Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Beri Ia Sedikit Waktu



Beri Ia Sedikit Waktu

0Nyonya Bai menangis seperi anak berusia tiga tahun. Bai Yusheng sudah lama sekali tidak melihat ibunya menangis seperti ini. Nyonya Bai benar-benar menangis hingga ingus dan air matanya mengalir, entah di mana letak keanggunan dan martabatnya.     

"Bu, Aku rasa kau sebaiknya melepaskan Mianmian dulu." Bibir Bai Yusheng berkedut. Melihat Qiao Mianmian yang kebingungan di dalam perlukan Nyonya Bai, ia juga merasa lucu. "Kau seperti itu menakuti Mianmian. Sebaiknya Ibu biarkan Mianmian tenang dulu."     

Nyonya Bai tertegun sejenak, lalu mengangkat kepalanya dengan tersedu-sedan. Kemudian Nyonya Bai melihat ekspresi bingung dan tidak berdaya Qiao Mianmian.     

Jelas, jika dibandingkan dengan kegembiraan dan semangat Nyonya Bai saat ini, Qiao Mianmian sama sekali tidak menangis bahagia karena ibu dan anak perempuanya akhirnya mengenal, dan juga bukan karena keluhan dan kesedihan bahwa Qiao Mianmian telah berpisah dengan ibu kandungnya sendiri selama lebih dari sepuluh tahun. Tapi lebih karena Qiao Mianmian merasa sangat bingung. Qiao Mianmian tidak tahu bagaimana menghadapi situasi yang membingungkan seperti ini.     

Qiao Mianmian sudah tinggal dan hidup di keluarga Qiao selama lebih dari sepuluh tahun. Qiao Mianmian selalu mengira bahwa dirinya adalah anggota keluarga Qiao dan merupakan putri Qiao Ruhai.     

Tiba-tiba suatu hari ada orang yang memberitahunya bahwa Qiao Mianmian sama sekali tidak memiliki hubungan darah dengan keluarga Qiao. Orang tua kandungnya sebenarnya adalah orang lain. Ini terlalu mendadak bagi Qiao Mianmian, dan terlalu tidak terduga untuk Qiao Mianmian.      

Jadi saat ini, di dalam hati Qiao Mianmian memang sama sekali tidak ada kebahagiaan. Qiao Mianmian tidak bisa memiliki suasana hati yang sama dengan Nyonya Bai. Bagi Qiqo Mianmian, ini adalah sesuatu yang tidak bisa ia terima sepenuhnya untuk sementara waktu.     

"Mianmian, apakah aku benar-benar menakutimu?" Ekspresi Nyonya Bai sangat berhati-hati, seperti takut benar-benar akan menakuti Qiao Mianmian. "Maaf, ibu terlalu bahagia. Reaksi ibu barusan terlalu bersemangat. Tolong katakan sesuatu."     

Setelah mengenali putrinya, Nyonya Bai sangat berhati-hati sehingga sebelum berbicara, Nyonya Bai harus memikirkan perkataan apa yang pantas dan tidak pantas untuk dikatakan olehnya. Nyonya Bai melihat Qiao Mianmian hanya menatapnya sambil melamun. Qiao Mianmian yang tidak berbicara membuat Nyonya Bai cemas.     

"Mianmian, apakah ibu mengatakan sesuatu yang tidak harus dikatakan? Apakah kau tidak bahagia?" Kata Nyonya Bai dengan wajah gugup.     

"Tidak ... bukan." Qiao Mianmian melihat penampilan cemas Nyonya Bai dan akhirnya pulih. "Bibi, bukan seperti itu, Bibi sama sekali tidak mengatakan apapun yang membuatku marah."     

"Kau masih memanggilku bibi?" Mata Nyonya Bai sedikit sedih.     

"Aku ..." Qiao Mianmian membuka mulutnya, tapi Qiao Mianmian tidak tahu harus berkata apa.     

Qiao Mianmian tidak tega melihat Nyonya Bai kecewa. Tapi, Qiao Mianmain benar-benar tidak bisa memanggil Nyonya Bai dengan sebutan 'Ibu' sekarang. Qiao Mianmian memang menyukai Nyonya Bai. Tapi itu tidak sama dengan membuatnya langsung mengenali Nyonya Bai sebagai ibunya.     

"Bu, jangan terlalu buru-buru." Bai Yusheng melihat ke samping dan dapat melihat bahwa Qiao Mianmian untuk sementara waktu masih belum bisa menerima hal ini. Bai Yusheng pun membujuk Nyonya Bai. "Bu, beri dia sedikit waktu. Hal ini terlalu mendadak baginya."     

"Bibi Bai."     

Mo Yesi yang ada di samping memperhatikan sebentar, lalu perlahan-lahan berjalan ke sisi Qiao Mianmian, mengulurkan tangan dan mengusap kepala Qiao Mianmian. "Hal ini memang terlalu mendadak bagi Mianmian. Aku berharap Bibi Bai tidak akan membuatnya membuat pilihan sekarang, beri dia sedikit waktu untuk memikirkannya dengan jelas. Apalagi, ini bukan hal kecil."     

Nyonya Bai tenggelam dalam kegembiraan yang luar biasa karena dapat menemukan putrinya, jadi mana mungkin Nyonya Bai memikirkan hal lain. Hanya ada satu pikiran di benak Nyonya Bai. Nyonya Bai hanya ingin segera mengenal Qiao Mianmian dan membawa Qiao Mianmian kembali ke keluarga Bai.     

Nyonya Bai perlahan-lahan tenang dan juga perlahan-lahan mengembalikan akal sehatnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.