Aku Tidak Akan Pergi Malam Ini
Aku Tidak Akan Pergi Malam Ini
"Tidak! Tidak masalah sama sekali!" Jiang Luoli menyeret kopernya ke kamar tidur yang sedikit lebih kecil dan berkata dengan cerdik, "Aku akan merapikan barang bawaanku. Lalu, aku akan langsung mandi dan tidur. Aku tidak akan keluar kamar lagi. Itu, sayang… Kau dan dewa pria dapat melakukan apa yang ingin kalian lakukan. Anggap saja aku tidak ada."
Setelah selesai berbicara, Jiang Luoli menyeret kopernya ke kamar tidur dan menutup pintunya dengan keras.
"....." Qiao Mianmian tidak bisa berkata-kata, Jiang Luo, dasar kau sialan! Lakukan saja apa yang inginkan dilakukan? Aku tidak ingin melakukan apapun!
Qiao Mianmian mendengar pria itu tertawa dengan suara rendah. Tawanya begitu seksi dan membuat gerah, "Dia sangat mengerti kondisi dan sangat perhatian untuk kita."
Qiao Mianmian mengangkat kepalanya, lalu menatap mata Mo Yesi yang dalam dan suram. Wajahnya mendadak terasa panas. Ia menggigit bibirnya dan berkata, "Jangan pedulikan dia."
Mo Yesi tidak berbicara, tetapi hanya menatap Qiao Mianmian sambil tersenyum. Wajah Qiao Mianmian menjadi semakin memanas. Rona merah muncul di pipi putih, lembut, dan cantik gadis itu. Qiao Mianmian menarik napas dalam-dalam dengan gugup, mendorong Mo Yesi dengan lembut, dan menyambar koper di tangan Mo Yesi.
"Baiklah. Aku juga akan pergi dan merapikan barang bawaanku," kata Qiao Mianmian. Setelah itu, ia langsung menarik kopernya dan masuk ke kamar tidur.
Melihat Qiao Mianmian yang hampir terlihat seperti melarikan diri, Mo Yesi mengaitkan bibirnya dan mengikuti gadis itu dengan tidak terburu-buru. Ia tidak perlu mengkhawatirkan mangsanya yang sudah tidak dapat bersembunyi. Hal-hal baik patut ditunggu dengan perlahan-lahan.
Qiao Mianmian masuk ke kamar tidur, kemudian melihat sebuah tempat tidur besar dan lebar. Kamar tidurnya merupakan kamar tidur utama dengan area yang relatif luas dan tempat tidur double. Entah apa yang sedang dipikirkannya, namun wajahnya memerah dan jantungnya berdetak cepat.
Mo Yesi tertawa ringan saat melihat Qiao Mianmian berdiri dengan linglung di depan tempat tidur besar. Ia berjalan di belakan Qiao Mianmian, lalu menarik gadis itu dengan lembut ke dalam pelukannya. Lengan Mo Yesi sangat kuat. Setelah pria itu memeluk Qiao Mianmian, ia mengeratkan pelukannya.
Punggung belakang Qiao Mianmian menempel dengan dada Mo Yesi yang panas. Rasanya seperti menempel pada bola api. Suhu panas ini membuat Qiao Mianmian bingung.
"Sayang…" Mo Yesi menundukkan kepalanya. Napas panasnya berembus di sekitar telinga Qiao Mianmian. Suaranya seksi dan membuat gerah saat ia berkata, "Aku tidak akan pergi malam ini. Aku akan tinggal di sini untuk satu malam, oke?"
Asrama tempat Qiao Mianmian tinggal sebelumnya adalah kamar untuk enam orang. Banyak hal yang pasti merepotkan. Karena sekarang ia sudah pindah ke asrama ganda dengan kamar tidur terpisah, Mo Yesi jelas tidak akan meninggalkan istrinya yang cantik dan kembali tidur sendirian.
Jantung Qiao Mianmian berdetak kencang seperti drum dan wajahnya terus saja memanas. "Tidak, tidak. Kampus kami tidak mengizinkan orang asing untuk menginap."
Qiao Mianmian sangat gugup ketika Mo Yesi mengatakan bahwa ia ingin tinggal malam ini. Meskipun keduanya pernah tidur seranjang semalaman sebelumnya, malam itu Qiao Mianmian tertidur dan tidak tahu apa-apa. Bedanya, sekarang ia sangat sadar dengan jelas bahwa ia akan tidur dengan Mo Yesi di tempat tidur yang sama.
Hanya memikirkannya saja membuat Qiao Mianmian merasa sangat malu. Ia merasa masih belum terlalu siap. Dalam lubuk hatinya, ia belum sepenuhnya menerima pria yang baru menikahinya dan harus disebut suaminya ini.
"Aku bilang bisa, pasti bisa," kata Mo Yesi. Bibir lembab dan panas pria itu menempel di daun telinga Qiao Mianmian yang kemerahan hingga membuatnya menggigil. Mo Yesi bergumam di telinganya, "Sayang, biarkan aku menginap. Jangan gugup. Aku tidak akan melakukan apapun padamu. Aku berjanji akan memberimu waktu seminggu untuk beradaptasi dan aku tidak akan mengingkarinya. Aku hanya ingin tidur memelukmu. Karena saat bersamamu, aku tidak akan insomnia lagi."