Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Sayang, Aku Juga Pernah Muda



Sayang, Aku Juga Pernah Muda

1"Aku dengar Shen Yueyue dan Zhao Wanting dikeluarkan dari kampus. Selain itu, perusahaan keluarga Du Ze bangkrut dalam semalam. Apakah ini semua dilakukan oleh dewa laki-laki itu?"     

Qiao Mianmian menatap sahabatnya sendiri dengan sedikit tak berdaya. Sejak Jiang Luoli bertemu Mo Yesi, ia menyatakan bahwa Mo Yesi telah menjadi dewa laki-laki baru di hatinya. Mo Yesi menjadi peringkat nomor satu di antara semua dewa pria yang Jiang Luoli kagumi.     

Sehari sebelumnya, dewa laki-laki Jiang Luoli adalah Tu Yilei, aktor muda dan tampan yang baru saja naik daun. Jika ia mengubahnya, kecepatannya terlalu cepat. Qiao Mianmian sungguh tidak paham.     

"Ya, dia yang melakukannya," jawab Qiao Mianmian. Karena ia memiliki hubungan yang baik dengan Jiang Luoli, tidak ada yang disembunyikannya dari Jiang Luoli.     

"Wow."     

Begitu Qiao Mianmian berkata begitu, ia melihat Jiang Luoli menghela napas dengan ekspresi bodoh di wajahnya.     

"Dewa laki-lakiku sangat luar biasa. Sangat membanggakan! Katanya, siapapun yang keren akan menjadi dingin. Sekarang, Shen Yueyue dan kakak angkatnya benar-benar bodoh. Akhir cerita ini benar-benar memuaskan."     

Qiao Mianmian kehilangan kata-kata, "....."     

Saat Qiao Mianmian hendak mengatakan sesuatu, ia tiba-tiba mendengar telepon berbunyi. Mo Yesi ternyata mengiriminya pesan teks.     

| Mo Yesi: Aku meminta Wei Zheng untuk mereservasi hotel. Malam harinya, Paman Li akan menjemputmu dan beberapa teman sekamarmu. Beri tahu mereka, boleh memilih apa yang ingin mereka makan sesuka hati. Aku akan mentraktir mereka.     

Setelah Qiao Mianmian melihat pesan teks ini, ia termenung sejenak sebelum membalas.     

| Qiao Mianmian: Kau ingin mentraktir teman sekamarku makan malam?     

| Mo Yesi: Bukankah kalian para gadis memiliki aturan ini?     

| Qiao Mianmian: Aturan apa?     

| Mo Yesi: Siapapun yang baru pacaran harus mentraktir beberapa temannya untuk makan. Teman sekamarmu tidak seperti ini?     

| Qiao Mianmian: ...Bagaimana bisa kau tahu bahwa teman-temanku memiliki aturan seperti itu?     

| Mo Yesi: Sayang, aku juga pernah muda.     

Balasan ini membuat Qiao Mianmian hampir tertawa. Bada bicaranya membuatnya tampak sudah tua. Padahal, tetapi kenyataannya ia baru berusia dua puluh lima tahun. Di usia ini, banyak orang yang masih menempuh pendidikan pascasarjana. Mo Yesi sangat bijaksana. Bahkan, hal semacam ini menjadi pertimbangan untuknya, Qiao Mianmian harus mengakui bahwa ia merasa sedikit terkejut dan juga merasa sedikit tersentuh.     

Katanya, jika seorang pria peduli padamu, ia juga akan peduli dengan orang-orang di sekitarmu. Pada titik ini, Mo Yesi melakukannya dengan sangat baik. Entah itu terhadap Qiao Chen atau teman-temannya, Mo Yesi telah memberikan rasa hormat dan perhatian yang cukup. Masalah undangan makan ini, tidak ada aturan mentraktir makan jika sudah memiliki pacar. Tetapi, karena Mo Yesi sudah mengaturnya dengan baik, Qiao Mianmian juga tidak akan menolak kebaikannya.     

"Sayang, dengan siapa kau mengobrol? Apakah itu dewa laki-lakiku?" Jiang Luoli menggerakkan kepalanya dan bertanya.     

Qiao Mianmian mengunci ponselnya, lalu menjawab sambil tersenyum, "Ya, dewa laki-laki bilang dia akan mentraktir makan malam. Kau mau pergi atau tidak?"     

"Pergi! Pasti mau pergi!" Jiang Luoli langsung setuju, "Apakah dewa laki-laki ingin mentraktir kita ke tempat yang sangat luar biasa? Haruskah aku mengenakan pakaian formal untuk itu? Ah, tiba-tiba aku merasa sangat gugup dan sangat khawatir. Sayang, aku sangat takut jika aku tidak akan berperilaku baik saat itu dan membuatmu malu."     

Qiao Mianmian memelototi Jiang Luoli terus-menerus. "Konyol kamu ini!" kata Qiao Mianmian pada Jiang Luoli. Lalu, ia berbalik dan berkata kepada dua teman lainnya di kamar, "Ayo pergi makan malam malam ini! Aku yang traktir!"     

Hubungan antara Qiao Mianmian dan dua teman sekamar lainnya tidak terlalu baik, namun juga tidak buruk. Biasanya, semua orang bisa bergaul dengan lebih harmonis. Karenanya, ketika Qiao Mianmian berkata bahwa ia akan mentraktir mereka makan malam, keduanya tidak menolak. Mereka mengangguk dan berkata, "Baiklah."     

Setelah membuat janji, Qiao Mianmian mengirim pesan teks kepada Mo Yesi dan mengatur waktu tertentu dengannya.     

———     

Pada pukul 5:30 sore, Paman Li tiba di kampus tepat waktu dan memarkir mobil di lantai bawah asrama putri untuk menunggu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.