Satu Kelahiran Dua Harta: Cinta Seorang Miliarder

"Bukankah aku sudah mengatakan cukup? Tentu saja, tidak!" Dia memotongnya tanpa ampun. Dengan ujung bibirnya menyeringai pahit, dia bertanya, "Bukankah seharusnya aku yang menanyakan itu padamu? Selama lebih dari satu dekade, kamu telah memiliki apa yang bukan milikmu. Haruskah kamu mengembalikan apa yang kamu miliki kepada pemiliknya yang sah?!"     

Mu Wanrou tidak bisa melepaskan kepalan tangannya. Dalam kemarahannya, dia mendadak tertawa terbahak-bahak, yang dilengkapi dengan penampilannya yang penuh penghinaan. "Siapa yang akan mempercayaimu? Bagi semua orang, aku Nyonya Muda Mu yang sebenarnya sekarang dan bahkan di masa depan! Kamu ingin berkelahi denganku? Kamu sama sekali tidak memenuhi syarat!"     

Mata Yun Shishi berubah sangat dingin. "Tepat sekali. Aku tidak punya hak untuk bersaing denganmu karena semuanya milikku sejak awal."     

Dia berjalan menuju Mu Wanrou dan berdiri tepat di depannya dengan mata yang berkilauan. Tanpa peringatan, dia meraih kerahnya dan mengirim tamparan ganas di wajahnya!     

"Orang yang tidak memenuhi syarat untuk bersaing denganku adalah kamu!"     

Mu Wanrou tidak berharap dirinya akan ditampar. Matanya terbakar dengan kebencian dan pembalasan saat dia memekik, "Kamu berani memukulku?!"     

"Kenapa aku tidak berani?!" Sekali lagi, dia mengirim tamparan keras ke wajahnya dengan mencibir.     

Kali ini, Mu Wanrou berhasil membalik tangannya dan meraih lengan bajunya.     

Namun, entah bagaimana, meskipun ada upaya terbaik dari yang lain untuk mengusirnya, wanita yang tampak lemah itu berdiri tegak.     

Apa yang tidak dia ketahui adalah bahwa Yun Shishi telah belajar beberapa teknik judo ketika dia masih kecil. Dilengkapi dengan keahliannya yang sangat baik dalam olahraga itu, dia jelas bisa mengatasi wanita lemah seperti Mu Wanrou!     

"Yun Shishi, beraninya kau memukulku. kamu akan menyesali ini!"     

"Menyesal?! Tidak ada penyesalan dalam hal menghukum seorang jalang!" Tampak kejam, dia mengangkat tangannya lagi.     

"Berani kamu melakukan itu! Cobalah memukul wajahku lagi jika kamu punya nyali!" Mu Wanrou mengangkat suaranya dan mengancam, "Aku hamil sekarang! Bisakah kamu menanggung konsekuensi dari memukulku?!"     

"Apa?" Yun Shishi berhenti di jalurnya.     

"Apa kau tidak mendengarku dengan jelas? Aku hamil. Bisakah kamu menanggung akibat dari menyakiti anak di dalam tubuhku dengan pukulanmu?" Yun Shishi terkejut ketika dia melihat ekspresinya yang kaku.     

"Apakah kamu berbohong padaku lagi? Kamu mandul." Dia menolak untuk mempercayai kata-kata Mu Wanrou.     

"Kenapa aku harus membohongimu? Tidakkah kamu menyaksikan morning sickness ku sebelumnya? Aku baru-baru ini mengkonfirmasi kehamilanku juga!" Melihat mata Yun Shishi berkilau dengan kecurigaan meskipun mengklaim bahwa dia tidak akan menerima kata-katanya yang sebenarnya, Mu Wanrou tahu pasti bahwa Yun Shishi telah mengambil umpan.     

"Kamu tidak percaya, bukan?"     

"Bukankah kamu didiagnosis tidak subur?" Dengan wajah pucat, Yun Shishi mengamati wajahnya dengan harapan menemukan celah untuk klaimnya.     

"Dokter juga bisa membuat kesalahan." Dia berpura-pura tidak senang untuk mengusapnya lebih jauh. "Awalnya aku juga tidak bisa percaya, tapi itu kebenarannya! Yun Shishi, aku hamil dengan anak Mu Yazhe."     

Wajah Yun Shishi tiba-tiba dipenuhi dengan kesedihan saat berita itu merobek secercah harapan terakhirnya.     

Mu Wanrou tertawa melihat tampang sedihnya. "Kenapa, Yun Shishi? Apa yang Mu Yazhe katakan bahwa kamu tidak ingin percaya kebenaran sekarang? Kenapa aku harus membohongimu? kamu tahu bahwa aku tidak perlu memalsukan kehamilanku, bukan?"