Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Sungguh, Sudah Tidak Begitu Sakit!



Sungguh, Sudah Tidak Begitu Sakit!

0Qiao Mianmian menunggu di kamar mandi selama sepuluh menit. Akhirnya, Mo Yesi mendapatkan barang-barang yang ia butuhkan. Ada banyak pelayan wanita di sini. Karenanya, kebutuhan sehari-hari yang diperlukan para wanita jadi sangat mudah didapatkan.     

Mo Yesi menyerahkan pembalut yang didapatkannya dari seorang pelayan wanita kepada Qiao Mianmian. Ketika Qiao Mianmian mengulurkan tangan untuk mengambilnya, Mo Yesi masih juga bertanya, "Apakah merek ini tidak masalah? Kau bisa menggunakannya untuk sementara. Katakan apa yang kau butuhkan padaku. Aku akan segera menyuruh orang untuk pergi membelinya."     

"Ini tidak masalah," kata Qiao Mianmian sambil menerimanya dengan wajah memerah. Merek pembalut ini bukan yang biasa digunakannya. Namun, sekarang sudah lumayan jika ada pembalut yang dapat digunakannya. Mana mungkin Qiao Mianmian masih sempat-sempatnya memilih pembalut yang bermerek atau tidak di saat seperti ini?     

Qiao Mianmian butuh waktu hampir sepuluh menit untuk membersihkan dirinya sendiri. Ketika ia keluar dari kamar mandi, ia merasa seperti hidup kembali. Meskipun ada sedikit rasa sakit di perut bagian bawahnya, akhirnya ia tidak perlu khawatir dengan darah yang mengalir keluar dari tubuhnya.     

Begitu Qiao Mianmian membuka pintu kamar mandi, ia melihat Mo Yesi menunggu di luar. Setiap kali Qiao Mianmian datang bulan, kulitnya menjadi sangat buruk. Biasanya wajahnya kemerah-merahan, tapi warna wajahnya akan terlihat pucat seperti orang sakit saat datang bulan. Sepertinya Qiao Mianmian tampak lemah dan menyedihkan.     

Mo Yesi menatap wajah mungil Qiao Mianmian yang pucat selama beberapa detik, mengerutkan kening, dan menariknya ke dalam pelukannya. Mo Yesi mencubit dagunya yang runcing dan bertanya dengan sedikit khawatir, "Mengapa wajahmu begitu buruk? Apakah ada yang tidak nyaman?"     

Qiao Mianmian memang sedikit tidak nyaman dan ia juga tidak menyembunyikannya dari Mo Yesi. Ia mengangguk dengan lemah dan menjawab, "Iya, perutku sedikit sakit."     

Dismenore adalah penyakit lama Qiao Mianmian. Dulu, saat ia pertama kali mulai merasakan nyeri dan kram menstruasi, ia merasa sangat kesakitan hingga masuk rumah sakit. Dalam beberapa tahun terakhir, tubuhnya sedikit membaik dan sakitnya juga tidak terlalu dibesar-besarkan. Tetapi, ia masih akan merasa tidak nyaman selama satu atau dua hari setiap bulannya, terutama saat hari pertama. Biasanya Qiao Mianmian tidak akan mau keluar sama sekali dan hanya ingin berbaring di tempat tidur seharian penuh.     

"Sakit perut?" tanya Mo Yesi.     

Mo Yesi tidak tahu banyak tentang beberapa hal kewanitaan seperti ini. Lagi pula, sebagai pria yang telah melajang selama lebih dari 20 tahun, ia juga tidak memiliki kesempatan untuk memahami wanita. Jadi, ia juga tidak tahu bahwa wanita masih merasakan sakit selama beberapa hari dalam sebulan. Ketika Qiao Mianmian mengatakan bahwa perutnya sakit, Mo Yesi tidak akan mengira bahwa itu disebabkan oleh menstruasi.     

Wajah Mo Yesi tampak sangat serius saat ia bertanya lagi, "Bagian perut mana yang tidak nyaman? Di mana yang sakit?"     

Qiao Mianmian tertegun sejenak dan sedikit membatu karena pertanyaan Mo Uesi. Awalnya, ia merasa ini adalah pengetahuan umum yang pasti diketahui orang banyak. Tetapi, ia kemudian teringat penyakit aneh Mo Yesi dan merasa bahwa hal ini bisa dimengerti lagi. Bagi seorang pria yang lajang karena reaksi alergi terhadap kontak wanita dan belum pernah memiliki suatu hubungan sebelumnya, tidak mengherankan jika Mo Yesi tidak mengetahui hal ini.     

 Qiao Mianmian mengangkat kepalanya, melirik ke arah Mo Yesi, dan dengan sabar menjelaskan, "Ini sakit karena datang bulan. Ketika datang bulan, perut akan merasa sedikit tidak nyaman."     

"Sakit karena datang bulan?"     

"Iya," Qiao Mianmian mengulurkan tangannya dan menyentuh perutnya, "Sebenarnya aku sudah lebih baik sekarang. Dulu, setiap kali merasa kesakitan, rasanya aku seperti ingin pingsan."     

Qiao Mianmian berbicara dengan sangat santai, tetapi Mo Yesi mendengarkannya dengan ekspresi yang begitu serius. Ketika ia selesai berbicara, ia melihat pria itu mengerutkan kening     

"Begitu menyakitkan?" tanya Mo Yesi dengan ekspresi wajah yang sangat serius.     

"Eh, itu adalah masalah dulu," jawab Qiao Mianmian. Ia tidak ingin menjual masalah ini untuk membuat Mo Yesi kasihan padanya sehingga ia menjelaskan dengan tergesa-gesa, "Sekarang sudah lebih baik. Sudah tidak begitu sakit, hanya saja sedikit tidak nyaman. Masih bisa ditahan dalam batasannya."     

Ternyata, Mo Yesi masih saja mengerutkan kening.     

"Sungguh, sudah tidak begitu sakit!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.