

Mengingat-ingat wajah kaget Sima You Yue dan Tujuh Kecil, hati Zhan Liu Er bergetar. Ia bahkan menatap mereka dengan sedikit lebih ramah.     

Karena Sima You Yue dan Tujuh Kecil merupakan teman Xuan Qiu He, Zhan Liu Er tidak akan mempermasalahkan penghinaan mereka barusan.     

Sima You Yue menyaksikan raut wajah Zhan Liu Er yang berubah-ubah. Entah apa yang Zhan Liu Er pikirkan, karena seharusnya Zhan Liu Er pasti sudah menumpahkan amarahnya pada mereka berdua.     

"Kenapa kalian ada di sini?" Zhan Liu Er tersenyum pada Sima You Yue dan Tujuh Kecil, tetapi keduanya tidak memercayai sikap Zhan Liu Er.     

Melihat raut wajah Zhan Liu Er, Tujuh Kecil langsung gemetar karena ngeri. Ia menggosok lengannya, lalu bertanya, "Kau mau apa? Jangan tatap aku dengan begitu menjijikkan!"     

"…."     

Zhan Liu Er terus menahan diri. Ia memaksa diri untuk tidak marah. Membayangkan wajah Xuan Qiu He, akhirnya ia berhasil menahan amarahnya.     

"Perempuan jelek, apakah lagi-lagi kau merundung orang di sini?" tanya Tujuh Kecil.     

"Kau …. Kami baru saja datang untuk minum teh. Siapa suruh mereka tidak pakai mata, berani-beraninya mereka melawan kami demi memperebutkan ruang pribadi itu," jawab Zhan Liu Er.     

"Jelas-jelas kami yang sampai di sini lebih dahulu!" kata seorang perempuan yang mengenakan gaun panjang berwarna kuning.     

"Namun, aku sudah memesan lebih dahulu!" kata Zhan Liu Er.     

"Jelas-jelas kau telah mengutus orang untuk membatalkan pesananmu," balas pihak yang lain. "Karena sudah kau batalkan, pesananmu jadi tidak berlaku lagi."     

"Aku tidak mau membatalkannya sekarang." Zhan Liu Er balas menatap lawannya dengan mengancam.     

"Bagaimana menurutmu? Kalau kakekmu mengetahui hal ini, apakah dia tetap akan membantumu menangani akibatnya?" tanya Sima You Yue sambil berjalan menuruni tangga.     

Sima You Yue sudah mengamati orang-orang yang menjadi lawan Zhan Liu Er dari atas tangga dan tahu kalau mereka sangat kuat. Perempuan bergaun panjang berwarna kuning itu telah menahan diri dan tidak berniat untuk mengungkapkan identitasnya.     

Sebenarnya Sima You Yue tidak ambil pusing dengan urusan semacam itu, tetapi orang yang mencuri perhatian yang ia temui itu adalah Zhan Liu Er. Oleh karena itu, tidak masalah kalau ia mengatakan beberapa patah kata pada Zhan Liu Er.     

"Kau …." Zhan Liu Er menatap Sima You Yue, lalu melihat para lawannya itu lagi, ia benar-benar tidak yakin mendengar pertanyaan yang diajukan Sima You Yue. Melihat Tujuh Kecil melambaikan tinjunya, ia menggertakkan gigi dan melambai pada orang-orang di belakangnya sambil berkata, "Ayo pergi."     

Para pengawal Serikat Alkemis tetap diam berdiri, mereka agak terkejut. Zhan Liu Er sungguh memutuskan untuk pergi kali itu?     

Beberapa pengawal itu ikut bersama Zhan Liu Er saat insiden sebelumnya, jadi mereka tahu betapa kuatnya Tujuh Kecil dan kenapa Zhan Liu Er mau mengalah.     

"Ayo pergi!" Zhan Liu Er menatap Sima You Yue dan Tujuh Kecil dengan tajam. Ia tidak bisa berurusan dengan orang-orang itu, dan sekarang, ia bahkan tidak bisa memerintah para pengawalnya sendiri?     

Pada akhirnya, para pengawalnya pun pergi.     

Lawan Zhan Liu Er tidak menyangka kalau sekelompok orang yang sangat sombong itu akan pergi begitu saja karena ditegur oleh Sima You Yue dan Tujuh Kecil.     

"Terima kasih banyak atas bantuanmu." Salah seorang laki-laki berterima kasih kepada Sima You Yue.     

"Aku cuma sedang lewat. Meskipun terkadang menyembunyikan identitas itu perlu dilakukan, cara paling cepat untuk berurusan dengan orang-orang seperti Zhan Liu Er adalah dengan menekannya menggunakan identitas kalian," kata Sima You Yue pada lelaki tersebut.     

"Kau tahu siapa kami?"     

"Aku tidak tahu, tetapi aku bisa menebak siapa kalian." Sima You Yue menatap semua anggota kelompok lelaki tersebut. Lalu ia berkata pada Tujuh Kecil, "Tujuh Kecil, ayo pulang."     

Sima You Yue dan Tujuh Kecil pun pergi meninggalkan kedai teh tersebut, hanya bayangan keduanya yang terlihat oleh kelompok lelaki itu.     

"Dia pergi begitu saja?" tanya perempuan bergaun panjang yang berwarna kuning dengan heran. "Mereka berdua tahu kalau identitas kita luar biasa, tetapi mereka tidak mencuri kesempatan untuk mengobrol dengan kita?"     

"Itu artinya mereka sama sekali tidak peduli dengan identitas kita. Klan Gu seharusnya sudah menuju ke sini. Ayo kita pergi dan tunggu mereka."     

"Pelayan toko, kalau ada orang yang datang mencari Klan Sima nanti, antar mereka ke ruang pribadi kami," pinta si perempuan bergaun panjang yang berwarna kuning pada pelayan toko.     

"Baik, semuanya silakan ikuti aku," kata pelayan toko. Ia pun mengantar anggota Klan Sima ke ruang pribadi mereka di lantai atas.     

….     

Sima You Yue tidak menyangka kalau orang-orang yang ia temui barusan ternyata adalah anggota Klan Sima, jadi ia berbalik tanpa menoleh ke belakang, lalu menemani Tujuh Kecil berbelanja.     

Tujuh Kecil belum pernah berjalan-jalan di Kota Samudra Awan, jadi Sima You Yue menemaninya seharian.     

Pada malam hari, Sima You Yue dan Tujuh Kecil memasuki sebuah toko Batu Roh.     

"Yue Yue, apakah ini toko Batu Roh terbesar yang bernama Paviliun Batu yang banyak dibicarakan oleh orang-orang itu?"     

Sima You Yue membaca dua kata "Paviliun Batu" di pintu toko itu, yang sama dengan paviliun cabang yang ia kunjungi terakhir kali. Ia melihat kerumunan orang di dalam, lalu berkata, "Ternyata ada banyak sekali orang di sini."     

"Ayo masuk. Pasti seru kalau ramai begini," ajak Tujuh Kecil.     

Tujuh Kecil mendengar cerita Fatty Qu kalau Sima You Yue telah berbuat curang di toko Batu Roh saat terakhir kali mereka berkunjung ke sana. Jadi ia selalu berpikir kalau toko Batu Roh pastilah tempat yang menyenangkan. Berhubung sekarang mereka kebetulan menemukan sebuah toko Batu Roh, ia harus mengunjungi dan memperhatikan tempat itu dengan saksama.     

Sima You Yue melangkah masuk ke toko bersama Tujuh Kecil. Suasananya sangat ramai, ada banyak orang yang mengobrol. Area yang paling ramai adalah tempat di mana batu sedang dibuka. Kalau sebuah Batu Roh sedang dibuka, itu pasti akan menarik perhatian banyak orang.     

Tujuh Kecil berlari mendekat untuk melihat orang-orang yang memilih batu utuh, kemudian mengikuti mereka ke tempat batu itu dibuka. Melihat gairah Tujuh Kecil, Sima You Yue mengikutinya tanpa daya dari belakang, dan menyaksikan beberapa pembukaan batu yang dilakukan secara bersamaan.     

Bisa dibilang tingkat pembukaan batu di situ cukup tinggi. Setelah memperhatikan selama setengah jam, peluang untuk mendapatkan Batu Roh hampir mencapai sepertiga, yang relatif tinggi dalam bidang judi batu.     

"Gadis kecil, kurasa kau sudah cukup lama ada di sini. Apakah kau mau mencoba membeli batu untukmu sendiri?" tanya seorang pelayan toko untuk membujuk Tujuh Kecil. Ia telah memperhatikan Tujuh Kecil berjongkok dan mengikuti orang-orang di sampingnya untuk belajar bagaimana cara memilih Batu Roh.     

"Aku?" Tujuh Kecil mengarahkan jarinya ke dirinya sendiri.     

"Ya, aku memperhatikanmu mondar-mandir di sini. Kau pasti sangat tertarik dengan judi batu ini, kan? Kalau memang begitu, kenapa kau tidak membeli dan mencobanya?" tanya si pelayan toko. "Batu-batu kami kemungkinan besar berisi Batu Roh. Kalau kau bisa mendapatkan sebuah Batu Roh, kau akan mendapatkan untung yang banyak!"     

"Bagaimana kalau aku tidak mendapatkan Batu Roh?"     

"Kalau kau membuka beberapa batu lagi, kau pasti bisa mendapatkan sebuah Batu Roh!" jawab si pelayan toko sambil tersenyum. "Intinya, berjudi di sini tidak akan rugi!"     

Tujuh Kecil sedikit terpengaruh mendengar kata-kata si pelayan toko, tetapi ia tidak punya uang, jadi ia hanya bisa menatap Sima You Yue dengan tidak sabaran.     

Sima You Yue menatap Tujuh Kecil dengan tidak keberatan, lalu berkata, "Kalau kau mau bermain, pilihlah batumu."     

"Terima kasih, Yue Yue!" Tujuh Kecil memeluk Sima You Yue dengan penuh semangat, lalu pergi memilih batu utuh.     

Melihat batu yang dipilih Tujuh Kecil, Sima You Yue hanya bisa menggeleng. Namun, melihat Tujuh Kecil begitu bersemangat dan batu yang ia pilih juga tidak mahal, Sima You Yue pun tidak ikut campur dan membiarkan Tujuh Kecil bermain.     

Si pelayan toko sangat blak-blakan mengenai pilihan Tujuh Kecil. Ia sangat senang dan mengantar Tujuh Kecil untuk memilih sepuluh batu lainnya.     

"Gadis kecil, apakah kau akan membuka batu-batumu di sini?" tanya si pelayan toko sambil tersenyum.     

"Buka! Tentu saja kami harus membukanya!" jawab Tujuh Kecil. "Karena kami sudah datang ke sini, jelas kami harus membukanya."     

"Baiklah! Kalau begitu, ikuti aku!"     

Saat itu orang-orang di sekitar melihat Tujuh Kecil dan memperhatikan kalau ia telah memilih sepuluh batu dalam waktu kurang dari setengah jam, jadi mereka semua ingin mengikutinya untuk melihat apakah ada Batu Roh di dalam batu-batu tersebut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.