Dewa Obat Tak Tertandingi

Ketahuan



Ketahuan

1Begitu Ye Yuan melihat ekspresi terkejut Zhu Wen, dia berkata dengan wajah terhibur, "Sepertinya kau sangat kecewa."      

Kedua pojok mulut Zhu Wen berkedut. Akhirnya dia bisa tenang kembali. Dia sepertinya agak canggung karena dia tertawa garing dua kali.     

"Aku sudah bilang, kalau ... itu hanya kebetulan."      

Ye Yuan melihatnya dan berkata sambil tersenyum, "Kau sangat lemah. Jadi, memang kenapa kalau disengaja? Tatapanmu menjadi gamang dan kau tidak berani langsung melihat mataku. Seseorang seperti kalian tidak punya kualifikasi menjadi orang jahat. Tidak heran kalau kau depresi dan gagal mencapai ambisimu di kuil ini."     

Aura dingin merayap ketika Ye Yuan mengatakan hal ini. Zhu Wen marah melihat Ye Yuan, agaknya dia marah karena rasa malunya di awal. Zhu Wen menggertakkan giginya menahan kebencian dan berkata, "Bajingan, kau sudah menantang batasku!"      

Ye Yuan menjawab dengan santai, "Menantang batasmu? Kalau begitu datang dan bunuh aku! Kalau kau ingin membunuhku, lakukan saja terang-terangan dan secara terbuka. Kau tidak punya status di kuil ini. Jika kau membunuh murid yang datang berpartisipasi di Pertemuan Tertutup Bela Diri Alur Bambu. Kuil akan menahanmu. Akhirnya, kaulah yang lemah!"      

"Cukup! Diam!" Zhu Wen berkata sambil meraung.      

Satu per satu kata-kata Ye Yuan menusuk hatinya, dan hampir memecahkan pikirannya. Xu Yan melihat Zhu Wen yang menggila, dia sangat syok.      

Ye Yuan membuat hati Dao seorang Maha Dewa Surgawi Cakrawala Keempat hampir ambruk dengan beberapa kalimat.      

Ini namanya membunuh orang tanpa menumpahkan darah!      

Dengan ilmu penglihatan Xu Yan, dia pasti bisa tahu kalau hati Dao Zhu Wen sudah mencapai titik tumbang. Ini akan bisa menjadi penghalang besar pada masa depan kekuatannya.      

Zhu Wen yang awalnya sudah bersusah payah melangkah di kuil ini dan setelah ini mungkin akan sulit baginya untuk berdiri lagi. Ye Yuan menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.     

"Masuk kuil tidak berarti kau bisa sukses dalam segala hal. Kau justru masuk ke dalam lingkungan yang lebih kejam. Meski, aku tidak mengatakannya dengan keras, kelemahanmu juga tidak bisa dirubah. Seseorang sepertimu tidak punya kualifikasi menjadi lawanku. Tetua Xu, ayo kita pergi."      

Selesai berbicara, Ye Yuan berjalan ke arah sebuah bangunan di pulau pertama. Tempat ini penuh dengan kekuatan batasan. Bahkan petarung Dewa Sejati juga tidak bisa terbang.      

Alasan kenapa Ye Yuan bisa melewati Lautan Roh Dunia Bawah dengan menaiki ombak bukan karena Ye Yuan bisa mengabaikan kekuatan batasan ini, tetapi tempat di mana Zhu Wen melemparkan Ye Yuan memang memiliki kekuatan batasan yang lemah.      

Zhu Wen tidak berani bertindak ceroboh di tempat-tempat dengan ajian batasan yang kuat.Jika tidak, bukannya Ye Yaun yang terkubur, melainkan Zhu Wen akan ikut terkubur dengannya.      

Sepanjang jalan, Ye Yuan sudah cukup memahami tentang ajian batasan di Lautan Roh Dunia Bawah.      

Dengan adanya Zhu Wen sendiri yang memandu di depan, tidak mengejutkan jika Ye Yuan bisa keluar.      

Rombongan ini berjalan ke pulau itu. Ada beberapa istana yang berjajar rapi muncul di depan.      

"Alam Suci Alur Bambu!"      

Ada sebuah gapura besar di depan dengan empat karakter besar tertulis di atasnya, Alam Suci Alur Bambu.      

"Dikatakan bahwa tempat ini merupakan ujung dari gunung es dari Alam Suci Alur Bambu. Satu-satunya tempat di Alam Suci Alur Bambu yang terbuka untuk umu. Selain itu, tempat ini juga menjadi tempat berlangsungnya Pertemuan Tertutup Bela Diri Alur Bambu," Xu Yan menjelaskan.      

Ye Yuan menyadari hal ini dan baru saja akan memasuki Alam Suci Alur Bambu ketika dia mendengar suara gaduh datang dari pulau.      

Duar!      

Di belakang gunung, sebuah bangunan langsung meledak. Seluruh atapnya meledak yang tampak spektakuler.      

Ekspresi wajah Xu Yan berubah. Dia berkata, "Ada apa? Apa mungkin ada orang yang membuat masalah di Alam Suci Alur Bambu?"      

Ye Yuan berkata, "Baik. Itu pasti sebuah ledakan dari tungku. Namun, ledakan sebesar itu pastinya datang dari tabib yang tidak lemah."     

Jiang Xueyan tiba-tiba menjadi penasaran dan bertanya, "Mana mungkin dia bisa dibandingkan denganmu?"      

Sejak Ye Yuan naik ke tingkatan Maha Dewa Surgawi, Jiang Xueyan tidak pernah berpikir untuk menyulitkan Ye Yuan lagi. Dia tahu kalau kenaikan Ye Yuan sudah tidak terhentikan.      

Harapan Ye Yuan pada Pertemuan Tertutup Alur Bambu kali lebih besar daripada Baili Qingyan.      

Dan untuk seberapa besarnya, sekarang ini tidak ada orang yang tahu. Apapun itu, dia pastinya sangat kuat!      

Yi Qingxiang yang berada di samping juga memiliki pemikiran yang sama dengan Jiang Xueyan. Dia tidak berharap akan menjadi Qian Ye yang kedua. Kalau dia melawan Ye Yuan, sama saja kalau dia cari mati.      

Ye Yuan sekilas melihat Jiang Xueyan dan berkata sambil tersenyum, "Aku tidak pernah meledakkan tungku sebelumnya. Tentu saja, kalau aku memasakkan diri, ledakan yang aku buat mungkin 100 kali lebih kuat daripada ini."     

Orang-orang ini membelalak, termasuk juga Xu Yan.      

Mereka tidak pernah melihat kekuatan Ye Yuan dalam membuat pil. Namun, dari pil yang dia berikan pada Baili Qingyan, mereka bisa tahu kalau kekuatannya memang sangat hebat. Namun, 100 kali lebih kuat dari ledakan barusan, mereka merasa kalau ini agak fantastis.      

Harus diketahui, kalau di dalam ruang-ruang pembuatan pil ada susunan perlindungan. Sudah sangat mengerikan kalau ada orang yang bisa meledakkan atap sebuah bangunan.      

100 kali lebih kuat dari pada ini, konsep mana itu?      

"Tch! Dasar bodoh, memang kau itu siapa? 100 kali lebih kuat daripada ledakan barusan, apa kau tahu arti perkataanmu itu?"      

Ketika Zhu Wen yang sedari tadi diam, dia akhirnya tidak bisa menahan diri untuk mencemoohnya. Namun, Ye Yuan tampak tidak mendengarnya, dia hanya mengangkat kakinya dan pergi.      

Sepanjang jalan, Zhu Wen akhirnya bisa sedikit menenangkan pikirannya. Sikap Ye Yuan membuat api iblis di dalam hatinya membara dengan satu hembusan.      

"Hei, aku sedang berbicara denganmu, apa kau tuli?" Zhu Wen berkata dengan nada suara dingin.      

Ye Yuan menanggapi dengan suara santai, "Apa kau sedang berbicara denganku? Aku hanya mendengar suara gonggongan anjing tadi."      

Raut wajah Zhu Wen berubah. Dia baru saja akan berbicara tetapi dia mendengar Ye Yuan meneruskan perkataannya dengan santai, "Aku sudah bilang sebelumnya, kalau kau tidak berani membunuhku, maka diam saja untuk menghindari masalah!"      

Kedua mata Zhu Wen seolah menyemburkan api. Dia menggertakkan giginya menahan kebenciannya.      

"Bajingan, tunggu dan lihat saja! Kau akan menyesalinya suatu hari nanti!"      

Ye Yuan mengerutkan bibirnya. Dia tampak meremehkan ketika dia meneruskan langkahnya ke depan.      

Dipandu Zhu Wen, rombongan Aliran Bayangan Bambu tiba di deretan rumah beratap ilalang di perbatasan Alam Suci Alur Bambu.      

"Ini kediaman kalian!" kata Zhu Wen ringan.      

Wajah Xu Yan menjadi masam.     

"Zhu Wen kau ini keterlaluan! Jika aku tidak salah ingat, dia pastinya sebuah gudang, kan?"      

Zhu Wen mengerutkan bibirnya.      

"Aliran pendukung macam punya kalian ini masih ingin mendapatkan perlakukan yang baik? Aku rasa kalian tidak bisa tinggal lama juga dan akan segera pulang."      

Orang-orang Aliran Bayangan Bulan ini sangat marah. Orang ini jelas-jelas menggunakan posisinya untuk melampiaskan dendamnya.      

Ye Yuan tidak memperdulikannya.     

"Ya sudah. Para petarung menjadikan dunia sebagai rumah mereka. Kenapa kita mempermasalahkan hal ini?"      

Mata Xu Yan membelalak. Dia melihat ke arah Ye Yuan dengan tatapan tidak percaya. Orang ini memiliki bakat seperti ini, dia tetap saja bersikap acuh tak acuh ketika ditolong dan ketika dipermalukan.      

Untuk bisa mengatakan kalimat seperti ini berarti dia sudah melihat di luar urusan dunia, alam hatinya sudah mencapai entah level apa. Bahkan Xu Yan juga malu atas kekurangannya. Kalimat Ye Yuan membuat wajah Zhu Wen menjadi sangat masam. Awalnya, dia berdalih untuk melampiaskan perasaannya. Siapa sangka kalau Ye Yuan ternyata tidak kena dan bahkan mengatakan kata-kata ini.      

Wush!     

Seketika, sebuah benda berwarna pink berubah menjadi aliran cahaya dan masuk ke dalam pelukannya. Bahkan Ye Yuan tampak bingung juga.      

"Harta Karun Babi, pergi ke mana kau Harta Karun Babi?"      

Tak lama kemudian, sebuah suara anak-anak terdengar.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.