Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Shen Rou Memusuhinya?



Shen Rou Memusuhinya?

2"Kami dan A Si adalah teman yang sangat baik. Aku dan A Si juga tumbuh bersama. Kabarnya kalian sudah menikah? Selamat atas pernikahan kalian. Aku harap semoga kalian selalu berbahagia."     

Ketika Shen Rou sedang berbicara, ia diam-diam menatap Qiao Mianmian dan hal itu membuat hatinya merasa sedikit tidak nyaman. Yan Shaoqing sudah memberitahunya bahwa istri Mo Yesi adalah seorang gadis yang masih berstatus pelajar. Tetapi, Yan Shaoqing tidak memberitahunya bahwa ternyata gadis ini sangat cantik.     

Meskipun wajah di depannya terlihat sedikit tidak dewasa, lima fitur wajahnya yang halus dan cantik terlihat sangat menarik pandangan orang. Belum lagi, kulit gadis itu begitu putih hingga terlihat seputih salju. Jika sekilas dilihat, seluruh tubuhnya seakan bersinar.     

Sinar matahari di tempat tinggal Shen Rou sangat kuat, begitu pula dengan pancaran sinar ultravioletnya. Meskipun ia sendiri tidak memiliki kulit yang terlalu kecoklatan karena rajin memakai tabir surya setiap hari, ia terlihat jauh lebih gelap jika dibandingkan dengan gadis yang putih seperti bola salju di depannya. Gadis itu memiliki wajah yang mungil, telapak tangan besar, rambut hitam panjang berkilau, serta aura yang bersih dan indah.     

Shen Rou memiliki penampilan yang cantik dengan latar belakang yang bagus dan pendidikan tinggi. Tidak ada gadis yang bisa dibandingkan dengannya di lingkungan sekitar status sosialnya. Hal ini membuatnya menjadi sombong dan jarang menaruh perhatian pada seseorang. Tetapi, gadis di depan matanya yang bernama Qiao Mianmian ini...     

Untuk pertama kali dalam hidupnya, Shen Rou merasakan krisis dan juga merasa cemburu. Ia terpaksa harus mengakui bahwa tidak peduli seperti apa latar belakangnya, penampilannya memang lebih di atas. Gadis ini tidak kalah dengannya, atau bahkan... lebih baik darinya.     

Berbagai emosi di antara kedua gadis itu nyaris tidak terlihat. Namun, Qiao Mianmian segera merasakan kesan permusuhan di mata Shen Rou. Ia tidak menyangkanya sehingga ia hanya bisa membeku. Shen Rou memusuhiku? Dari mana permusuhan ini... berasal? Qiao Mianmian bertanya-tanya.     

"Halo, Nona Shen," Qiao Mianmian menjabat tangan Shen Rou dengan sopan. Ketika ia mengulurkan tangannya, ia bisa merasakan bahwa Shen Rou melirik tangannya. Kemudian, aura permusuhan di mata Shen Rou sudah banyak mereda.     

"Kau tidak perlu merasa begitu asing," Shen Rou tersenyum dan berkata dengan nada penuh kasih sayang, "Kau adalah istri A Si dan itu berarti kau juga teman baik kami. Kau boleh memanggil namaku, atau boleh juga memanggilku Rourou."     

Shen Rou berbicara sambil melirik ke tangan Qiao Mianmian yang lain dan senyum di bibirnya menjadi semakin dalam. Qiao Mianmian mengikuti arah pandangan Shen Rou dan melihat ke bawah dengan tatapan sedikit ragu. Namun, ia tidak tahu apa yang dilihat Shen Rou.     

Setelah mereka semua duduk, pelayan datang dan membawakan menu. Karena hari ini adalah perayaan penyambutan Shen Rou, ia menjadi yang pertama melihat menu dan memesan beberapa hidangan.     

Setelah Shen Rou memesan, ia mengembalikan menu ke pelayan. Lalu, ia mengangkat kepalanya, tersenyum pada Mo Yesi, dan berkata, "A Si, aku sudah memesankan makananmu. Kita memang sudah setahun tidak bertemu, tapi seleramu seharusnya belum berubah, kan?"     

Entah itu hanya halusinasi Qiao Mianmian saja atau bukan, tetapi ia selalu merasa bahwa Shen Rou seakan sengaja mengungkapkan hubungan dekatnya dengan Mo Yesi di antara kata-katanya. Naluri seorang wanita sangat akurat.     

Mo Yesi mengangkat kepala dan menatap Shen Rou. Sebuah senyum menawan terbit di bibir Shen Rou, lalu ia menopang dagunya dengan satu tangan dan seolah berbicara dengan santai, "Aku masih ingat ketika kau datang ke rumahku dulu, ibuku selalu memasakkan kepala ikan dengan paprika cincang. Ibu bilang kau paling suka makan itu. Awalnya aku tidak suka makan hidangan itu, tapi kemudian aku ikut makan denganmu beberapa kali. Ternyata aku juga merasa bahwa rasanya enak. Aku sangat merindukan hidangan ini selama berada di luar negeri. Aku berpikir jika kembali ke Tiongkok, aku harus mengajakmu makan ini bersama-sama."     

Shen Rou berbicara sampai di sini, lalu tersenyum sedikit dan melanjutkan, "Aku juga tidak tahu bagaimana restoran ini membuat kepala ikan dengan paprika cincang."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.