Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Tali dengan Pita



Tali dengan Pita

1"..."     

"Kalau begitu, apakah boleh jika aku masih ingin makan es krim?" Qiao Mianmian juga sudah tidak ingin dilema tentang pekerjaan Mo Yesi, toh Mo Yesi datang secara sukarela. Kalau begitu mereka akan bersama dengan bahagia dan tidak memikirkan hal lainnya lagi.     

Dan saat Qiao Mianmian tahu bahwa Mo Yesi tidak akan kembali malam ini, hati Qiao Mianmian sebenarnya cukup senang. Bagaimana mungkin Qiao Mianmian benar-benar ingin Mo Yesi kembali. Hanya saja, Qiao Mianmian takut menunda pekerjaan Mo Yesi, dan tidak ingin membuat Mo Yesi terlalu menderita karena harus lembur.     

"Es krim? Tidak." Pria itu mengerutkan keningnya, mengulurkan tangan dan menyentil ujung hidung Qiao Mianmian. Tapi gerakannya sangat ringan, karena takut akan membuat Qiao Mianmian sakit. "Baru saja makan hot pot, kau sudah ingin makan es krim? Apakah kau tidak khawatir perutmu akan sakit?"     

"Tapi, aku sangat ingin makan es krim sekarang." Qiao Mianmian bersikap manja pada sambil memegang lengan Mo Yesi dan menggoyangkannya dengan lembut. "Aku ingin makan es krim rasa mangga. Saat ini, aku sangat-sangat ingin makan es krim. Jika aku tidak memakannya, seluruh tubuhku bisa sakit dan tidak nyaman di mana-mana."     

"..." Mo Yesi terdiam.     

"Mo Yesi, aku ingin makan es krim. Suamiku, aku sangat ingin makan es krim. Belikan satu untukku ya? Suamiku, aku tahu kau yang terbaik. Kau adalah suami yang paling baik terhadapku di seluruh dunia."     

"Suamiku, suamiku ..."     

Mo Yesi merasa bahwa dirinya hampir tergoda oleh suara lembut Qiao Mianmian yang memanggilnya suami. Saat ini, Mo Yesi merasa, bahkan jika Qiao Mianmian mengajukan permintaan yang tidak masuk akal kepada Mo Yesi seperti mengambilkan bintang di langit, Mo Yesi akan setuju. Mo Yesi akan bersedia memberikan semua yang Qiao Mianmian inginkan. Apalagi hanya sebuah es krim.     

Prinsip Mo Yesi adalah tetap mempertahankan pendapatnya di hadapan orang lain. Tapi, di depan wanita yang Mo Yesi cintai, mana mungkin Mo Yesi masih membicarakan tentang prinsip.     

Es krim rasa mangga? Mo Yesi akan segera membelikannya untuk Qiao Mianmian.     

*     

Ada sebuah toko es krim di sebelah restoran hot pot, juga ada antrean di luar toko. Sepertinya bisnis toko tersebut berjalan dengan baik.     

Mo Yesi melepaskan tangan Qiao Mianmian, lalu membelai rambut Qiao Mianmian, "Sayangku, tunggu aku di sini. Aku akan pergi mengantre untuk membelikan es krim untukmu. Es krim rasa mangga, kan?"     

Keduanya berdiri di bawah pohon.     

Di musim panas, malam tiba sangat larut. Matahari belum sepenuhnya terbenam dan tidak ada yang menghalangi garis cakrawala, jadi di luar masih sangat panas.     

Qiao Mianmian benar-benar sangat ingin makan es krim, tapi begitu melihat banyak orang yang mengantre, Qiao Mianmian seketika menghilangkan pemikirannya. "Lupakan saja, tidak perlu mengantre, lebih baik aku tidak memakannya."     

"Bukankah kau baru saja mengatakan ingin makan es krim?"     

"Aku memang sangat ingin makan es krim barusan, tapi aku tidak tahu harus mengantre berapa lama, jadi lebih baik lupakan saja."     

"Aku akan mengantre, tunggu aku di sini." Mo Yesi melihat sekelompok orang yang sedang mengantre, mengaitkan sudut bibirnya, dan berkata, "Tunggu sebentar, aku akan segera kembali."     

Setelah selesai berbicara, Mo Yesi berbalik badan dan pergi ke toko es krim itu.     

Qiao Mianmian melihat Mo Yesi berjalan dengan sangat cepat sampai ke luar toko es krim. Sebagian besar orang yang mengantre untuk membeli es krim adalah perempuan. Begitu Mo Yesi berjalan mendekat, mata gadis-gadis itu bersinar. Tampaknya beberapa gadis berjalan ke depan Mo Yesi dengan wajah memerah dan mengatakan sesuatu kepada Mo Yesi.     

Qiao Mianmian melihat Mo Yesi menarik lengan bajunya, dan tali dengan pita yang Qiao Mianmian berikan terbuka di pergelangan tangan Mo Yesi. Saat seorang anak laki-laki memakai tali pita anak perempuan di pergelangan tangannya, itu melambangkan bahwa ia sudah ada yang memiliki.     

Gadis-gadis muda itu tentu saja mengerti. Setelah mereka melihat tali pita di pergelangan tangan Mo Yesi, wajah mereka satu per satu menunjukkan kekecewaan dan kecemburuan. Mereka kecewa karena pria tampan seperti ini ternyata sudah memiliki kekasih.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.