Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Jangan Dorong Putrimu Sampai Menemui Jalan Buntu



Jangan Dorong Putrimu Sampai Menemui Jalan Buntu

1Memikirkan perkataan Mo Yesi dan tamparan Qiao Mianmian kepada Lin Huizhen barusan, Qiao Ruhai mengerutkan kening, mengangkat kepalanya dan berkata dengan marah. "Apa yang kalian lakukan? Apakah kalian benar-benar ingin membunuhnya? Mianmian, bagaimanapun Bibi Lin juga termasuk orang tuamu, mengapa kau bermain tangan dengannya. Kau sangat keterlaluan.     

"Bahkan jika kau tidak menyukainya, dia juga adalah istriku, ibu tirimu. Mengapa kau bersikap seperti ini kepada ibu tirimu?"     

Saat ini, perasaan Qiao Mianmian terhadap Qiao Ruhai sudah benar-benar beku.     

Qiao Ruhai juga ada barusan. Qiao Ruhai jelas melihat bahwa Lin Huizhen yang lebih dulu main tangan. Jika bukan karena ditahan oleh Qiao Mianmian, tamparan Lin Huizhen sudah benar-benar mengenai wajah Qiao Mianmian.     

"Tuan Qiao, aku pikir kau telah melakukan kesalahan." Mo Yesi menundukkan kepala menatap mata sedih istri kecilnya di sampingnya. Sorot matanya menjadi dingin, kemudian Mo Yesi berkata lagi dan panggilannya terhadap Qiao Ruhai juga sudah berubah.     

Suara Mo Yesi menjadi sangat dingin. Mo Yesi berkata dengan dingin, "Orang yang layak dihormati, baru dianggap sebagai orang tua. Tapi ada beberapa orang yang tidak layak dihormati, dan tidak termasuk orang tua bagiku dan Mianmian. Selain itu, Tuan Qiao juga belum terlalu tua sampai tidak dapat melihat dengan jelas, apakah wanita di sampingmu yang menindas Mianmian, atau Mianmian yang menindasnya.     

"Yang aku barusan liat adalah dia hampir menampar Mianmian. Dan kau sama sekali tidak menghentikannya. Kau tidak rela wanita di sampingmu ini ditindas oleh orang lain, aku tentu juga tidak akan rela siapapun menindas istriku. Bukan hanya Tuan Qiao sendiri yang mengerti bagaimana melindungi istri sendiri."     

Di tengah pembicaraan, Mo Yesi mengulurkan tangan dan menarik Qiao Mianmian masuk ke dalam pelukannya. Tidak ada sedikit pun senyuman di wajah Mo Yesi, bahkan tatapan matanya menjadi lebih dingin.     

Qiao Mianmian menatap wajah Qiao Ruhan yang merah karena marah, sedikit khawatir kemarahan Qiao Ruhai akan merusak tubuhnya sendiri. Qiao Mianmian membuka mulutnya dan hendak berbicara, tapi Qiao Mianmian mendengar Mo Yesi berbicara lagi dengan dingin. "Tuan Qiao, wanita di sampingmu dan Qiao Anxin telah sering menindas Mianmian, aku yakin kau bukan sama sekali tidak tahu.      

"Kau begitu memihak, apakah kau pernah berpikir bagaimana perasaan Mianmian? Karena kau tidak merasa kasihan padanya, kalau begitu mulai sekarang aku yang akan mengasihaninya.     

"Dia sudah menjadi istriku, Mo Yesi, dia adalah anggota keluarga Mo, dan aku tidak akan mengizinkan siapapun menindasnya. Bahkan jika itu ayahnya sendiri. Lin Huizhen, ini terakhir kalinya aku memberikan peringatan padamu, Jika kau berani melakukan hal buruk pada Mianmian lagi, hukuman untuk Qiao Anxin jauh lebih banyak daripada yang sekarang.      

"Jika bukan karena melihat kebaikan keluarga Qiao kepada Mianmian, apakah menurutmu dia hanya akan diblokir semudah itu? Jangan mendorong putrimu masuk ke jalan buntu."     

Setelah mengatakan ini, Mo Yesi mengabaikan mereka. Mo Yesi menunduk menatap gadis kecil di dalam pelukannya, dan berbicara dengan suara yang lembut, "Mianmian, aku akan membawamu pergi dari sini, ya?"     

Qiao Mianmian perlahan mengangkat kepalanya dari pelukan Mo Yesi. Qiao Mianmian melirik Qiao Ruhai dan melihat Qiao Ruhai memalingkan wajahnya ke samping dengan wajah cemberut. Qiao Mianmian mengaitkan bibir bawahnya dengan mengejek, berpikir bahwa kekhawatirannya barusan tampak konyol.     

"Iya." Qiao Mianmian mengangguk tanpa ragu-ragu.     

Mo Yesi merangkul Qiao Mianmian dan berbalik badan. Lin Huizhen masih ingin menghentikan mereka, hanya saja tepat saat Lin Huizhen bergerak, Lin Huizhen melihat dua orang pengawal berjalan keluar dan memblokir di depan Lin Huizhen.     

Rona wajah Lin Huizhen seketika berubah. Bagaimana mungkin Lin Huizhen masih berani mengejar mereka.     

Melihat Qiao Mianmian akan segera menghilang dari sudut koridor, Lin Huizhen berteriak dengan marah, "Qiao Mianmian, kau benar-benar tidak tahu berterima kasih! Kau benar-benar manusia berhati serigala, kau pasti akan disambar petir! Kau akan mendapatkan balasannya!"     

*     

Qiao Mianmian mengikuti Mo Yesi ke tempat parkir, kemudian ikut Mo Yesi masuk ke dalam mobil.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.