Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Mo Yesi, Si Hantu Kekanak-kanakkan!



Mo Yesi, Si Hantu Kekanak-kanakkan!

2"Aku akan memberitahu paman kedua permintaan Qiao Chen, agar paman kedua mengatur untuk bertemu. Sebenarnya, paman kedua juga sangat ingin bertemu dengan Qiao Chen. Mengenai hal ini, biarkan mereka, ayah dan putranya memikirkannya bersama."     

"Mo Yesi, bisakan kau membantuku?"     

"Sayang, mengapa kau begitu sungkan kepadaku?" Mo Yesi mengerutkan kening seperti tidak puas. "Bantuan apa yang kau inginkan dariku?"     

"Kalau begitu baiklah." Qiao Mianmian tersenyum, mengangkat wajah kecilnya untuk menatap Mo Yesi. "Gantikan aku melakukan satu hal, ya."     

Pria itu tampaknya sedikit puas. Mo Yesi mengangguk dan berkata, "Katakanlah."     

"Bisakah kau mengatur beberapa orang untuk melindungi Chenchen?" Qiao Mianmian masih belum merasa tenang. "Aku takut nyonya kedua akan berbuat sesuatu beberapa hari kedepan."     

Mo Yesi menenangkan hati Qiao Mianmian. "Kau tenang saja, aku sudah mengaturnya. Mereka semua adalah orang yang berada di sisiku selama bertahun-tahun, mereka pasti bisa melindungi Chenchen dengan baik."     

Mendengar Mo Yesi mengatakan seperti itu, Qiao Mianmian baru merasa tenang. Qiao Mianmian percaya pada Mo Yesi. Karena Mo Yesi sudah mengatakan tidak masalah, maka pasti benar-benar akan baik-baik saja.     

"Oh iya, aku nanti akan kembali untuk berkemas, kemudian aku harus pergi ke Kota F." Qiao Mianmian mengingat pesan WeChat yang dikirimkan Bai Yusheng padanya, jadi Qiao Mianmian memberi tahu Mo Yesi tentang memulai kembali syuting besok.     

Pria itu mengerutkan kening dan tampak tidak puas. "Mengapa begitu cepat?"     

"... Tidak termasuk cepat, aku sudah libur selama berhari-hari. Aku berharap bisa segera mulai syuting lagi. Kau tahu tidak, pemeran utama pria yang Kak Bai pilih kali ini ternyata adalah Qin Han. Qin Han sangat luar biasa, dia telah memenangkan tiga penghargaan berturut-turut sebagai Aktor Terbaik hanya dalam tujuh tahun sejak debutnya.     

"Dan dia juga selebriti populer yang berkuasa, aktingnya sangat bagus dan orangnya juga sangat tampan, aku sangat menyukainya. Mimpiku sebelumnya adalah bisa bekerja sama dengannya di serial TV, aku tidak menyangka..."     

Saat Qiao Mianmian berbicara, dia merasa bahwa suhu di dalam mobil tiba-tiba turun drastis. Qiao Mianmian baru menyadari dan menoleh.     

Di sampingnya, wajah tampan pria itu ternoda oleh ketidaksenangan. Matanya yang gelap setengah menyipit, dan bertanya padanya dengan nada yang sangat berbahaya, "Qin Han? Apakah kau sangat menyukai aktor ini? Kau bahkan pernah bermimpi bisa berakting dalam sebuah drama dengannya?"     

"..." Qiao Mianmian terdiam.     

Qiao Mianmian terlalu paham dengan penampilan cemburu Mo Yesi.     

"Aku hanya lebih mengaguminya." Begitu selesai berbicara, Qiao Mianmian melihat kerutan di dahi pria itu, dan segera menambahkan, "Aku mengagumi kemampuan aktingnya. Aku hanya mengaguminya dalam hal pekerjaan."     

Qiao Mianmian merasakan sakit kepala. Mo Yesi selalu keberatan setiap kali Qiao Mianmian harus bekerja sama dengan setiap aktor. Mengapa pria ini begitu pemarah? Bukankah ada begitu banyak sekretaris wanita di sisi Mo Yesi, dan Qiao Mianmian juga tidak keberatan? Karena Qiao Mianmian tahu, Mo Yesi tidak mungkin memiliki perasaan lain terhadap sekretaris wanitanya.      

Mengapa Mo Yesi tidak bisa sedikit lebih percaya diri, dan juga lebih percaya pada Qiao Mianmian?     

"Yah, hanya mengaguminya dalam hal pekerjaan." Mo Yesi cemberut, tapi rasa dingin di tubuhnya tidak hilang, dan ada perasaan masam di dalam perkataan Mo Yesi. "Kau barusan juga bilang bahwa dia tampan. Sayang, seberapa tampanya dia?"     

Jari-jari ramping pria itu mengangkat dagu Qiao Mianmian, mengangkatnya sedikit, kemudian menundukkan kepalanya dan menatap Qiao Mianmian. "Menurutmu, lebih tampan aku atau dia?"     

"..." Qiao Mianmian terdiam.     

Mo Yesi, si hantu kekanak-kanakkan!     

"Hah?" Wajah tampan Mo Yesi semakin dekat di depan mata Qiao Mianmian Dari jarak dekat, mata Mo Yesi menjadi semakin menggoda. "Sayang, jawab pertanyaanku. Lebih tampan dia atau suamimu?"     

"Mo Yesi, kau ..."     

"Panggil suami." Pria itu meremas dagu Qiao Mianmian dan memerintah.     

"..." Qiao Mianmian tidak bisa berkata-kata.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.