Paham Atau Tidak
Paham Atau Tidak
Supaya Langit Awan Es tenang, Ye Yuan menyetujui persyaratannya. Kesimpulannya, dia akan membicarakannya lagi setelah bertemu Lu.
Namun, Ye Yuan meminta supaya murid tertua dari Menara Awan Es yang mengantar Lu sendiri karena ini menunjukkan ketulusan mereka.
"Gadis sialan, dengar. Jangan berpikiran macam-macam! Selama aku ada di sini, kau tidak bisa pergi ke mana pun!" He Xingyun berkata dengan nada jahat.
Lu melihat lurus ke depan dan tidak memperdulikannya. Sebenarnya, dia sudah lama senang dalam hati. Memang, Tuan Mudanya ini berbeda dari yang lainnya ketika melakukan sesuatu!
Orang lain mungkin akan berusaha keras untuk masuk ke Menara Awan Es atau berpikir bagaimana caranya menyusup ke dalam Menara Awan Es untuk menyelamatkan orang. Namun Tuan Mudanya ini pintar. Dia langsung membuat gurunya mengantarnya ke depan pintunya dengan suka rela.
Lebih dari setengah tahun ini, setiap harinya, Lu sudah memikirkan tentang cara apa yang akan tuan mudanya gunakan untuk menyelamatkannya.
Lu memikirkan begitu banyak kemungkinan tetapi dia tidak pernah memikirkan cara seperti ini sebelumnya.
Kau datang untuk menyelamatkan orang dan bahkan meminta pihak lain untuk dengan patuh mengantarkan orang yang ingin kau selamatkan ke depanmu.
Cara seperti ini sungguh fantastis.
Ini namanya … meminta orang membantu menghitung uang setelah dijual, kan?
Lu dengan usil memikirkan hal ini dalam benaknya.
"Selain itu, Guru Ji ini suka nama baiknya dijunjung tinggi dan dia juga suka orang-orang saling menghormati. Dia itu sangat kuat. Kalau kau berani membantahnya, aku pasti akan mencabik-cabikmu menjadi berkeping-keping! Huh, apa kau dengar?"
He Xiangyun langsung menjadi marah begitu dia melihat Lu mengabaikannya.
"Tenang, Kakak. Aku tahu seberapa pentingnya urusan yang menyangkut masa depan Menara Awan Es," kata Lu dengan santainya.
Meski Lu ini sudah dikecewakan oleh Menara Awan Es selama beberapa tahun terakhir, dia adalah orang dengan hati yang polos. Dia masih lebih banyak berterima kasih pada Menara Awan Es dibandingkan dengan membencinya.
Lagian, selama waktu 10000 tahun ini, Awan Es selalu memberinya metode peningkatan kekuatan energi sehingga dia bisa menjadi seperti sekarang.
"Huh! Aku harap kau tahu apa yang baik untukmu! Kita akan memasuki Padepokan Pil Agung sekarang. Bersikaplah dengan baik!" He Xiangyun berkata sambil mendengus sinis.
Kedua orang ini memasuki Padepokan Pil Agung. Dengan diarahkan oleh Song Cao, mereka memasuki aula.
Begitu Lu melewati pintu, dia melihat seorang pemuda tampan dengan badan sedikit kurus. Dia langsung terpaku.
Meski seribu tahun telah berlalu, meski penampilan Ye Yuan sekarang ini telah banyak berubah, Lu masih mengenalinya meski hanya dengan melihat sekilas.
Orang ini sudah ada dalam pikirannya setiap hari. Dia hidup dalam mimpinya dan tidak pernah dia lupakan.
Untuk apa dia mengembara selama ratusan juta mil, tiba di tanah yang sulit ini, menanggung penghinaan dan cemoohan dari kakak-kakak dan adik-adik perguruan serta hukuman cambuk? Bukankah semua itu sudah tidak lagi menjadi bebannya lagi?
Tetapi siapa sangka kalau pada akhirnya, Tuan Mudanya masih harus berlari sejauh ratusan juta mil dan datang ke negeri paling utara ini untuk menyelamatkannya.
Begitu Lu berpikir sampai di sini, air matanya ingin keluar dari matanya tanpa bisa dia kendalikan.
Lu saat ini berpikir untuk menghambur ke arah Ye Yuan, tetapi dia memperhatikan bahwa Ye Yuan saat ini sedang menatapnya. Baru setelah itu dia tiba-tiba sadar.
Saat ini belum waktunya untuk saling menyapa!
Angsa Penyendiri duduk di sebelah Ye Yuan.
"He Xiangyun dari Menara Awan Es memberi hormat kepada Guru Ji!" Ketika He Xiangyun melihat Ye Yuan, dia membungkuk hormat.
Begitu dia melihat Lu masih bengong, wajah Xiangyun menjadi dingin dan dia berkata dengan suaranya yang dalam, "Jalang, untuk apa kau membatu di sana? Kenapa kau tidak bergegas untuk memberi hormat kepada Guru Ji?"
Seperti yang dia katakan, Xiangyun hendak bergerak untuk mengurusi Lu.
Alis Ye Yuan berkerut, ekspresinya berubah menjadi dingin saat dia berkata dengan teriakan, "Kurang ajar!"
He Xiangyun tidak mengetahui situasinya dan berkata dengan senyum dingin, "Jalang, dengar itu? Kau terlalu kurang ajar!"
"Aku sedang membicarakanmu!" Ye Yuan menyipitkan matanya dan berkata dengan suara dingin.
Ternyata, niat pembunuhan di dalam hati Ye Yuan sudah memenuhi dadanya. Dia melihat bagaimana Lu hidup beberapa tahun ini dari ingatan Xun.
Si He Xiangyun ini adalah biang keroknya!
Selain itu, dengan penglihatan yang Ye Yuan miliki, mana mungkin dia tidak tahu kalau banyak luka tak terlihat di badan Lu. Dia jelas-jelas mendapatkan siksaan berat.
Ye Yuan bisa menebak kalau luka-luka ini ada hubungannya dengan Xiangyu begitu dia melihat sikap He Xiangyun.
Hanya saja karena ada Angsa Penyendiri di sini, Ye Yuan tidak bisa bergerak. Jika tidak, sekarang ini He Xiangyun sudah jadi mayat.
"Ah? Saya?" He Xiangyun tertegun. Dia tampak tidak percaya akan situasinya sekarang.
Jelas-jelas gadis ini yang tidak sopan, kenapa aku yang dianggap kurang ajar?
Meski begitu, sebelum Xiangyun sempat beraksi, Ye Yuan berteriak sinis lagi, "Angsa Penyendiri, tampar mulutnya!"
Angsa Penyendiri kaget, tetapi dia tidak berani menentang. Dia langsung memberikan tamparan pada Xiangyun.
Dia juga tidak paham kenapa Ye Yuan memintanya memukul He Xiangyun, tetapi dia tahu Ye Yuan marah. Setelah dia menghabiskan waktu bersama-sama dengan Ye Yuan, dia juga tahu sedikit tentang sifat Ye Yuan. Oleh karena itu dia tidak menahan tamparan ini.
Mana mungkin He Xiangyun bisa menahan tamparan seorang sosok Langit?
Meski dia bisa bereaksi,dia tidak berani menahannya!
Plakk!
Suara tamparan yang keras mengenai wajah He Xiangyun. Dia langsung terbang melayang. Saking kagetnya, meski dia sudah melayang, dia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Adik yang kurang ajar padamu, Guru Ji. Apa salah kalau aku mendisiplinkan adik perguruanku?
Akan tetapi, Angsa Penyendiri tahu seberapa jauh dia harus melangkah ketika dia bergerak. Meskipun tamparan ini keras, tamparan ini tidak mematikan.
Bagaimana pun, He Xiangyun adalah murid tertua Menara Awan Es. Jika tamparan ini memukulnya sampai mati, bukankah wanita tua itu akan datang mencarinya untuk bertarung?
Akan tetapi, dia melakukan perintah Ye Yuan tanpa ragu sedikitpun.
Ketika He Xiangyun merangkak berdiri, setengah dari wajahnya sudah bengkak parah.
Dia tampak bingung. Dia jelas tidak mengerti mengapa Ye Yuan ingin memukulnya.
Ye Yuan tampaknya telah melihat apa yang dia pikirkan dan berkata dengan senyum dingin, "Kau tahu kenapa aku memukulmu atau tidak?"
He Xiangyun mengerti bahwa Ye Yuan saat ini adalah sosok besar di wilayah ujung utara. Bahkan gurunya pun tidak berani memprovokasi Ye Yuan. Dia hanya bisa menahan tamparan ini.
He Xiangyun menggelengkan kepalanya dengan begitu polosnya begitu dia mendengar pertanyaan Ye Yuan ini.
"Kau bahkan tidak mengerti kenapa aku memukulmu? Bodoh! Angsa Penyendiri, pukul lagi!" Ye Yuan berkata dengan nada dingin.
Ekspresi wajah Angsa Penyendiri berubah, tapi dia masih mengikuti perintah Ye Yuan. Tamparan lain mendarat di sisi kiri wajah He Xiangyun dan membuatnya terbang melayang ke sisi lain.
Seberapa berat tamparan seorang tabib Langit?
Meski Angsa Penyendiri mengendalikan kekuatannya, dua tamparan ini juga cukup untuk membuat He Xiangyun menderita.
Ada bekas tamparan sepuluh jari yang begitu ketara di kedua pipi Xiangyun. Tanda-tanda ini seolah dicetak di sana.
Dua tamparan ini membuat Xiangyun pusing tujuh keliling. Dia tidak tahu mana arah utara, selatan, barat dan timur.
Setelah He Xiangyun sedikit sadar, Ye Yuan bertanya lagi, "Sekarang, apa kau paham?"
Bagaimana mungkin He Xiangyun masih berani menggelengkan kepalanya? Dia langsung mengangguk dan berkata dengan kalimat terbata-batas, "P-paham, paham!"
Siapa sangka Ye Yuan ternyata berteriak dengan sinisnya lagi, "Angsa Penyendiri, tampar lagi!"
Sekarang, Angsa Penyendiri sudah kasihan pada He Xingyun. Namun, dia tidak berniat untuk menahan diri. Sebuah tamparan lain melayang. He Xiangyun dibuat terbang melayang lagi.
Baru setelah dia merangkak, Ye Yuan berkata dengan santainya, "Kau ini jelas-jelas tidak paham. Tetapi kau berpura-pura tahu. Kau pantas dipukul!"
Ada puluhan juta kata sumpah serapah yang ada di kepala He Xiangyun sekarang.
Alasanmu memukul orang memang sungguh bagus!
He Xiangyun tentu tidak berani mengatakan kalimatnya ini. Namun, dia sudah menangis. Dia merasa bersalah.
"Huh! Aku yang menentukan siapa yang harus berlutut dan tidak di Padepokan Pil Agung ini. Bukan kau yang menyuruh orang untuk melakukan ini dan itu! Sekarang, kau paham?" Ye Yuan melihat ke arah He Xiangyun dengan sinis dan berkata dengan nada tenang.
He Xiangyun menganggukkan kepalanya kesakitan. Wajahnya sudah penuh dengan air mata.
Apa-apaan ini!