Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Kekuatan Bertarungnya Tidak Sangat Baik



Kekuatan Bertarungnya Tidak Sangat Baik

1Bagaimanapun, Mo Yesi sekarang adalah suami Qiao Mianmian. Ia merasa bahwa ia harus mengklarifikasi semuanya dengan atau tanpa alasan. Qiao Mianmian harus memberitahu orang-orang bahwa suaminya adalah pria normal.     

Yan Shaoqing terdiam beberapa saat. Lalu, ia berbicara dengan suara yang rendah dan tatapan yang misterius, "Kakak Ipar, apakah Kakak Kedua ada di sebelahmu? Perkataanku barusan… Dia tidak mendengarnya, kan?"     

"Tidak, dia tidak di sampingku. Dia sedang mandi," jawab Qiao Mianmian.     

"Pergi mandi?" Yan Shaoqing terdiam sesaat. Kemudian, ia diam-diam tersenyum ambigu, "Kakak Kedua mandi begitu awal? Tampaknya kemampuan bertarungnya tidak begitu baik. Tapi, Kakak Ipar tidak perlu terlalu khawatir. Para perjaka tua seperti Kakak Kedua selalu seperti ini di awal. Kalau kami bertemu lagi nanti, aku akan mengajarinya beberapa pengalaman untuk memastikan performanya akan jauh lebih di lain waktu."     

"!!!" Qiao Mianmian sontak terhenyak.     

Apakah Tuan Muda Yan ini salah paham akan sesuatu?! Apa maksudnya kemampuan bertarungnya tidak sangat baik? Apa maksudnya perjaka tua tidak berpengalaman dan akan jauh lebih baik di lain waktu?! Tuan Muda Yan mengira aku dan Mo Yesi baru saja menyelesaikan sesuatu, kemudian Mo Yesi mandi sesudahnya?! pikir Qiao Mianmian.     

Seluruh tubuh Qiao Mianmian langsung terasa agak tidak enak saat memikirkan asumi Yan Shaoqian yang seperti itu. Wajahnya mendadak sangat panas. Ia cepat-cepat menjelaskan, "Tuan Yan, kau salah sangka. Ini bukan seperti yang kau pikirkan."     

"Oke, oke, aku mengerti," Yan Shaoqing tersenyum. Lalu, terdengar suara seseorang yang sepertinya baru saja datang di seberang sana, "Karena Kakak Ipar dan Kakak Kedua masih sibuk, aku tidak akan mengganggu kalian lagi. Tolong beritahu Kakak Kedua, Nona besar Shen besok akan kembali ke Tiongkok dan tiba di Yuncheng pukul 10:30 pagi. Jika dia ada waktu, pergilah untuk menjemput Nona Shen. Aku akan mengirimkan informasi detail penerbangannya sebentar lagi."     

Setelah Yan Shaoqing memberitahukan informasi itu, ia memberitahukan hal lain pada Qiao Mianmian, "Ngomong-ngomong, kami akan mengadakan pesta besok malam untuk menyambut kedatangan Nona Shen. Kakak Ipar, datanglah juga bersama Kakak Kedua. Semua teman kami yang lain ingin bertemu denganmu."     

"Benar, benar. Kakak Ipar, datanglah bersama A Si besok malam. Kita semua harus membawa anggota keluarga. Sebelumnya, A Si adalah seorang lajang dan tidak ada anggota keluarga yang dapat dibawa. Karena sekarang dia memiliki Kakak Ipar, dia tidak bisa menyembunyikannya apalagi tidak mengizinkan kami melihatmu."     

Di samping Yan Shaoqing, bertambah satu orang pria yang ikut memanggil Qiao Mianmian dengan sebutan 'Kakak Ipar'. Didengar dari suaranya, ia tampaknya juga seorang pria yang sangat muda. Wajah Qiao Mianmian sangat panas ketika mereka memanggilnya begitu.     

Qiao Mianmian tidak bisa menahan berbagai antusiasme dari kedua pria itu. Ia jadi tersipu. Setelah itu, ia menjawab, "Baiklah, aku akan memberitahunya nanti."     

Qiao Mianmian menunggu teleponnya ditutup. Kemudian, ia mengulurkan tangannya dan menyentuh pipinya yang panas. Saat ia memikirkan tentang Nona Shen yang baru saja disebutkan Yan Shaoqing, hatinya merasa sedikit penasaran. Qiao Mianmian ingin melihat orang seperti apa Nona Shen itu. Bagaimanapun, untuk menjadi satu-satunya teman lawan jenis Mo Yesi, Nona Shen itu pasti gadis yang sangat baik.     

Tidak lama setelah Qiao Mianmian menjawab telepon, ia mendengar ketukan di pintu. Ia pun teringat apa yang sebelumnya dijelaskan oleh Mo Yesi. Lalu, ia berjalan cepat ke pintu dan membukakan pintunya.     

Wei Zheng berdiri di depan pintu sambil membawa beberapa tas pakaian. Ketika ia melihat Qiao Mianmian, ia memanggil dengan hormat, "Nyonya."     

Qiao Mianmian mengangguk pada Wei Zheng dengan lembut.     

"Ini adalah beberapa pakaian yang dibeli Tuan Muda. Tuan Muda meminta tolong Nyonya untuk membawakan pakaian-pakaian ini untuknya."     

Sambil berbicara, Wei Zheng diam-diam melirik ke dalam ruangan. Ia tidak melihat Presiden Mo, tetapi ia mendengar suara samar-samar air dari arah tertentu. Begitu Wei Zhang mendongak lagi, ia melihat rona merah di wajah Qiao Mianmian yang belum memudar. Ia tidak bisa menahan diri untuk tidak berpikir sembarangan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.