Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Aku Akan Merasa Takut Setiap Kali Penampilanmu Seperti ini 



Aku Akan Merasa Takut Setiap Kali Penampilanmu Seperti ini 

2"Iya." Xie Linda mengangguk. "Wanita itu sepertinya pacar baru Su Ze. Awalnya Su Ze yang mengganggu Mianmian dan tidak ingin melepaskannya, serta terus memaksa. Tapi pacar baru Su Ze justru salah paham dan menyangka Mianmian yang mengganggu Su Ze, jadi wanita itu main tangan dengan menampar Mianmian. Saat itu, wanita itu tiba-tiba mendekat. Kami bahkan belum sempat bereaksi, juga tidak sempat untuk menghentikan wanita itu."     

Xie Linda memiliki perasaan jijik yang sangat dalam terhadap Su Ze. Jadi jika bisa membuat Su Ze mengalami nasib sial, Xie Linda sama sekali tidak akan merasa kasihan.     

Melihat rona wajah Mo Yesi yang semakin dingin dan tenggelam, Xie Linda menambahkan bahan bakar api ke dalam kalimatnya, "Su Ze benar-benar tidak tahu malu. Sebelumnya, Su Ze telah mengkhianati Mianmian dan sudah putus dengan Mianmian. Sekarang, Su Ze benar-benar termakan omongannya sendiri, dan menjerat Mianmian lagi dan lagi. Tuan Mo, kau tidak tahu betapa menjijikannya Su Ze. Su Ze bahkan sudah banyak mengatakan hinaan kepada Mianmian.     

"Tapi, kemudian, Su Ze juga ditampar oleh Tuan Muda Gong. Di depan Tuan Muda Gong, Su Ze patuh sepeti seorang cucu, bahkan tidak berani berkata apa-apa. Melihat Su Ze yang menderita seperti itu, aku benar-benar merasa lega, ha ha ha."     

"Tuan Gong? Maksudmu Gong Zeli? Dia barusan ada di sini?" Rona wajah Mo Yesi seketika berubah, dan alisnya mengerut.     

"Betul, Tuan Gong barusan ..." Xie Linda baru bicara setengah, tapi Xie Linda melihat ada yang aneh dengan raut wajah Mo Yesi, jadi Xie Linda segera menarik kembali perkataannya.     

Xie Linda menyadari sepertinya telah mengatakan hal yang tidak seharusnya dikatakan.     

"Em, Tuan Mo, Mianmian, aku masih ada urusan, aku permisi dulu. Aku tidak akan mengganggu dunia kalian berdua." Merasa bahwa tekanan pada tubuh pria itu semakin rendah, Xie Linda akhirnya memutuskan untuk pergi lebih dulu.     

"Mianmian, jika ada masalah, kita harus berkomunikasi." Xie Linda memberi isyarat tangan menelepon, kemudian berbalik badan dan memanggil sebuah taksi. Xie Linda naik ke dalam taksi dan pergi.     

Rona wajah Mo Yesi masih tenggelam.     

Qiao Mainmian berdiri di samping Mo Yesi. Qiao Mianmian tentu bisa merasakan hawa dingin yang menyebar keluar dari seluruh badan Mo Yesi. Qiao Mianmian mengigit bibirnya dan ragu-ragu selama beberapa saat, kemudian mengulurkan tangan menarik lengan baju Mo Yesi. "Apakah kau masih marah? Apakah itu karena Su Ze? Aku juga tidak menyangka akan tidak sengaja bertemu dengannya di sini."     

Mo Yesi memasang wajah dingin, menurunkan pupil matanya untuk menatap Qiao mianmian. "Menurutmu, apakah aku marah karena Su Ze?"     

"Bukan begitu?" Qiao Mianmian mengulurkan tangan menyentuh wajahnya yang masih merah dan bengkak. Qiao Mianmian mengangkat pupil matanya untuk melirik rona wajah Mo Yesi. Setelah ragu-ragu selama beberapa detik, Qiao Mianmian bertanya dengan suara pelan, "Atau karena aku ditampar, jadi kau sangat marah?"     

Mo Yesi mengerutkan bibirnya dan tidak berbicara, sorot matanya jatuh pada bagian wajah Qiao Mianmian yang ditampar. Matanya semakin dalam, dan sorot keganasan melintas di matanya.     

"Mo Yesi, bicaralah." Qiao Mianmian menarik lengan baju Mo Yesi lagi, suaranya lembut, tipis, dan kedengarannya sedikit menyedihkan. "Mengapa kau marah? Katakan padaku. Jangan diam. Aku akan merasa takut setiap kali penampilanmu seperti ini," kata Qiao Mianmian.     

"Aku tidak marah padamu." Mo Yesi menghela napas ringan, berbalik badan, mengulurkan tangan dan menarik Qiao Mianmian ke dalam pelukannya.     

Mo Yesi membelai pipi Qiao Mianmian yang ditampar dengan penuh hati-hati. "Aku hanya merasa, saat kau terluka, aku tidak berada di sampingmu. Aku tidak bisa menjagamu dengan baik, dan membiarkanmu diintimidasi orang lain lagi dan lagi. Aku benar-benar tidak memenuhi syarat sebagai suami yang baik."      

"Ini juga bukan salahmu." Qiao Mianmian juga mengulurkan tangan memeluk Mo Yesi. "Lagi pula, tamparan itu juga sudah dibalas. Kau tenang saja, aku juga tidak akan membiarkan diriku sendiri menderita."     

"Tapi, kau ditampar oleh orang lain." Mo Yesi memikirkan kejadian yang Xie Linda katakan barusan, dan berkata dengan sorot mata dingin, "Bagaimana cukup hanya dengan menamparnya kembali. Aku akan membuat orang yang menamparmu membayarnya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.