Kau Tidak Pantas Mengetahui Namaku
Kau Tidak Pantas Mengetahui Namaku
Setelah beberapa detik, Qiao Anxin kembali tersenyum. Ia menyibak rambutnya dan menunjukkan tatapan mata yang sedikit menggoda, "Nama saya Qiao Anxin. Sangat senang berkenalan dengan Anda. Tapi, saya tidak tahu, bagaimana saya harus memanggil Anda?"
Mo Yesi menatap wanita yang sedang menggaruk kepalanya di depannya ini dengan dingin. Ia hanya merasa jijik dan tidak peduli. Mo Yesi sudah bertemu dengan banyak wanita dengan motif tersembunyi seperti Qiao Anxin. Apa yang Qiao Anxin pikirkan di dalam hatinya, Mo Yesi bisa tahu begitu ia menebaknya.
Jika bukan karena Mo Yesi ingin tahu apa yang dipikirkan wanita itu di hatinya, ia tidak mungkin akan melihat wanita seperti ini lagi. Ia menahan rasa jijik di dalam hatinya dan berkata dengan dingin, "Aku tidak tertarik untuk mengetahui siapa namamu. Kau tidak pantas mengetahui namaku. Jika kau datang hanya untuk mengatakan hal seperti ini, kau boleh pergi."
Pria itu mengungkapkan ketidakpedulian dan rasa jijiknya tanpa malu-malu. Ia hanya menatap Qiao Anxin sekali, lalu membuang muka dan tidak pernah menatapnya lagi. Bahkan, pandangan yang hanya berlangsung sedetik itu penuh dengan rasa jijik dan keterasingan yang dalam.
Ekspresi Qiao Anxin langsung berubah. Untuk sementara, ekspresi wajahnya terlihat sangat buruk. Ia pikir ia masih sangat diterima di antara lawan jenis. Sejak kecil hingga dewasa, semua pria yang ia sukai pada akhirnya selalu akan tunduk padanya. Bahkan, Su Ze putus dengan Qiao Mianmian untuknya.
Qiao Anxin sadar bahwa dirinya cantik. Ia mengira bahwa jika ia berinisiatif menggoda Mo Yesi, ia pasti akan membuatnya terpikat. Ia berpikir bahwa Mo Yesi akan sama dengan pria-pria yang pernah ia temui dan dapat dengan mudah disentuh olehnya.
Tanpa diduga, Mo Yesi tidak tergoda dan justru menunjukan tatapan yang sangat jijik padanya. Hal ini membuat Qiao Anxin yang tidak pernah gagal menggoda pria pun merasa mendapat pukulan dalam yang telak. Ada ekspresi malu di wajahnya.
"Tuan… Perkataanmu itu tidak terlalu gentleman."
"Bersikap gentleman?" Mo Yesi mengerutkan bibirnya dengan mengejek, "Kau tidak pantas untuk mendapat perlakukan baik dariku."
Qiao Anxin benar-benar berulang kali dicemooh oleh Mo Yesi. Meskipun dalam hatinya Qiao Anxin tertarik pada Mo Yesi, ia juga akhirnya menjadi jengkel. "Tuan ini. Apakah kau orang besar? Nada bicaramu ini juga terlalu sombong."
Begitu Qiao Anxin berkata begitu, ia langsung merasakan tatapan dingin yang tertuju padanya. Mata pria itu sangat dingin, tanpa jejak kelembutan sama sekali. Ketika Mo Yesi menatap Qiao Anxin, matanya dingin dan tajam, seolah seperti belati tajam yang bersinar dengan cahaya dingin dan menembus jiwa Qiao Anxin.
Rasa dingin menyebar ke seluruh tubuh Qiao Anxin tanpa terkendali hingga membuatnya gemetar. Muncul rasa ketakutan di dalam hatinya. Di bawah tatapan mata Mo Yesi yang menindas, Qiao Anxin tidak berani mengatakan sepatah kata apapun lagi. Linda yang berdiri di belakang Qiao Anxin juga dikejutkan dengan aura Mo Yesi. Suasana yang berubah menjadi tegang membuat mereka tidak berani bernafas.
Mo Yesi memandang wajah seorang wanita yang menurut dengan patuh di luar jendela mobil. Alisnya menegang. Ia ingin menaikkan jendela mobil dan berencana untuk pergi. Jika wanita ini bukan adik Qiao Minamian, ia tidak akan membuang-buang waktunya lebih lama di sini.
"Tuan, tunggu! Ada sesuatu yang ingin aku sampaikan padamu! Ini ada hubungannya dengan kakakku!" seru Qiao Anxin. Melihat Mo Yesi pergi, ia berkata dengan tergesa-gesa, "Aku tidak tahu sudah berapa lama kau dan kakakku saling kenal, tapi dia dan tunangannya baru putus beberapa hari lalu. Dia bersama denganmu begitu cepat. Apakah kau sedikitpun tidak peduli?"
Qiao Anxin terus melanjutkan, "Kakakku sangat mencintai tunangannya. Mereka sudah saling kenal selama sepuluh tahun dan hubungan mereka tidak bisa dibandingkan dengan orang biasa. Kakakku baru saja putus darinya dan pasti tidak bisa melupakannya, tapi dia langsung bersamamu lagi dalam situasi ini. Apa kau tidak khawatir jika dia memiliki tujuan lain?"