Aku Rela Dipermainkan Olehnya
Aku Rela Dipermainkan Olehnya
"Oh, Presiden Su ini sedang mengancamku?" Xie Linda mencibir, dengan sorot ejekan di bawah matanya. "Apakah presiden Su menganggap aku adalah seorang karyawan baru di perusahaan dan bisa ditekan sesuka hati? Atau Presiden Su punya kekuatan sangat besar sampai dapat menutupi langit dengan satu tangan, menghabisi siapapun yang ingin dihabisi?"
Ada orang yang benar-benar berkuasa, dia adalah pacar artis di bawah tangan Xie Linda. Apakah Xie Linda masih akan takut pada seorang Su Ze?
Su Ze mengerutkan bibir dan mengepalkan satu tangannya dengan erat. "Kau bisa mencobanya sendiri."
"Baiklah, aku sangat menunggunya." Xie Linda berkata dengan raut wajah provokatif. "Aku tunggu sekaligus ingin melihat bagaimana Presiden Su akan menghabisi aku. Presiden Su jangan hanya bicara omong kosong dan tidak melakukannya, itu akan membuatku kecewa."
"Oke, aku pasti tidak akan membuatmu kecewa." Su Ze melototi Xie Linda dengan ganas, dan mengalihkan pandangannya pada Qiao Mianmian.
Su Ze segera menyingkirkan permusuhan dan amarah di matanya, dan langsung digantikan dengan tatapan mata yang lembut dan penuh kasih sayang. Su Ze memanggil nama Qiao Mianmian dengan suara lembut, "Mianmian, aku tidak menyangka bisa bertemu denganmu di sini. Ada hal yang ingin aku bicarakan denganmu, apakah kita bisa mencari tempat untuk bicara baik-baik?"
Qiao Mianmian menatap Su Ze tanpa ekspresi. Saat melihat Su Ze, tidak ada perasaan lain selain perasaan jijik. "Tuan Su, sayangnya tidak ada hal yang perlu kita bicarakan baik-baik. Apakah pelajaran dari pacarku untukmu terakhir kali masih belum cukup?
"Tuan Su, apakah setelah bekas lukanya hilang, kau melupakan rasa sakitnya? Pacarku akan segera datang, aku sarankan lebih baik Tuan Su segera pergi saja. Tuan Su juga pernah melihat temperamennya. Jika dia main tangan lagi padamu, aku tidak bisa menahannya."
Di wajah Su Ze masih terlihat memar yang samar-samar. Meskipun sangat tipis, tapi jika dilihat lebih teliti, memar itu masih dapat terlihat.
Begitu Qiao Mianmian mengungkit kejadian sebelumnya, wajah Su Ze menjadi lebih kusam. Su Ze merasa bahwa Qiao Mianmian sedang mengejeknya dan mengolok-oloknya. Hubungan mereka telah terjalin selama sepuluh tahun. Su Ze dipukuli orang lain, Qiao Mianmian tidak hanya tidak merasa kasihan sedikit pun, tapi justru mengejeknya dengan kejadian ini.
Su Ze merasa sangat marah dan kesal, raut wajahnya berubah menjadi sangat buruk. Su Ze menggertakkan gigi dan berkata dengan marah, "Kau menggunakannya untuk mengancamku, apakah kau pikir aku akan takut padanya? Aku hanya tidak ingin akrab dengan orang-orang seperti dia, jadi aku membiarkannya.
"Mianmian, apakah menurutmu dia sedang melindungimu dan membantumu melampiaskan amarahmu? Aku sering bertemu dengan pria semacam itu, dia sama sekali tidak tulus padamu. Tapi dia hanya mempermainkanmu atas nama punya pacar. Apakah kau benar-benar pikir dia akan benar-benar memperlakukanmu sebagai pacar?"
Qiao Mianmain mendengar dan merasa sangat lucu. "Setidaknya dia tidak akan melakukan hal yang tidak setia padaku. Pada poin ini, dia seratus kali lebih baik daripada beberapa orang. Adapun apakah dia mempermainkanku atau tidak, aku sama sekali tidak peduli."
"Apa katamu?" Su Ze dibuat terkejut sampai menatap Qiao Mianmian dengan tidak percaya.
Qiao Mianmian bertemu dengan tatapan mata Su Ze, menaikkan sudut bibirnya, dan menjelaskan dengan sederhana, "Bahkan jika dia mempermainkanku, aku juga rela membiarkannya mempermainkanku. Bagaimanapun dipermainkan oleh pria tampan dan kaya raya juga bukan hal yang merugikan. Apakah Tuan Su puas dengan jawaban seperti ini?"
"Kau, mengapa kau bisa ..." Su Ze seperti tidak mengenal Qiao Mianmian. Su Ze terkejut hingga mundur satu langkah dan berkata sambil menggelengkan kepalanya, "Kau bukan Mianmian yang aku kenal, kau tidak akan seperti ini sebelumnya. Hatimu tidak benar-benar berpikir seperti itu, kan? Kau hanya sedang marah padaku, kau ..."
"Tuan Su, tolong imajinasimu jangan terlalu liar." Qiao Mianmian mengerutkan kening dan menghentikan Su Ze. "Apakah aku hanya ingin membuatmu marah? Aku ingin bertanya pada Tuan Su, dari mana asalnya kepercayaan dirimu, sampai kau dengan percaya diri merasa aku mengatakan seperti itu demi membuatmu marah?"