Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Aku Ingin Semua Informasi tentang Qiao Mianmian



Aku Ingin Semua Informasi tentang Qiao Mianmian

1Beberapa pelayan wanita berbicara satu sama lain. Semakin mereka berbicara, semakin mereka menjadi bersemangat. Bagaimanapun, tuan muda mereka dulunya adalah seorang yang tidak bisa bersentuhan dengan wanita. Mereka juga pernah curiga jika Tuan Muda Mo menyukai sesama pria.     

Sekarang, Tuan Muda Mo sudah menikah dan bahkan sangat menyayangi Nyonya Muda. Itu cukup untuk membuktikan bahwa orientasi seksualnya normal. Tampaknya Tuan Muda Mo acuh tak acuh pada wanita lain sebelumnya bukan karena ia tidak tertarik pada wanita, melainkan karena ia belum bertemu dengan wanita yang disukainya. Tuan Muda Mo tetap bersikap seperti pria normal kepada wanita yang disukainya.     

Wajah Shen Rou menjadi semakin dingin karena mendengar diskusi di antara beberapa pelayan wanita itu. Saat para pelayan berbicara, mereka tiba-tiba merasakan mata dingin Shen Rou tertuju pada mereka. Mereka pun mendongak.      

Ketika para pelayan wanita kediaman keluarga Mo melihat wajah Shen Rou yang memancarkan aura sangat dingin, hati mereka tersentak dan mereka sangat ketakutan sehingga semuanya seketika menutup mulut. Beberapa dari mereka saling memandang dan merasa sedikit menyesal. Bagaimana bisa mereka lupa bahwa Nona Shen menyukai Tuan Muda Mo?     

Shen Rou menyukai Mo Yesi selama bertahun-tahun, namun Mo Yesi masih tidak memiliki perasaan sayang terhadapnya. Karena sekarang Mo Yesi tiba-tiba menikah, Shen Rou pasti sedang dalam suasana hati yang buruk. Apa yang para pelayan wanita itu katakan barusan tidak diragukan lagi akan menambah luka di hatinya.     

Shen Rou selalu memberikan kesan yang lembut, menyenangkan, mulia, dan elegan. Namun, ketika para pelayan wanita itu tiba-tiba melihat wajah Shen Rou yang begitu muram dengan ekspresi dan tatapan matanya sangat berbeda dari biasanya, beberapa dari mereka juga sedikit ketakutan.     

"Nona Shen, saya… Saya akan mengantarkan air gula merah untuk Nyonya Muda."     

Pelayan wanita yang memegang air gula merah menundukkan kepalanya, berbalik, dan cepat-cepat berjalan ke atas. Pelayan wanita lainnya juga mencari sedikit alasan dan pergi satu demi persatu.     

Shen Rou masih berdiri di tempat. Ia memikirkan kata-kata yang baru saja diucapkan para pelayan wanita itu dan menggigit bibirnya dengan erat. Bahkan, meskipun ia tahu bahwa Mo Yesi dan wanita itu tidak akan bertahan lama, ia juga tetap merasa sulit untuk menerima kebahagian saat ini.     

Qiao Mianmian?! Kenapa dia?! Kualifikasi apa yang dia miliki hingga membuat A Si memperlakukannya dengan sangat baik?! pikir Shen Rou.     

Shen Rou berdiri di sana untuk beberapa saat. Semakin ia memikirkannya, semakin hatinya menjadi tidak tenang. Ia pun mengeluarkan ponselnya dan mengirimkan pesan pada Gong Zeli.     

| Shen Rou: Zeli, aku ingin semua informasi tentang Qiao Mianmian. Setelah kau selesai memeriksanya, segera kirimkan kepadaku.      

Shen Rou tahu bahwa Gong Zeli pasti akan membantunya. Karena Gong Zeli menyukainya, dan ia selalu tahu tentang itu.     

———     

Mo Yesi kembali ke kamar tidur sambil memeluk Qiao Mianmian dan berjalan sampai ke tempat tidur.     

"Kau mengantuk atau tidak?" Mo Yesi mengulurkan tangan dan menyentuh kepala Qiao Mianmian, "Jika kau mengantuk, tidurlah sebentar. Nanti aku akan memanggilmu untuk makan malam."     

Qiao Mianmian benar-benar mengantuk. Musim panas adalah musim yang mudah membuat lelah. Ditambah lagi, ia masih dalam masa menstruasi dan ia sedikit tidak bertenaga. Qiao Mianmian baru saja memusatkan semua perhatiannya untuk berurusan dengan Nenek Mo dan Ibu Mo. Setelah pertemuan ini, barulah tubuhnya menjadi rileks dan ia menyadari bahwa ia merasa lelah.     

"Iya," Qiao Mianmian mengangguk lembut. Ia merasa sedikit mengantuk dan bahkan suaranya penuh dengan urgensi, "Sedikit mengantuk."     

Mo Yesi memeluk Qiao Mianmian dan membaringkannya di tempat tidur dengan lembut, "Kalau begitu, tidurlah sebentar."     

"Bagaimana denganmu?" tanya Qiao Mianmian. Setelah menyentuh tempat tidur, ia tidak bisa menahan keinginan untuk menguap.     

"Aku akan pergi ke ruang kerja dan tinggal sebentar," jawab Mo Yesi sambil duduk di samping tempat tidur dan mengambil selimut tipis untuk menutupi tubuh Qiao Mianmian, "Masih ada beberapa hal di perusahaan yang belum selesai diurus. Aku akan mengurusnya sebentar."     

Ketika Mo Yesi melakukan hal-hal ini, ia terlihat sangat alami, santai, dan sangat terampil. Seakan-akan ia sudah lama merawat Qiao Mianmian seperti ini. Qiao Mianmian menunduk, melirik selimut tipis yang menutupi tubuhnya, dan mengerucutkan bibirnya. Sebuah senyuman manis terbit di sudut bibirnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.