Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Aku Jadi Ingin Menyerangmu Lagi



Aku Jadi Ingin Menyerangmu Lagi

1Sangat bagus. Sangat bagus, pikir Paman Li.     

Sementara itu, Qiao Mianmian hampir pingsan di kursi belakang, karena ciuman Mo Yesi yang sangat panas dan mendominasi. Wajah Qiao Mianmian yang halus dan cerah kini memerah. Lalu, tangan kecilnya yang putih dan lembut memukul dada pria itu dengan lemah, "Um, Mo... Mo Yesi, lepaskan aku."     

Ciuman Mo Yesi terlalu mendominasi dan terlalu kuat hingga membuat Qiao Mianmian rasanya ingin pingsan. Mo Yesi membuka matanya, lalu mata hitamnya yang gelap dan tajam memandang wajah gadis di pelukannya yang memerah karena ciumannya. Gadis itu bahkan tidak bisa bernafas. Mau tidak mau, Mo Yesi mengakhiri ciuman yang sebenarnya belum bisa diakhirinya itu.     

Napas Mo Yesi sejenak terengah-engah. Ia memegangi pipi Qiao Mianmian yang panas dan menempelkan dahinya ke dahi gadis itu. Setelah mengatur napas sejenak, barulah napasnya perlahan menjadi tenang.     

"Sayang, apakah menurutmu Tuhan secara khusus menghadirkanmu di sisiku?" tanya Mo Yesi. Ia mencubit dagu Qiao Mianmian dan menatap gadis itu dalam-dalam, "Kalau tidak, mengapa aku tidak mengeluarkan reaksi penolakan terhadapmu? Mengapa ketika aku bersama denganmu, aku langsung bisa merasa lebih tenang dibandingkan sebelumnya? Kenapa…"     

Mo Yesi mengulurkan tangannya dan membelai wajah Qiao Mianmian yang lembut dan halus, seolah-olah berbicara pada dirinya sendiri. Kemudian, pria itu berbisik, "Bagaimana bisa kau kebetulan tumbuh seperti yang aku suka? Apakah itu takdir? Kau akan menjadi wanitaku, Mo Yesi?"     

Sejak saat mereka bertemu, itu sudahlah sebuah takdir. Setelah Qiao Mianmian mendengar perkataan Mo Yesi, daun telinganya yang putih dan lembut mulai ikut memerah. Pria ini...     

Mo Yesi berada di depan Qiao Mianmian dan tidak merahasiakan kesukaannya pada Qiao Mianmian. Apa yang ada di dalam hatinya, semuanya ia utarakan di depan Qiao Mianmian. Di titik ini, Mo Yesi sangat jauh berbeda dari Su Ze.     

Su Ze selalu bersikap lembut dan bermoral di hadapannya. Su Ze sejak dulu tidak pernah mengutarakan sesuatu yang membuat Qiao Mianmian malu, apalagi memeluk dan menciumnya di setiap kesempatan. Tapi, Qiao Mianmian sepertinya tidak merasa jijik dengan Mo Yesi yang melakukan hal seperti ini pada dirinya.     

Ketika Mo Yesi memeluk dan mencium Qiao Mianmian, ia tidak akan merasa jijik dan juga tidak akan menolaknya. Tetapi, ia akan menjadi sangat gugup dan sangat pemalu. Jantungnya juga akan berdetak semakin cepat.     

"Mo Yesi, bisakah kau melepaskanku...?" Qiao Mianmian meringkuk ke dalam pelukan Mo Yesi dengan wajah memerah. Suaranya tipis dan lemah sehingga terdengar sedikit kasihan.     

Qiao Mianmian yang tampak tak berdaya seperti ini membuat Mo Yesi jadi semakin ingin menyerangnya. Ciuman pria itu jatuh di bibir Qiao Mianmian lagi. Kali ini, Mo Yesi hanya meninggalkan kecupan ringan dan melepaskannya. Terdengar tawa yang dalam dan seksi dari tenggorokannya, "Maaf, tidak bisa."     

"....." Qiao Mianmian hanya terdiam, lalu mengangkat kepalanya. Matanya berkabut dan tatapan matanya agak kesal. Qiao Mianmian kini tampak menyedihkan.     

"Sayang," panggil Mo Yesi. Matanya menggelap, lalu ia mencubit dagu Qiao Minamian dan menghela napas rendah. Terlihat sedikit toleransi di matanya saat ia berkata, "Jangan lihat aku seperti ini. Kalau tidak, aku jadi ingin menyerangmu lagi."     

Qiao Mianmian sontak terdiam, "....."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.