Seluruh Tubuhnya Menjadi Tidak Nyaman
Seluruh Tubuhnya Menjadi Tidak Nyaman
Mo Yesi menyentuh rambut lembut gadis di pelukannya dan mendengus, "Kenapa? Terlalu banyak bekerja tadi malam?"
Lu Rao terdiam sebelum menjawab dengan kesal, "...Bekerja begitu keras! Saya baru saja keluar dari ruang operasi, oke? Bagaimana perasaanmu jika kau harus melakukan 10 jam operasi! Aku sangat lelah sekarang hingga berubah menjadi seekor anjing. Tidak… Tidak, anjing saja tidak selelah aku!"
Mo Yesi tidak merasakan gejolak di hatinya sama sekali saat mendengarkan keluhan teman baiknya.
"Mau kau lelah hingga merasa seperti anjing atau lelah seperti hal-hal lain, kau harus tetap menyisihkan satu jam untukku. Aku akan membawa Mianmian ke rumah sakit dan tiba di sana paling lama dalam sepuluh menit. Mianmian terluka, jadi kau harus memeriksanya."
"....." Qiao Mianmian hanya bisa bersandar di pelukan Mo Yesi dan terdiam. Padahal, ia ingin berkata, Goresan itu tidak bisa disebut luka, oke!
"Mianmian?" Lu Rao tiba-tiba mendengar Mo Yesi menyebut nama seorang gadis dengan begitu akrab, tapi ia tidak bereaksi untuk beberapa saat. Setelah beberapa detik, barulah ia tiba-tiba menyadari sesuatu. "Yang kau bicarakan itu adalah istrimu? Dia terluka? Dia terluka seperti apa? Apakah itu sangat serius?"
"Ya," jawab Mo Yesi sambil melihat lecet pada lengan dan kaki Qiao Mianmian yang putih dan lembut. Wajahnya menjadi suram dan ia mengerutkan dahi, "Tangan dan kakinya terluka. Nanti kau harus memeriksanya dengan baik. Jika tidak, aku tidak akan bisa tenang."
Lu Rao benar-benar mengira Qiao Mianmian terluka parah, jadi ia tidak menolak Mo Yesi sekarang dan segera menjawab, "Oke. Begitu kau sampai di rumah sakit, segera beritahu aku. Itu... Apakah membutuhkan tandu atau semacamnya? Apakah dia bisa berjalan sendiri?"
"….." Mo Yesi terdiam sejenak. Setelah beberapa detik, ia menggertakkan gigi dan menjawab dengan dingin, "Tidak perlu! Aku tutup teleponnya. Nanti aku hubungi lagi."
———
Bentley hitam akhirnya sampai di rumah sakit. Setelah mereka keluar dari mobil, Mo Yesi langsung menggendong Qiao Mianmian. Meskipun Qiao Mianmian digendong dengan sangat romantis bak seorang putri, ia masih berkata tanpa daya, "Aku bisa jalan sendiri."
Tubuh Qiao Mianmian hanya memar, bukan patah karena terjatuh. Tetapi, Mo Yesi tidak berniat membiarkan gadis itu berjalan sendiri dan terus menggendongnya hingga masuk ke rumah sakit. Tak ayal, mereka mendapat banyak perhatian sepanjang perjalanan. Qiao Mianmian merasa sangat malu sehingga ia membenamkan kepalanya di dada Mo Yesi lagi.
Mo Yesi menggendong Qiao Mianmian dan langsung pergi ke kantor Lu Rao.
"Kemarilah. Coba kulihat, di mana luka gadis kecil itu?" Lu Rao terlihat jelas sangat lelah karena baru saja keluar dari ruang operasi. Tetapi, ketika ia melihat Qiao Mianmian digendong oleh Mo Yesi, ia masih menatap Qiao Mianmian dengan saksama. Lalu, ia terlihat bingung.
Lu Rao kemudian mengedipkan matanya dan bertanya pada Mo Yesi, "Yesi, sebenarnya di mana luka gadis kecil itu?"
Tidak ada luka yang terlihat jelas di tubuh Qiao Mianmian. Apakah itu luka dalam? pikir Lu Rao. Ia pun memandang Qiao Mianmian lagi dengan hati-hati dan mendapati bahwa wajah gadis itu kemerahan dan penuh energi. Gadis itu tidak terlihat terluka parah sedikitpun.
Mo Yesi meletakkan Qiao Mianmian di atas sofa dengan lembut. Kemudian, ia mendongak dan membalas Lu Rao, "Apa penglihatanmu buruk? Tubuhnya begitu banyak memar. Kau tidak melihatnya?"
Lu Rao sontak kebingungan, "???"
Hah… Jangan bilang bahwa dia menganggap gadis ini terluka sangat serius dan dia memintaku memeriksanya sendiri… Luka gadis ini, maksudnya memar ini?! pikir Lu Rao. Memikirkan kemungkinan ini membuat seluruh tubuh Lu Rao terasa tidak nyaman.