The Richman - Ask the Queen\'s Blessing
The Richman - Ask the Queen\'s Blessing
Robert masuk ke ruangan sang ratu dan membuat kesepakatan dengan ibunya itu.
"Mom." Robert mendekat ke arah sang ibu.
"Son." Jawab sang ibu.
"Are you in a good mood today?" Tanya Robert.
"Ya." Angguk sang ratu. "Tidak ada asalan untuk tidak memiliki mood yang bagus." Ujarnya.
"Mom, kau jatuh cinta?" Tanya Robert, dan sang ratu tampak merona.
"Really?" Robert tersenyum ke arah sang ibu. "Seorang pengusaha asal prancis, kami bertemu dalam pesta minum teh minggu lalu dan kami saling bertukar pesan."
"Ok." Angguk Robert. "Sudah saatnya kau berpikir untuk kebahagiaanmu mom, kau sudah berkorban terlalu banyak untuk monarki." Ujar Robert.
"Apa yang kau inginkan King of England, mengapa kau mendadak bersikap sangat manis padaku?" Queen melipat tangannya di atas meja dan menatap sang putera dengan sungguh-sungguh.
"Aku mengakhiri hubunganku dengan Willhelmina." Ujar Robert singkat.
"Oh Robert, mengapa kau begitu gegabah?" Sang ratu mendadak terlihat cemas.
"Aku tidak mencintainya mom." Ujar sang putera, mendadak ekspresi Queen Elena berubah, dia tertunduk sekilas kemudian menghela nafas dalam.
"Aku berujang dalam pernikahan tanpa cinta selama puluhan tahun dan itu menyiksa." Kenangnya, "Meski begitu aku tak pernah menyesalinya karena kau lahir dari pernikahan itu, begitu juga dengan Eleonnore adikmu." Imbuhnya. Sang ratu tampak berkaca-kaca, dia bangkit dari tempatnya duduk dan berjalan ke sisi jendela untuk menghindari air matanya berjatuhan di hadapan sang anak. "Ayahmu adalah orang yang sangat baik, dia pria yang bertanggungjawab, tapi sayangnya sampai akhir hayatnya aku tetap tak bisa mencintainya seperti aku mencintai masalaluku." Sang ibu menghela nafas dalam.
"Aku menyiksa ayahmu dalam pernikahan kami dengan begitu banyak kebohongan, yang meski dia tahu tapi dia membiarkannya dan berpura-pura tidak tahu demi mempertahankan rumahtangga kami." Ujar Sang ratu dengan wajah penuh sesal.
"Darimana mommy tahu bahwa daddy tahu semua kecurangan mommy?" Robert bertanya dan sang ratu menoleh padanya.
"Orang kepercayaan ayahmu mengatakan semuanya dan itu menyisaku Robert. Aku merasa menjadi manusia paling kejam di muka bumi. Aku menyiksa suamiku, orang yang kunikahi hingga aku memiliki dua anak dari pernikahan itu tapi aku tak pernah mencintainya." Sesalnya. "Dan aku tidak ingin kau mengulangi kesalahan yang sama denganku." Sang ratu berbalik dan meraih tangan puteranya.
"Mulai sekarang aku tidak akan memaksamu Robert." Ujarnya "Aku tidak ingin memasukkanmu dalam perangkap yang sama yang mengurungku puluhan tahun dan menyiksaku, juga ayahmu."
"Thank you mom." Robert mencium tangan ibunya itu. "I love you." Bisiknya.
"I love you too son." Jawab sang Ratu.
Robert menghela nafas dalam, "Ada satu hal yang perlu mommy tahu." Ujar Robert.
"Apa?"
"Cincin milik grandma." Robert membuka babak baru percakapan diantara mereka.
Sang ratu tersenyum ironis, "Cincin yang bahkan tak pernah dia berikan padaku, karena dia tahu bahwa aku tak pernah mencintai puteranya." Sang ratu tampak semakin berkaca.
"Saat memberikannya padaku, grandma mengatakan bahwa cincin itu hanya boleh kuberikan pada gadis yang benar-benar kucintai, dan aku sudah memberikannya pada gadis yang sangat kucintai." Ujar Robert, sang ratu tampak terkejut mendengarnya.
"Who is she?" Tanyanya dengan mata membulat pada sang putera.
"Emanuella Dimitry." jawab Robert.
Sang ratu menghela nafas dalam, "Mengapa gadis itu?" Tanya sang Ratu.
"Karena dia adalah gadis yang kucintai mom, bahkan aku rela melakukan apapun untuk bisa bersamanya."
"Robert." Sang Ratu sedikit kurang setuju.
"Mom . . ." Robert meraih tangan ibunya dan mengenggamnya, "Kau bilang, kau tak ingin melihat puteramu tersiksa selama sisa hidupnya karena pilihan yang salah. dan sekarang aku merasa ini adalah keputusan paling benar yang pernah kubuat mom." Robert berusaha meyakinkan.
Sang ratu menatap puteranya, "Pertimbangkan soal riwayat gadis itu, latar belakangnya dan semuanya. Jangan sampai pilihanmu menghancurkanmu, juga monarki."
"Tentu mom, thank you." Jawab Robert antusias.
"Bawa dia padaku sekarang." Ujar sang Ratu.
"Tapi dia . . ."
"Aku tahu kemana kalian semalam pergi dan di mana gadis itu sekarang." sang ratu melipat tangannya di dada. "Queen knows everythings, remembert it, always." Bisik sang ratu dan Robert keluar dari ruangan ibunya itu.
Robert membawa Ella masuk dan sang ratu langsung menatap Ella.
''Ini bukan soal persetujuanku, tapi ini persetujuan dewan monarki yang akan mengijinkanmu untuk menikah dengan King of England atau bukan. Kau akan menjalani sidang dalam tiga babak untuk mengetahui seberapa besar pengetahuanmu tentang monarki, dan seberapa besar cintamu untuk King of England." Ujar sang Ratu, "No Question, just be ready." Sang ratu mengangkat tangannya ke arah pintu dan Robert juga Ella tahu apa yang dimaksud oleh sang ratu, mereka berdua diminta untuk keluar dari ruangan kerja sang ratu.
Awalnya Robert bahkan berpikir bahwa ibunya akan sangat alot dalam hal ini, tapi mendadak sang ibu berkata lain. Dengan mudahnya dia menyetujui hal itu dan meminta bertemu dengan Ella saat itu juga.
Memang pada akhirnya dewan Monarki yang akan melakukan semacam "fit and proper test" untuk Emanuella Dimitry atau gadis manapun yang akan menikah dengan Robert, King of England. Tidak ada yang menikah atas dasar cinta saja sementara pengetahuan terkait monarki yang mereka miliki minimal sekali.
***
Robert duduk di hadapan Ella di ruang kerjanya.
"Maaf, tapi selama aku mengenal Queen Elena, dia tidak pernah semudah ini." ujar Ella.
"Bukankah ini bagus, lalu apa yang kau cemaskan?" Tanya Robert.
"Kau tidak merasa ada sesuatu yang janggal?" Alis Ella berkerut menatap Robert dan pria itu terlihat mulai berpikir. "Aku akan mencari tahu, jangan cemas soal itu." Ujarnya.
"Aku akan pulang, hari ini aku harus bekerja." ujar Ella dan Robert mengangguk. Pria itu mengecupnya singkat sebelum dia keluar dan Marcus sudah menunggu di luar untuk mengantarnya pulang.
"Siapkan dirimu untuk sidang dengan dewan monarki, aku tahu kau bisa mencari tahu dari banyak sumber untuk bahan pertanyaannya." Ujar Robert.
"Ok. aku akan melakukan yang terbaik sebisaku." Meski terlihat tenang, tapi sejujurnya Ella gugup setengah mati. Dia bahkan tidak bisa membayangkan akan seperti apa sidang dengan dewan monarki. Yang jelas ada hal yang mengganggu dirinya saat ini, mengapa ratu begitu mudah melunak untuk orang yang akan merebut gelar ratu darinya.
***
Ella duduk di meja kerjanya, menghadapi setumpukan pekerjaan tapi tak kunjung dilihatnya. Dia duduk tertegun memandangi cincin di jari manisnya. Mendadak dia menjadi sangat ragu apalagi saat Queen Elena menjadi begitu mudah menyetujui soal renana pernikahannya dengan Robert, King of England yang adalah puteranya. Mengingat lima tahun lalu dia menolak mentah-mentah hubungan mereka, tentu saja lima tahun memang bukan waktu yang sebentar, tapi itu juga bukan waktu yang lama untuk mengubah pendapat seseorang tentang sebuah keputusan besar, apalagi ini menyangkut tentang royal family.