Dewa Obat Tak Tertandingi

Melewati Ombak



Melewati Ombak

1Di atas lautan yang luas, sebuah perahu dayung kecil perlahan bergerak maju. Di sekitar, yang terlihat adalah bentangan kabut putih yang tidak hilang. Kabut ini membuat jemari tidak bisa terlihat ketika tangan dibentangkan.     

Kekuatan batasan yang kuat datang dari semua arah, dan membuat Ye Yuan serta yang lainnya diam-diam terkejut. Kuil Dewa Alura Bambu ini memang sangat kuat. Ternyata lautan yang begitu luas bisa berubah menjadi tanah larangan bagi mereka. Tidak ada orang yang menggerakkan perahu kecil ini, namun perahu ini melayang di atas lautan seperti itu.     

Suara gemuruh terdengar!      

Tiba-tiba, perahu kecil ini terguncang dengan kencangnya. Dayung perahu berayun dan ternyata kecemplung ke dalam awan kabut. Meski orang-orang saling berhadapan, mereka tidak bisa melihat rekannya dengan jelas juga.      

"Semuanya, hati-hati. Kita sedang memasuki badai batasan. Gejolak gelombang dari kekuatan hukum-hukum sangat luar biasa. Semua orang harus menghindari kekuatan batasan ini. Jika tidak, dan kalian masuk ke dalam Lautan Roh Alam Bawah, tidak ada yang bisa menyelamatkan kalian!"     

Dari haluan perahu, Zhu Wen memperingatkan.      

Semua orang menjadi sedikit ketakutan, mereka berhati-hati untuk menghindari kekuatan batasan ini. Entah berapa lama telah berlalu. Rombongan ini akhirnya melewati kabut dan kembali ke lautan biasa.      

Tiba-tiba, ekspresi wajah Baili Qingyan berubah.      

"Di mana Ye Yuan? Ye Yuan tidak ada!"      

Semua orang melihat samping kanan dan kiri mereka dan menemukan kalau Ye Yuan yang awalnya berada di buritan perahu memang menghilang.      

Xu Yan tampak masam.      

"Zhu Wen, hal seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Ada apa ini?"      

Mana mungkin Xu Yan tidak tahu?      

Zhu Wen ini menyimpan kebencian dan sengaja memasang sebuah penghalang untuk mengirim Ye Yuan ke bawah. Tanpa disadari, cara Xu Yan memanggil Zhu Wen berubah.     

Ye Yuan adalah petarung simpanan Pertemuan Tertutup Bela Diri Alura Bambu kali ini. Xu Yan sangat mementingkannya. Sekarang setelah dia pergi, bagaimana mungkin dia tidak marah?     

Ketika Ye Yuan adalah Raja Dewa Cakrawala Kesembilan, dia bisa bertarung dengan petarung Maha Dewa Cakrawala Pertama Qian Ye sampai Qian Ye kalah. Sekarang setelah Ye Yuan naik ke tingkatan Maha Dewa Surgawi, kekuatannya akan sangat sulit untuk diukur.     

Namun, Xu Yan merasa bahwa Ye Yuan seharusnya tidak memiliki masalah untuk bertanding melawan Maha Dewa Surgawi Cakrawala Kedua. Adapun seberapa jauh dia bisa melakukannya, sangat sulit untuk memprediksinya kali ini.      

Dan si 'kuda hitam' yang begitu hebat ini benar-benar hilang sekarang. Xu Yan merasa ngeri.      

Zhu Wen mencibir di dalam hatinya, tetapi menampakkan ekspresi tidak tahu di luar. Dia berkata, "Meski dulu tidak ada, bukan berarti Laut Roh Alam Bawah ini tanpa bahaya. Kekuatan pembatasan di sini akan sering mengalami perubahan. Satu salah langkah maka petarung Dewa Sejati sekalipun akan jatuh ke dalam. Sebelumnya itu adalah ajian pembatas kecil. Dengan cara itu kita bisa aman dan sehat. Tetua Xu, bukan berarti saya mengatakan hal ini padamu. Akan tetapi. kekuatan muridmu terlalu lemah, kan? Kau lihat bukankah yang lainnya baik-baik saja"     

Zhu Wen pasti sengaja melakukannya. Lautan Roh Dunia Bawah ini tidak diketahui oleh orang luar.      

Zhu Wen langsung bergerak keluar pembatas dan bersentuhan sedikit dengan ajian pembatas ini. Dan tempat ini merupakan buritan di mana Ye Yuan tadi berada. Buritan ini juga tempat di mana gelombang ombak paling kuat.     

Kedua mata Baili Qingyan menjadi merah. Dia marah.     

"Kau ini kejam dan tidak tahu malu! Belok kanan, aku akan mencari Ye Yuan!"      

Namun Zhu Wen menggelengkan kepalanya.      

"Kita tidak bisa menemukannya lagi. Lautan Roh Dunia Bawah berubah entah berapa kali dalam sekejap. Dia pasti akan memicu kekuatan batasan begitu masuk ke dalam lautan. Tidak mungkin kita kembali."      

Mata Baili masih memerah, dia masih marah.      

"Aku ... akan bertarung denganmu!"      

Zhu Wen menanggapi dengan santainya, "Kalau kau ingin mengubur semua orang bersamamu, silahkan saja coba!"      

Zu Yan menahan Baili Qingyan dan berkata padanya dengan suara dingin, "Jangan gegabah! Tunggu sampai kita menepi sebelum berbicara!"      

Air mata Baili mengalir. Namun, dia tidak bisa menahan kekuatan Xu Yan dan hanya bisa pasrah. Dia menatap tajam ke arah Zhu Wen. Akan tetapi, lelaki ini justru tersenyum sinis dalam hatinya.Dia sama sekali tidak mengambil hati ancaman Baili Qingyan.      

Meski perempuan itu memiliki kekuatan yang cukup, dia masih memaksakan diri untuk melawannya. Sealam Baili tidak bisa masih kuil maka tidak ada yang perlu Zhu Wen pikirkan.      

Tak lama kemudian, sebuah pulau tampak muncul di depan. Baili Qingyan langsung menjadi aliran cahaya begitu dia melangkah ke pulau ini. Dia bergerak ke arah Zhu Wen. Zhu Wen sepertinya sudah mengharapnya. Dia dengan santai mengeluarkan jarinya.      

"Serang!"      

Zhu Wen berteriak. Baili Qingyan merasakankan kekuatan besar merambat ke arahnya, dia langsung terbang melayang. Jarak antara kekuatannya dan Zhu Wen terlalu besar!      

"Huh! Kau terlalu percaya diri! Jika bukan karena Tetua Zu Yan, aku tadi sudah membunuhmu!" Zhu Wen berkata sambil mendengus sinis.      

Baili Qingyan melihat sinis ke arah Zhu Wen. Suara perempuan ini terdengar dingin, "Tunggu saja, akan datang hari di mana aku akan membalas dendam untuk Ye Yuan!"      

Zhu Wen memonyongkan bibirnya dan menjawab dengan nada merendahkan. "Itu akan tergantung dari keberhasilanmu melewati Pertemuan Tertutup Bela Diri Alur Bambu! Hanya saja menurutku, harapannya tidak besar."      

Xu Yan juga merasakan gelombang kemarahan di hatinya. Dia berkata dengan suara serius, "Zhu Wen, kau keterlaluan! Aku pasti akan melaporkan ke Yang Mulia Utusan apa yang terjadi hari ini. Aku akan memintanya untuk menegakkan keadilan. "     

Namun, Zhu Wen tidak peduli sama sekali dan hanya berkata dengan senyum tipis, "Silakan!"     

Melihat sikap Zhu Wen, hati Xu Yan menjadi mencelos.      

Di depan kuil, para petarung Dewa Sejati ini sungguh tidak punya hal untuk berbicara.      

"Eh? Kalian lihat, sepertinya ada seseorang di Lautan Roh Dunia Bawah!" Yi Qingxiang tiba-tiba berkata.     

Wajah semua orang berubah. Mereka melihat ke arah yang ditunjuk Yi Qingxiang. Benar saja, mereka menemukan bahwa ada titik hitam kecil sedang mendekat.      

Meskipun penglihatan semua orang sangat bagus, lautnya berkabut. Mereka juga tidak bisa melihat situasi sebenarnya.     

"Mungkinkah ... itu Ye Yuan?" Xu Yan menebak dengan terkejut.     

Ekspresi Zhu Wen juga berubah, kedua matanya menyipit menjadi satu garis. Dia sepertinya ingin melihat menembus kabut ini.     

Tapi, memang ada sosok hitam yang bergerak di dalam kabut. Saat ini dia datang ke arah pantai.     

"Ini ... Bagaimana ini mungkin?" Zhu Wen berkata dengan tatapan heran.     

Ketika Baili Qingyan melihat sosok yang samar-samar itu, dia langsung sangat gembira.     

"Itu pasti Ye Yuan! Itu pasti Ye Yuan!" Baili Qingyan berkata dengan penuh semangat.     

Sosok itu semakin dekat, garis badannya juga menjadi semakin jelas.     

Pada akhirnya, semua orang bisa melihat sosok yang agak kurus yang saat ini melaju kencang seperti angin ke sisi orang-orang ini. Dia menyapu ombak. Dia datang dengan melewati ombak.     

"Itu betulan! Dia tidak mati! Dia benar-benar tidak mati!" Baili Qingyan yang gelisah agak tidak jelas bicaranya. Namun, saat ini tidak ada yang memperhatikan ini.Semua orang termasuk Xu Yan sangat syok.      

"Ini ... ini mustahil! Selain murid-murid kuil, tidak ada orang yang bisa melewati Lautan Roh Dunia Bawah! Dia … bagaimana dia melakukannya?"     

Zhu Wen tampak tak percaya. Adegan di depannya ini sungguh fantastis. Ye Yuan melangkah ke atas gelombang-gelombang ombak besar dan berjalan dengan santainya seolah dia adalah seorang peselancar.      

"Kalau kau tidak bisa tidak berarti Ye Yuan tidak bisa! Sekarang, kau pasti kecewa, kan?"      

Baili Qingyan tersenyum kecut. Tatapan pada Zhu Wen penuh dengan penghinaan. Dia juga sangat senang melihat ekspresi Zhu Wen. Bagi Baili, kuil menjadi tempat yang sangat suci; terlalu kudus. Namun sekarang, dengan melihat sikap Zhu Wen, hatinya bimbang.      

Wush!      

Ye Yuan melangkah dan terbang ke pesisir. Baili Qingyan sangat senang. Dia langsung melompat ke depan dan mulai terisak.      

Ye Yuan tercengang melihat hal ini. Namun, dia masih menepuk pundak Baili pelan. Dia menghibur wanita ini, "Tidak apa-apa. Semuanya sudah berlalu."      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.