Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Kau Tidak Akan Peduli pada Perasaanku



Kau Tidak Akan Peduli pada Perasaanku

1"Jangan pernah berpikir tentang masalah perceraian. Kau akan menjadi istriku, Mo Yesi, selama sisa hidupmu," kata Mo Yesi, "Qiao Mianmian, kau mengira aku menuduhku, jadi kau marah padaku dan sengaja mengatakan sesuatu yang akan membuatku marah setelah mendengarnya. Kalau begitu, pernahkah kau memikirkan apa yang hatiku rasakan? Apa perasaanku saat mendengar perkataanmu barusan?"     

Di titik ini, Mo Yesi berhenti sejenak. Akhirnya, sebuah senyum yang mencibir diri sendiri muncul di sudut bibirnya, "Kau tidak peduli pada perasaanku. Benar, kan? Jika tidak, mengapa kau dengan sengaja menusuk hatiku dengan pisau?"     

Qiao Mianmian sontak tercengang hingga matanya terbelalak lebar.     

Mo Yesi menatap langsung kedua mata Qiao Mianmian yang merah dan bengkak karena menangis. Ia mengerutkan bibirnya, tetapi tidak ada sedikitpun senyum di matanya, "Kau tidak peduli jika aku menyukai wanita lain. Jika dilihat, akar masalahnya adalah karena aku sama sekali tidak penting di dalam hatimu. Itu hanya seorang yang ada atau tidak pun tidak dipedulikan dan bisa disingkirkan."     

Ekspresi rasa bersalah dan keterkejutan muncul di wajah Qiao Mianmian. Ia membuka mulutnya dan mencoba mengatakan sesuatu, tetapi ia tidak tahu harus berkata apa.     

"Qiao Mianmian," Mo Yesi menyebut namanya kata demi kata dengan suara rendah. Setelah hening beberapa saat, ia berkata dengan suara yang dalam, "Tidak peduli seberapa dalam kau menyukai seseorang, jika hanya satu sisi yang terus-menerus memberi dalam waktu yang lama, siapapun juga lambat laun akan merasa lelah. Aku terus menunggu balasanmu, tapi aku juga tidak tahu masih bisa bertahan berapa lama jika terus tidak mendapatkannya."     

"Kau masih marah sekarang. Kau tidak bisa mendengarkan apa pun yang aku katakan, jadi kita akan bicara lagi nanti setelah amarahmu sudah mereda. Aku akan memberimu waktu untuk menenangkan diri," kata Mo Yesi lagi.     

Setelah mengucapkan kalimat terakhir, Mo Yesi menatap Qiao Mianmian dalam-dalam, lalu berbalik dan berjalan keluar ruangan. Qiao Mianmian melihat Mo Yesi berjalan keluar dari kamar tidur, kemudian melihatnya menutup pintu.     

Mata Qiao Mianmian terasa perih dan air mata mengalir lagi. Sebenarnya, setelah mengucapkan kalimat itu barusan, Qiao Mianmian sedikit menyesalinya. Ia ingin menarik kembali semua perkataan yang sudah keluar.     

Qiao Mianmian tidak pernah mengira Mo Yesi akan begitu marah. Jika ia tahu sejak awal… Ia tidak akan mengatakan hal seperti itu. Jadi, apakah Mo Yesi benar-benar kecewa padanya sekarang?     

Saat Qiao Mianmian memikirkan apa yang Mo Yesi katakan sebelum pergi, tiba-tiba ia merasa bahwa dirinya sendiri terlalu berlebihan. Mo Yesi akan curiga bahwa ia masih menyukai Su Ze, bukan karena Mo Yesi tidak peduli padanya lebih dulu. Jika pria lain dihadapkan di situasi yang sama, mungkin juga akan berpikir begitu.     

Setelah Qiao Mianmian menyadari kesalahannya, ia mulai berintrospeksi. Semakin ia memikirkannya, semakin ia menyadari bahwa ia telah melakukan sesuatu yang salah dan menyakiti hati Mo Yesi. Qiao Mianmian juga tidak tahu mengapa ia mengatakan itu barusan. Jelas-jelas, bukan berarti ia benar-benar sedikitpun tidak peduli pada Mo Yesi di dalam hatinya.     

Jika Mo Yesi benar-benar menyukai Shen Rou… Tepat setelah Qiao Mianmian memikirkannya, hatinya terasa sakit dan ia mulai merasa tidak nyaman. Ia tiba-tiba menyadari bahwa ia sebenarnya juga peduli dengan Mo Yesi. Jika Mo Yesi benar-benar menyukai wanita lain, Qiao Mianmian juga akan merasa sedih.     

Qiao Mianmian membeku beberapa saat di tempat tidur. Ia menghapus air mata dari sudut matanya, lalu mengeluarkan ponselnya dan mengirim pesan WeChat ke Jiang Luoli.     

Kebetulan Jiang Luoli sedang bermain ponsel dan begitu ia menerima pesan WeChat Qiao Mianmian, ia langsung menjawab dalam beberapa detik.     

| Mianmian Bu Ruan Meng: Luoluo, sepertinya aku telah melakukan sebuah kesalahan dan membuat seseorang marah. Apa yang harus aku lakukan?     

| Jiang Tang Hen Tian: ? Seseorang yang kau bicarakan bukan dewa pria, kan?     

| Mianmian Bu Ruan Meng: ...Um.     

| Jiang Tang Hen Tian: Apakah kalian bertengkar?     

| Mianmian Bu Ruan Meng: ...Aku kira begitu.     

| Jiang Tang Hen Tian: Dewa pria begitu menyayangimu, tapi ternyata kalian masih bisa bertengkar?! Kesalahan apa yang sebenarnya kau lakukan hingga membuatnya marah?     

Catatan: Mianmian Bu Ruan Meng artinya Tidak Lembut dan Manis, sedangkan Jang Tang Hen Tian artinya Permen Jahe Sangat Manis.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.