Kau Idolaku!
Kau Idolaku!
Sima You Yue mengamati dengan cermat dan mencatat hasilnya setiap dua menit. Setelah sepuluh menit, reaksi pencampuran racun itu mulai mereda.
"Berhasil." Ketika Sima You Yue mengaduk darah tersebut menggunakan tongkat giok, darahnya mulai berubah.
"Mm, kau bisa lanjut mempelajarinya," kata Mo Sha.
Sima You Yue mengangguk dan mulai mempelajari darah itu.
Mo Sha kembali diam, melihat Sima You Yue mempelajari racun tersebut berulang kali. Ketika suasana hati Mo Sha sedang senang, ia berkata, "Teknik racun Shi Qian Zhi bagus, kalau kau mau menyembuhkan racun menggunakan racun, kau bisa bertanya padanya."
"….." [Kenapa kau tidak bilang dari tadi!]
Sima You Yue memelototi Mo Sha, lalu kembali meneliti.
"Tunggu, aku mau mencobanya dahulu. Kalau tidak berhasil, aku akan menemui Shi Qian Zhi."
Karena Mo Sha tidak yakin pada kemampuan Sima You Yue, huh, ia pun semakin terdorong untuk membuktikan diri kalau ia bisa menemukan penawar racun tersebut.
Mo Sha mengetahui pemikiran Sima You Yue, ia tersenyum dan tidak mengatakan apa-apa lagi.
Mo Sha memerhatikan Sima You Yue belajar di Pagoda Roh selama beberapa hari. Sebelumnya, ia tidak pernah merasa ingin memperhatikan Sima You Yue sampai seperti itu. Sekarang, bisa melihat Sima You Yue saja sudah membuat hatinya puas.
Waktu berlalu dan sekarang sudah hari ketujuh. Di Pagoda Roh, sudah tujuh puluh sampai delapan puluh hari berlalu. Akhirnya Sima You Yue menemukan sejumlah gagasan secara garis besar.
Hari itu, Han Miao Shuang datang mencari Sima You Yue. Ia tidak punya pilihan selain menghentikan penelitiannya dan keluar dari Pagoda Roh.
"Saudari Senior, kenapa kau di sini?" tanya Sima You Yue sambil mempersilakan Han Miao Shuang masuk.
"Aku tahu kau sibuk akhir-akhir ini, kalau tidak ada hal penting, aku tidak akan datang untuk mencarimu," jawab Han Miao Shuang. "Kau tahu tidak besok hari apa!"
"Besok? Ada acara apa besok?" tanya Sima You Yue sambil berkedip.
"Sudah kutebak kau pasti tidak tahu!" jawab Han Miao Shuang sambil memutar mata. "Putaran kedua pertandingan diadakan besok. Sebagai pemegang peringkat pertama di babak kualifikasi, kau harus ikut serta dalam pertandingan besok."
"Babak pertama sudah berakhir? Cepat sekali!" kata Sima You Yue dengan terkejut.
"Tidak juga, sudah sepuluh hari berlalu," kata Han Shuang Miao. "Aku tahu kau di dalam dan tidak memerhatikan jalannya waktu, jadi teman-temanmu memintaku untuk mengingatkanmu supaya kau tidak lupa."
"Aku mengerti, terima kasih, Saudari Senior."
"Sama-sama! Aku pergi dahulu, lanjutlah bekerja."
Sima You Yue mengantar Han Miao Shuang pergi, lalu kembali ke dalam Pagoda Roh. Ia meminta Roh Kecil memperhatikan jalannya waktu, sementara ia sendiri lanjut mempelajari penawar racun Shi Qiu Shuang.
Besoknya, Roh Kecil mengingatkan Sima You Yue. Ia pun tiba di lokasi pertandingan dengan tepat waktu.
Melihat wajah-wajah yang sudah lama tidak Sima You Yue temui, semua anggota Kelompok Guntur tersenyum dan menyapanya.
"You Yue, akhirnya kau muncul!" kata He Feng sambil memegang bahu Sima You Yue. "Kalau kau belum muncul juga, kami pasti mengira kau menyerah. Kami khawatir selama dua hari ini!"
Sima You Yue tersenyum pada He Feng, lalu berkata, "Tenang saja, aku sudah berjanji kalau aku akan bertarung denganmu. Kalaupun kita tidak bertarung dalam pertandingan ini, aku akan tetap bertarung denganmu di lain waktu."
"Benarkah?" tanya He Feng dengan gembira. "Seharusnya bilang begitu dari awal, jadi aku tidak perlu khawatir selama dua hari ini."
"Kau sendiri yang khawatir tidak jelas. Kami sudah memberitahumu kalau You Yue sibuk, tetapi kau tetap saja cemas," celetuk Fatty Qu sambil berjalan mendekat, lalu menarik tangan He Feng dari bahu Sima You Yue.
"Aku tidak merasa nyaman kalau aku tidak melihat You Yue di sini," kata He Feng.
Dasar orang gila berantem yang konyol!
Sebenarnya, dalam hati He Feng tahu kalau ia tidak akan bisa menang melawan Sima You Yue dalam pertandingan peringkat sekte. Namun, ia tidak mau kehilangan kesempatan untuk bertarung dengan Sima You Yue walaupun hanya sekali.
Sekelompok orang berjalan masuk ke alun-alun, diikuti oleh para guru.
Seorang guru mengumumkan aturan pertandingan. Kali itu pertarungan tidak berdasarkan peringkat, tetapi setiap orang harus menarik undian, lalu bertemu dalam pertarungan. Peserta yang tidak beruntung harus bertarung dengan peserta yang lebih kuat.
Semua peserta menarik undian mereka masing-masing, termasuk lima ratus peserta yang tersingkir pada babak sebelumnya. Secara keseluruhan, ada enam ratus peserta yang ikut bertanding.
Sima You Yue ikut menarik undian dan mengantre. Saat tiba gilirannya, ia memasukkan tangan ke dalam sebuah kotak dan mengambil secarik kertas.
Nomor dua puluh. Ia dijadwalkan bertarung dengan nomor sembilan belas.
Sima You Yue senang mendapat nomor tersebut karena urutannya berada di awal pertandingan. Dengan begitu, ia dapat kembali melanjutkan penelitiannya setelah pertandingan selesai.
Sima You Yue menunggu sebentar di lapangan. Hanya memakan waktu satu jam lebih kalau pertarungannya cepat dan dua jam lebih kalau pertarungannya lambat.
Kebetulan Sima You Yue dijadwalkan bertarung di babak kedua. Hari masih pagi, tetapi ia sudah bisa menyelesaikan pertandingan.
Sima You Yue beruntung, lawannya tidak kuat. Ketika mereka bertemu, lawannya tidak memperhatikan Sima You Yue karena Sima You Yue hanyalah murid baru. Lawannya tersebut beranggapan Sima You Yue memenangkan urutan pertama di babak kualifikasi karena kebetulan belaka, mengira kalau Sima You Yue tidak kuat.
Karena itu, lawan Sima You Yue bahkan tidak memperkenalkan diri, ia langsung berkata, "Ayo kita mulai."
Lawan Sima You Yue berpikir kalau ia akan memenangkan pertarungan itu dengan mudah. Namun, bahkan belum ada satu menit, ia sudah berdiri di bawah gelanggang.
Melihat Sima You Yue yang masih berdiri di atas gelanggang, lawannya belum sempat bereaksi.
Bagaimana mungkin aku bisa ada di bawah sini?
Rasanya …. Seolah-olah Sima You Yue tiba-tiba berdiri di hadapannya, mengangkat tubuhnya, lalu melemparnya keluar dari gelanggang.
"Gelanggang nomor lima, Sima You Yue menang." Terdengar suara juri di telinga lawan Sima You Yue tersebut, menyadarkannya dan mengejutkannya.
Lawan Sima You Yue tersebut tersingkir begitu saja? Ia tidak percaya, tetapi juri sudah mengumumkan hasilnya, jadi ia hanya bisa menerima keputusan itu.
Selama pertandingan peringkat sekte, baru kali itu ada orang yang bisa dikalahkan dengan secepat itu. Orang-orang di tribun penonton juga tercengang.
Sima You Yue berbalik dan berjalan turun dari gelanggang. Saat ia berjalan melewati lawannya, ia mengatakan kepada lawannya kalau mereka telah bertanding dengan baik, mempermalukan lawannya, sampai sekujur tubuh lawannya memerah.
Ketika Sima You Yue kembali ke tribun penonton, Fatty Qu dan yang lainnya tidak terkejut melihat pertandingannya berakhir secepat itu, tetapi Tang Yan dan yang lainnya terperangah.
"You Yue, kau luar biasa! Kau benar-benar … bagaimana ya bilangnya, idola, ya, kau idolaku."
Tang Yan menatap Sima You Yue dengan penuh hormat. Bagaimana mungkin ada orang yang bisa menyelesaikan pertandingan secepat itu? Terlebih, itu pertandingan antara murid baru melawan murid senior!
Yang lebih mencengangkan lagi, Sima You Yue sama sekali tidak menggunakan energi roh selama pertarungan. Tidak ada yang tahu seberapa kuat dirinya.
"Idola? Aku membuatmu mau muntah?" Kening Sima You Yue berkerut.
"Pffft -"
He Feng dan yang lainnya tertawa. Sebelumnya, ketika Fatty Qu dan yang lainnya menggunakan kata 'idola', mereka tidak memberi tahu Tang Yan kalau kata itu bisa punya arti yang berbeda.
"Maksudku bukan itu, You Yue, jangan salah paham," kata Tang Yan.
"Bercanda," kata Sima You Yue. "Pertandinganku sudah selesai, aku pergi dahulu. Setelah pertandingan ini selesai, tolong beri tahu aku ya."
"Baiklah."
He Feng memperhatikan Sima You Yue pergi begitu saja. Dalam hati ia sangat penasaran, apa yang Sima You Yue lakukan? Kenapa Sima You Yue begitu sibuk sampai-sampai untuk menonton pertandingan saja ia tidak punya waktu?
Tang Yan pun bertanya pada Sima You Lin yang duduk di sampingnya. Sima You Lin memperhatikan punggung Sima You Yue yang menjauh, merasa kasihan sambil berkata, "Dia sibuk dengan sesuatu yang tidak bisa kami bantu."
"Apakah You Yue selalu sesibuk ini?"
"Ya, You Yue selalu sibuk, sejak pertama kali aku mengenalnya, dia selalu sesibuk ini, sampai-sampai dia tidak punya waktu untuk dirinya sendiri …."