Pegang Selingkuhanmu Selamanya
Pegang Selingkuhanmu Selamanya
"Sayang, semua ini benar-benar disinari oleh cahayamu," Jiang Luoli menghela napas, "Jika tidak, aku tidak akan bisa datang ke tempat seperti ini seumur hidupku. Aku sebelumnya khawatir saat kau begitu cepat menemukan pacar baru lagi. Mungkin karena aku awalnya merasa itu terlalu tergesa-gesa, tapi sekarang aku lebih tenang."
Qiao Mianmian terdiam sebentar sebelum bertanya, "...Mengapa kau langsung merasa lega?"
Jiang Luoli melirik Qiao Mianmian sekali, lalu menjawab, "Dewa laki-lakiku tampan, kaya, dan sangat menghargaimu. Itu menunjukkan bahwa dia benar-benar menyukaimu. Nantinya, kau bisa hidup dengan baik bersamanya. Sedangkan, Su Ze bajingan itu benar-benar bukan orang baik. Kau harusnya segera melupakannya."
Jiang Luoli masih merasa sedikit marah saat membicarakan ini. Awalnya, ketika ia meminta bantuan Su Ze, ia masih merasa bahwa Su Ze masih memiliki sedikit hati nurani. Tapi, sekarang… Sial! Jiang Luoli ingin menarik kembali pikiran itu tanpa kompromi.
Su Ze benar-benar seorang bajingan! Jika bukan karena dewa laki-lakiku muncul tepat waktu kemarin, aku tidak bisa membayangkan seperti apa akhirnya, pikir Jiang Luoli. Ia lalu mengeluarkan ponselnya dengan marah, mencari nomor ponsel Su Ze, dan mengirimkan pesan teks kepada Su Ze.
| Jiang Luoli: Bajingan, kau tidak pantas untuk Mianmian. Mianmian sekarang memiliki pacar yang 10 kali lipat, 100 kali lipat, 1000 kali lipat lebih baik darimu. Dia akan segera melupakanmu sepenuhnya. Kau peluk selingkuhanmu saja selamanya, sampai suatu hari nanti kau akan menyesal!
Setelah Jiang Luoli mengirim pesan teks itu, ia memblokir nomor ponsel Su Ze.
———
Su Ze sedang menemani tamu untuk makan di dalam ruangan di Yan Ting. Begitu ia menerima pesan teks dari Jiang Luoli, ia membuka ponselnya. Ekspresi di wajahnya seketika berubah setelah membaca pesan teks itu.
Di hadapan Su Ze, CEO dari perusahaan yang sedang menegosiasikan kontrak dengannya bisa melihat bahwa tiba-tiba ia menenggelamkan wajahnya. Ekspresi rekan bisnis itu juga ikut berubah. Ia mengira bahwa Su Ze tidak puas dengan proposal yang barusan diajukannya.
"Presiden Su merasa bahwa kondisi yang baru saja saya ajukan tidak sesuai dengan keinginan Anda? Anda tidak puas?"
Rekan bisnis yang sedang mendiskusikan kerja sama itu menunjukkan ketidakpuasan di wajahnya. Ia telah mengambil langkah mundur. Jika Su Ze melepaskannya begitu saja, tidak akan ada hasilnya. Jika presiden yang baru dilantik Perusahaan Su ini masih belum puas, bisnis ini juga akan berhenti tanpa perlu dibicarakan, pikirnya.
Begitu Su Ze mengangkat kepalanya, ia menunjukkan sedikit ketidakpuasan dengan rekan bisnisnya. Ia terkejut, namun segera berkata sambil tersenyum, "Tuan Zhang salah paham. Saya tidak bermaksud begitu. Tidak ada yang tidak puas dengan kondisi yang baru saja Anda usulkan."
Ekspresi Zhang mulai tampak sedikit lega. Ia mengangkat gelas anggurnya dan berkata sambil tersenyum, "Karena Tuan Su tidak keberatan, kalau begitu kita sepakat?"
Untuk sementara, Su Ze mengesampingkan rasa tidak senang di dalam hatinya. Lalu, ia tersenyum dan mengangkat gelasnya, "Baik, Tuan Zhang. Mari bersulang dengan segelas anggur ini agar kita dapat bekerja sama dengan senang."
———
Pelayan membawakan buku menu ke ruangan yang berada di seberang ruangan Su Ze. Ia menyerahkannya kepada Qiao Mianmian sambil berkata dengan hormat, "Nona Qiao, silakan memesan."
Qiao Mianmian memandang Jiang Luoli dan Zhang Yuwei di sampingnya, lalu berkata, "Kalian pesan duluan saja. Aku akan melihatnya nanti."
Karena Qiao Mianmian yang mengundang mereka untuk makan malam, tentu saja ia meminta mereka untuk memesan terlebih dahulu. Jiang Luoli pun juga tidak sungkan. Ia mengambil menu sambil tersenyum dan berkata, "Oke, kalau begitu kita akan pesan duluan. Coba aku lihat apa yang enak di sini…"
Setelah Jiang Luoli membuka buku menu dan melihat harga di dalamnya, ia mendadak berhenti bicara dan tidak sempat menyelesaikan beberapa kata terakhirnya. Karena kaget, ia refleks merutuk, "Sial!"
Jiang Luoli sangat terkejut hingga matanya terbelalak. Ia segera menutup buku menu, lalu menyenggol lengan Qiao Mianmian dan merendahkan suaranya untuk berkata, "Mianmian, makanan di sini terlalu mahal. Mahal sekali. Aku tidak berani memesan."