Babi Bao Yang Bahagia
Babi Bao Yang Bahagia
Ye Yuan kaget. Dia memegang si babi pink kecil di dadanya ini dan memberikannya pada anak kecil itu. Anak itu terkekeh dan mengulurkan tangannya untuk menerima babi kecil. Babi itu berusaha melepaskan dirinya dari tangan si anak kecil dan dia kembali memeluk dada Ye Yuan lagi.
Anak itu tertegun dan tidak dapat menahan kemarahannya, "Babi Harta Karun, apa kau berencana untuk melawanku?"
"Awu! Awu!"
Si babi kecil pink ini berteriak di dada Ye Yuan dan menolak untuk lepas dari sana. Ye Yuan juga bingung, tidak begitu yakin apa yang sebenarnya terjadi.
Bocah itu marah ketika dia mendengar teriakan di babi kecil.
"Apa yang sedang kau lakukan? Kau ternyata menyukai bocah Maha Dewa Surgawi Cakrawala Pertama? Apa kau ini terlalu banyak makan pil sampai kepalamu rusak?'
Anak itu tidak mau repot-repot menjelaskan dan langsung mengulurkan tangannya untuk mengambil si Babi Harta Karun. Namun, si babi semakin erat memeluk Ye Yuan dan menolak untuk melepaskannya.
Ada sebuah ide melintas dipikiran Ye Yuan. Dia seolah memahami sesuatu dan berkata dengan nada santai, "Biarkan. Aku yang akan melepaskannya."
Siapa sangka ternyata anak ini tidak mau mendengarkan. Dia justru marah, "Hei kau, memang kau pikir kau ini siapa? Kalau kau terus mengulur-ulur seperti ini, Kakek Tong akan langsung membunuhmu! Cepat kembalikan Babi Bao ini padaku!"
Ye Yuan tercengang. Anak ini berbicara dengan gaya anak-anak tetapi memiliki penampilan seorang tetua yang menggurui. Dia membuat orang merasa aneh. Namun, penampilan arogan anak ini juga memicu kemarahan Ye Yuan. Kedua aliasnya menegang. Dia berkata dengan suara dingin, "Kau lepaskan dia atau tidak?"
Anak itu mengangkat kepalanya dan berkata, "Aku tidak akan melepaskannya. Apa yang bisa kau lakukan padaku?"
Ye Yuan tertawa dingin dan mengulurkan tangannya untuk meraih anak itu. Anak itu juga tertawa sinis. Badannya berubah menjadi ilusi. Tangan Ye Yang tidak memegang apa-apa!
Mata Ye Yuan melebar dan dia terkejut.
"Hukum ruang."
Anak itu bangga pada dirinya sendiri ketika dia berbicara, "Kau ini hanya Maha Dewa Surgawi Cakrawala Pertama, tetapi kau benar-benar menganggap dirimu sebagai seseorang yang patut diperhatikan!"
Kekuatan anak ini sangat tidak jelas. Meski berada di sisinya, Ye Yuan tidak bisa merasakan kekuatannya. Ye Yuan baru kali pertama melihat hukum ruang ini selain hukum milik Bulu Dingin.
Selain itu, pemahaman hukum ruang anak ini tidak lemah.
Anak itu sekarang ini sedang bergembira. Ada sedikit senyum dingin melintas di sudut mulut Ye Yuan. Dia mengulurkan tangannya untuk meraih bocah ini sekali lagi.
Anak itu terkekeh dan berkata, "Tidak ada gunanya, kemampuanmu yang sedikit ini tidak akan bisa digunakan untuk membawakan sepatu Kakek Tong!"
Kali ini, dia masih ingin menghindari Ye Yuan dengan menggunakan hukum ruang. Sayangnya, genggaman Ye Yuan membuntuti dari jarak dekat seperti bayangan.
Di dalam kehampaan, Ye Yuan memegang lengan bocah itu.
Wajah anak itu berubah menjadi terkejut, "Kau ternyata juga tahu hukum ruang?!"
Ye Yuan tersenyum tipis.
"Kau tidak berpikir kalau hanya kau yang memiliki kekuatan hukum ruang di dunia ini, kan? Sungguh, entah dari keluarga mana kau ini, begitu jahat! Hari ini, aku akan mendisiplinkanmu atas nama orang-orang dewasa di keluargamu!"
Selesai berbicara, Ye Yuan tidak memberikan kesempatan pada bocah ini untuk menjelaskan dan langsung menaruh anak itu di antara kedua kakinya. Ye Yuan kemudian memukul pantatnya.
Anak-anak memiliki kulit yang tipis dan lembut. Bagaimana mungkin mereka tahan dengan 'tangan besi' milik Ye Yuan?
Beberapa pukulan sudah membuat anak itu menangis.
"Wah! Wah! Lepaskan aku! Kau bajingan. Aku pasti akan membunuhmu! Aku pasti akan membunuhmu!"
Di samping, Zhu Wen melihat adegan ini dengan ekspresi tamak.
"Heh heh iblis yang dibawa orang itu memang sulit untuk ditahan!"
Kedua alis Zu Yan berkerut. Dia berkata dengan suara dingin, "Apa maksudmu?"
Zhu Wen tampak menghina.
"Bocah itu akhir-akhir ini selalu mengikuti Tetua Du Rufeng. Tetua Du mendengarkan dan melakukan apa yang dia inginkan. Hubungan mereka pasti sangat dekat. Bocah itu sekarang memukul orang-orang Tetua Du Rufeng sekarang. Apa kau pikir akibatnya akan baik-baik saja?"
Begitu kalimat Zhu Wen ini terlontar, ekspresi wajah Xu Yan langsung menjadi jelek.
Baili Qingyan yang memperhatikan dengan senang di samping sedari tadi ikut bertanya begitu dia mendengarkan apa yang dikatakan oleh Zhu Wen.
"Tetua Xu, siapakah Tetua Du Rufeng ini?"
Ekspresi Xu Yan menjadi jelek saat dia menjawab, "Lebih dari 300 ribu tahun yang lalu, dia adalah tabib nomor satu dari generasi muda Dunia Hampa Alur Bambu! Dia memasuki kuil sebagai peringkat pertama dari Pertemuan Tertutup Bela Diri Alur Bambu. Saat ini, dia sudah menjadi Tetua Dewa Sejati."
Ekspresi Baili Qingyan berubah drastis. Tetua kuil itu ternyata juga seorang tabib. Apa yang dilakukan oleh Ye Yuan ini telah memprovokasi orang besar yang luar biasa!
Zhu Wen yang seperti ini saja hanya bisa menjadi karakter kecil di kuil. Namun, seorang tabib peringkat enam benar-benar memiliki identitas yang luar biasa.
Baili langsung berteriak, "Ye Yuan, berhenti memukul!"
Ye Yuan tidak mendengarkannya sama sekali dan masih memukuli pantat anak itu dengan keras. Saat itu, ada seseorang datang ke tempat ini dengan secepat kilat.
Lelaki tua itu memiliki momentum yang mengesankan saat dia menatap Ye Yuan. Dia marah dan berteriak keras, "Dari mana asal bajingan ini. Dia benar-benar berani memukul ... pukul Tong Kecil!"
"Ouch! Sakit sekali! Pantatku! Du Rufeng, cepat dan selamatkan aku!" Si Tong Kecil berteriak.
Ye Yuan sungguh mengerahkan pukulan kuat. Bocah ini sudah sangat kesakitan sekarang. Ye Yuan menoleh sekilas ke arah Du Rufeng dan berkata dengan nada dingin, "Apa dia anak dari keluargamu?"
Du Rufeng tertegun dan langsung menganggukkan kepalanya.
"Itu benar!"
Hanya pada saat ini, Ye Yuan berhenti. Dia melempar si Tong Kecil ke Du Rufeng, dia berkata dengan nada dingin, "Kau harus mendisiplinkannya dengan baik. Dia menggurui seperti seorang tetua dan dengan mudahnya mengatakan ingin membunuh orang. Bakat anak ini cukup bagus, jangan sampai dia menjadi orang jahat."
Ada ekspresi aneh di wajah Du Rufeng. Dia mengulurkan tangannya dan memberi syarat memanggil si kecil Tong. Tong Kecil meneteskan air mata dan ingusnya. Dia terlihat sangat menyedihkan.
"Du … Kakek Du, cepat bantu aku melihatnya. Aku tidak bisa merasakan pantatku sekarang ... huuu ... huuu ..."
Sambil berbicara, bocah ini menunjukkan pantat kecilnya ke atas. Dia sangat lucu.
Du Rufeng tampak bermuka masam. Dia menarik celana Tong ke bawah dan menemukan bahwa pantatnya berwarna merah cerah.
Dia menggertakkan giginya dan berkata, "Dasar bajingan, kau benar-benar kejam! Sepertinya kau benar-benar ingin mati!"
Du Rufeng mengangkat kepalanya, aura Dewa Sejati tiba-tiba terlepas. Wajah semua orang berubah drastis. Namun, ketika dia melihat ke arah Ye Yuan lagi, dia menemukan kalau orang itu sedang berjongkok dengan si Babi Bao yang sedang mengibaskan ekornya dengan gembira di tangannya.
"Awu, Awu!"
Suara teriakan penuh Babi Bao membuat Rufeng tertegun. Auranya yang kuat seketika langsung menghilang. Du Rufeng melihat si Kecil Tong dengan ekspresi syok.
"Tong, ini ..."
Tong berhenti menangis. Sorot matanya tampak menunjukkan kalau dia syok. Begitu dia mendengar teriakan Du Rufeng, dia mengangguk dan berkata dengan suara serius, "Babi Bao tidak pernah begitu gembira sebelumnya! Bagaimana anak ini melakukannya?"
"Ngok! Ngok!"
Si Babi Bao tampak gembira. Akhirnya, dia memakan semua pil yang ada di tangan Ye Yuan. Lehernya tampak miring dan dia langsung ambruk ke tanah, tertidur dengan bahagia.
Ye Yuan mengambil babi ini dan mengembalikannya ke si Kecil Tong.
"Anak pongah kecil, jangan berteriak akan membunuh orang setiap kamu bergerak. Babi ini jelas-jelas lapar. Cukup beri dia makanan sampai dia kenyang."