Sebagai Seorang Wanita, Ia Merasa Malu
Sebagai Seorang Wanita, Ia Merasa Malu
"Sudah siang, pikirkan apa yang ingin kau makan setelah ini." Mo Yesi mengulurkan tangan mengusap kepala Qiao Mianmian. "Lalu pikirkan apakah ada yang perlu kau beli. Setelah selesai makan, kita bisa pergi membelinya di mal."
*
Qiao Mianmian ingin makan hot pot, tapi mempertimbangkan Mo Yesi yang tidak bisa makan pedas, pada akhirnya, Qiao Mianmian memilih sebuah restoran dengan rasa makanan yang lebih ringan.
Setelah selesai makan, Qiao Mianmian juga tidak membutuhkan apapun untuk dibeli, jadi keduanya langsung pulang.
Para pelayan sedikit terkejut saat mereka melihat Mo Yesi. Lagi pula, Mo Yesi sangat jarang pulang di jam kerja. Kemudian, seorang pelayan wanita tahu bahwa Qiao Mianmian akan terbang ke Kota F pada sore hari, Mo Yesi menemani Qiao Mianmian pulang untuk mengemasi koper dan mengantar Qiao Mianmian. Pelayan wanita itu merasa iri dan mengatakannya kepada pelayan wanita lainnya. Kemudian itu membuat semua pelayan wanita iri.
"Tuan muda sangat baik kepada nyonya muda."
"Iya benar, pekerjaan tuan muda juga sangat sibuk, sebelumnya sebelum bersama dengan nyonya muda, dia sering lembur di perusahaan. Sekarang, setelah menikah dan memiliki nyonya muda, aku merasa tuan muda tidak lagi fokus pada pekerjaannya."
"Iya, tuan muda dulu adalah seseorang yang gila kerja, bahkan sangat jarang pulang. Apakah kalian tidak merasa sejak tuan muda bersama dengan nyonya muda, temperamen tuan muda menjadi jauh lebih baik? Tidak, harus dikatakan bahwa dia telah menjadi jauh lebih manusiawi, tidak lagi seperti sebelumnya yang selalu terlihat dingin. Sejujurnya, meskipun tuan muda memiliki paras yang tampan, tapi aku dulu sedikit takut padanya."
"Semua orang mengatakan bahwa tuan muda dan Nona Shen adalah pasangan terbaik, tapi aku justru merasa tuan muda dan nyonya muda juga sangat serasi. Awalnya aku merasa latar belakang nyonya muda tidak cukup bai, dan tidak cocok dengan tuan muda, tapi sekarang aku telah mengubah pemikiranku. Aku merasa tidak selamanya pasangan dengan latar belakang yang sama akan bahagia. Tuan muda dan nona muda seperti ini juga sangat baik."
"Jadi, apakah kalian juga berharap menikah dengan keluarga kaya?"
"Cuih, berhentilah bermimpi. Latar belakang keluarga nyonya muda tidak cukup baik, tapi apakah kalian memiliki kecantikan sepertinya? Jika tidak memiliki kecantikan seperti itu, jangan berpikir untuk memiliki nasib yang baik seperti itu. Paras seperti nyonya muda ditakdirkan untuk menikah dengan keluarga kaya, dan latar belakang apapun tidak terlalu penting lagi."
Sekelompok pelayan wanita bergosip dengan penuh semangat.
Di lantai atas, Mo Yesi mengeluarkan koper Qiao Mianmian, membuka lemari dan membantu Qiao Mianmian mengemasi kopernya. Pria yang sejak kecil hidup dilayani orang lain, tapi kemampuan mereka untuk mengurus diri sendiri dalam hidup lebih kuat daripada banyak orang biasa.
Mo Yesi mengemasi barang bawaan Qiao Mianmian lebih profesional dan teliti daripada Qiao Mianmian. Qiao Mianmian melipat pakaian masuk ke dalam koper dan setiap pakaian dilipat dengan rangat rapi.
Qiao Mianmian biasanya memasukkann barang bawaannya sendiri dan memasukkan pakaiannya ke dalam koper secara asal-asalan. Melihat Mo Yesi membantunya mengemas, sebagai seorang wanita, Qiao Mianmian merasa malu. Qiao Mianmian ingin mendekat dan membantu, tapi disingkirkan oleh Mo Yesi.
"Biarkan aku yang mengemasi barang bawaanmu, kau tidak perlu khawatir. Kau bisa pergi dan membawa beberapa produk perawatan kulit yang biasa kau gunakan, dan aku akan membantu memasukkannya untukmu."
"Oh, baiklah kalau begitu."
Qiao Mianmian dengan patuh pergi ke kamar mandi dan memasukkan beberapa produk perawatan kulit dan riasan yang biasanya Qiao Mianmian gunakan.
Saat Qiao Mianmian membawa barang-barang ini, Mo Yesi sudah selesai pakaian Qiao Mianmian. Termasuk pakaian dalam Qiao Mianmian, itu juga terlipat rapi dan terselip di sudut.
Mo Yesi mengambil produk perawatan kulit dari tangan Qiao Mianmian, dan dalam beberapa menit, Mo Yesi selesai mengemasi semua barang bawaan Qiao Mianmian.
Qiao Mianmian tidak bisa menahan diri untuk tidaka menghela napas. "Mo Yesi, aku rasa setelah aku menikah denganmu, keterampilan sehari-hariku sepertinya semakin lama semakin menurun."