Dewa Obat Tak Tertandingi

Orang yang Terjebak di Dalam Warisan Ruang



Orang yang Terjebak di Dalam Warisan Ruang

2Ling Yun mendesah begitu dia melihat titik cahaya menjadi semakin redup.      

"Sayang sekali! Seorang tabib jenius ternyata lenyap dengan cara seperti ini saja!"      

Begitu titik cahaya hilang, artinya orang ini selamanya akan hilang di dalam ruang kekacauan dan tidak akan bisa kembali.      

Ruo Xu berkata dengan nada merendahkan, "Ini namanya cari mati sendiri! Jika dia pikir setelah membuat pil kualitas jiwa hampa membuatnya luar biasa, dan tidak perlu mendengarkan nasehat orang lain! Dia tidak berhasil melewatinya selama beberapa hari dan masih berani untuk memasuki warisan ruang!"      

Ling Yun melihat ke arah Ruo Xu sedikit tapi dia tidak berani melanjutkan. Permasalah yang dihadapi oleh pembesar bukankah sesuatu yang bisa orang kecil seperti dirinya hadapi. Dia juga paham niat dari Tetua Utama datang hari ini, tapi dia tidak bisa bilang apa-apa mengenai hal itu.      

Seketika, kedua mata Ling Yun berbinar. Dia terkejut,"Mn? Titik cahaya itu bersinar lagi!"      

Ekspresi wajah Ruo Xu berubah, dia menemukan kalau titik cahaya yang awalnya redup kini menjadi terang lagi.      

"Haha, sepertinya Tetua Utama akan kecewa!" seketika, suara Xuan Yu terdengar dari belakang.      

Ling Yun langsung merasa kepalanya membengkak. Ada dua orang besar yang datang ke sini. Ini adalah sesuatu yang jarang dia temui!      

Akan tetapi, Tetua Ye pantas mendapatkan perhatian dari tetua besar ini.      

Ruo Xu mendengus sinis.      

"Dia hanya menyeret dirinya yang lemah! Bahaya dari warisan ruang, kau pasti tahu sendiri kan!"      

Xuan Yu menoleh penuh arti ke Ruo Xu dan berkata, "Tetua Utama sedikit berubah-ubah suasana hatinya! Tetua Ye adalah pilar dari Kota Kekaisaran Elang Surgawi. Kalau dia meninggal, maka tidak akan ada gunanya bagi kota kekaisaran ini, kan?"      

Ekspresi Ruo Xu berubah. Dia menjawab dengan ekspresi wajah serius.      

"Aku jengkel karena gagal memenuhi harapan! Dia adalah seorang Tetua Menara Pil dan dia pergi ke Menara Bela Diri, untuk apa? Xuan Yu, kalau Tetua Ye sampai mati di dalam, kau tidak bisa lepas dari tanggung jawab!"     

Xuan Yu tersedak mendengar kalimat Ruo Xu. Dia menemukan kalau tidak ada Ye Yuan di sekitarnya, dia tidak bisa menandingi Tetua Utama.      

Dia terkena jebakan setelah membuat putaran besar. Ruo Xu hanya mendengus sinis, dia mengibaskan lengan bajunya dan pergi. Suasana hatinya menjadi buruk begitu dia mendapati titik cahaya yang ada di layar menjadi terang kembali.      

Xuan Yu menjadi sedikit tenang begitu dia melihat titik cahaya yang ada di layar hijau. Namun, Ye Yuan sekarang ini agak malang.      

Ruang kekacauan menjadi semakin rumit. Pemahaman ruangnya sudah tidak cukup untuk mendukungnya bergerak kesana kemari di dalam ruang ini lagi.      

Baru setelah dia mengerahkan usahanya yang sangat besar, dia menemukan ruang yang lebih stabil sehingga dia bisa bernapas lebih baik.      

"Sial, dalam kondisi lingkungan seperti ini, tidak ada cara lain untuk memahami hukum-hukum ruang sama sekali! Apakah si pendahulu itu meninggalkan warisan ruang ini untuk membunuh orang?" Ye Yuan berbicara dengan nada marah dan sedih.      

Tanpa Debu berkata, "Ruang kekacauan ini memang sangat berbahaya. Tapi pasti ada titik akhir seperti ujung benang. Jika kau bisa menemukan ujungnya ini, kau akan bisa membuka pintu lain!"      

Ye Yuan mengangguk.      

"Aku paham logikanya, tapi sangat sulit untuk menemukannya."      

Tanpa Debu tersenyum.      

"Apa kau pikir hukum-hukum ruang ini semacam kubis bagimu? Orang-orang yang bisa menguasai hukum-hukum ruang ini sangat jarang. Bahkan meski kau bisa menarik kesimpulan dan menguasai hukum-hukum ruang, kau tahu bagaimana tapi kau tidak tahu bagian kenapanya. Meski kau bisa menyelamatkan diri di dalam ruang kekacauan ini, akan sulit bagimu untuk menguasai hukum-hukum ruangannya."      

Begitu mendengar kata-kata Tanpa Debu, Ye Yuan mendapatkan sekilas inspirasi. Sepertinya dia mendapatkan sesuatu.      

"Senior, apa yang tadi kau katakan?" Ye Yuan bertanya dengan tatapan mata resahnya.      

Tanpa Debu membeku.     

"Aku bilang, kau tahu bagaimananya namun kau tidak tahu mengapa-nya."      

Ye Yuan langsung mengibaskan tangannya.      

"Bukan kalimat ini, tapi kalimatmu yang sebelumnya!"      

Tanpa Debu bingung dan memikirkannya.      

"Menarik kesimpulan dan memahami hukum-hukum ruang. Kenapa, apa ada masalah?"      

Ye Yuan memukul pahanya dan berkata dengan nada senang, "Itu! Kenapa aku bodoh sekali! Aku menguasai hukum-hukum dengan Dao Pedang, jadi mengapa aku harus mengikuti hal-hal yang mudah seperti ini dan mengabaikan dasar-dasar fundamentalnya, dan bahkan memaksa diriku untuk menguasainya?"      

Tanpa Debu membeku. Dia bengong. "Itu juga berhasil?"      

Ye Yuan tertawa dan berkata, "Tentu saja berhasil! Senior, terima kasih banyak atas pengingatnya! Jika tidak, dengan bodohnya aku masih terus saja menghindar entah sampai kapan!"      

Selesai berbicara, Ye Yuan mengeluarkan Pedang Junyinya.      

"Seni Pedang Kabut!"      

Pedang panjang Ye Yuan bergerak, dan langsung memasuki kondisi fana. Di tengah-tengah seni pedang ini, hukum-hukum ruang secara otomatis mengalir.      

Dalam sekejap, seluruh ruang menjadi bergolak. Meski begitu, Ye Yuan masih tidak tahu, dia masih terbungkus dalam seni pedangnya.      

Krek! Krek!      

Ruangan tersebut hancur. Ye Yuan menghilang di tempat, memasuki area ruang lain. Ye Yuan tidak berhenti, dia terus mengayunkan pedang panjangnya seperti merubah tempat.      

Ruang yang ada di sekitarnya terus hancur, dan dia sudah tiba di ruang yang lain lagi. Ye Yuan menemukan kalau dia masih menggunakan Seni Pedang Kabut yang paling bebas. Dibandingkan dengan menggunakan hukum-hukum ruang sendiri, persepsinya terhadap hukum-hukum ruang di bawah kondisi menjadi sedikit lebih tinggi.      

Meski begitu, hukum-hukum ruang juga tidak bisa dikuasai meski ketika seseorang ingin menguasainya.      

Musim gugur pergi dan musim semi pun tiba. Tidak ada perubahan musim di dalam ruang kekacauan ini. Dalam sekejap, tiga tahun sudah berlalu.      

Tiga tahun ini, Ye Yuan terus menerus berlatih dengan pedangnya.      

Kalau dilihat dengan jelas, seni pedang Ye Yuan sekarang jauh lebih indah daripada sebelumnya. Selain itu, seni pedangnya pun menjadi lebih tidak terarah. Jelas sudah kalau pemahamannya terhadap hukum-hukum ruang menjadi lebih dalam.      

Hari ini, Ye Yuan tiba-tiba mendapatkan pemahaman di dalam hatinya. Dia menghunuskan pedangnya keluar dan seluruh badannya seperti sobek, dan langsung bergerak cepat melewati kehampaan!      

Duar!      

Ruang ini terkena pukulannya dan menjadi pecah berkeping-keping!      

Tiba-tiba, pemandangan di depan Ye Yuan berubah, dia sudah sampai di sebuah tempat yang tak dikenal.      

Wilayah di ruang ini jauh lebih stabil dibandingkan dengan ruangan yang dia tempati sebelumnya. Tatapan mata Ye Yuan tiba-tiba berubah menjadi tajam, ada gelombang besar yang bergejolak dalam hatinya.      

Ini karena ada seseorang yang berdiri tidak jauh darinya!      

Seorang manusia!      

Orang itu sedang bermeditasi. Kali ini, dia perlahan membuka matanya dan melihat ke arah Ye Yuan.      

Ye Yuan langsung tampak berani karena dia sedang memegang pedang Junyi di tangannya.      

Pedang Junyi merupakan artefak mistik raja dewa. Tidak ada jaminan kalau orang ini tidak berniat jahat pada Ye Yuan.      

Ye Yuan memang tidak bisa melihat situasi pihak lain namun lewat Tanpa Debu, dia tahu kalau orang ini merupakan petarung Raja Dewa surga lapisan ketiga.      

Meski Ye Yuan tidak takut, tapi masih perlu baginya untuk berhati-hati.      

Lelaki itu memakai baju hitam, wajahnya sepertinya tua. Tatapan matanya tidak hidup, orang ini seolah sudah mati.      

Ye Yuan langsung paham kalau orang ini adalah petarung jenius Menara Bela Diri dari masa lampau yang mencoba untuk memasuki ruang kekacauan ini dan menguasai hukum-hukum ruang seperti dirinya sekarang. Sayangnya, dia terjebak di sini, dan tidak bisa keluar.      

Ye Yuan sama sekali tidak menyangka kalau ada orang yang masih bertahan hidup di sini.      

Orang ini mengamati Ye Yuan. Suaranya parau, dia membuka mulutnya dan berkata, "Satu orang lagi yang datang untuk mencari mati! Bocah, kau tidak perlu waspada seperti itu. Kalau kau sudah sampai di sini maka kau tidak akan bisa keluar. Tidak ada gunanya bagiku menginginkan harta karun mistik raja dewamu itu."      

Kedua alis Ye Yuan naik begitu dia merasa bingung. "Kenapa?"     

Orang itu perlahan membuka matanya dan perlahan berkata, "Kau akan segera tahu."      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.