Warna Pink yang Memenuhi Kamar
Warna Pink yang Memenuhi Kamar
"... Baiklah, kalau begitu, mari pergi melihatnya."
"Oke," kata Kak Lin dengan senang, "Nona Jiang, ikuti aku."
*
Jiang Luoli pernah berpikir, seorang pria yang begitu berselera seperti Mo Shixiu, secara pribadi memantau kamar itu sendiri. Jadi dekorasi dan gaya kamar itu pasti juga sangat berselera.
Tapi ...
Saat Jiang Luoli melihat dekorasi berwarna pink yang memenuhi seluruh ruangan, Jiang Luoli termenung di depan pintu seperti tersambar petir. Jiang Luoli pikir, ia salah masuk kamar.
"Nona Jiang?" Kak Lin melihat Jiang Luoli berdiri di depan pintu, seolah menolak untuk masuk. Kak Lin pikir Jiang Luoli terlalu bahagia, jadi Kak Lin tersenyum sambil memuji Mo Shixiu, "Apakah menurutmu ruangan ini sangat cantik dan jadi melamun? Banyak barang di dalam yang dipesan sendiri oleh Tuan.
"Tuan bilang Anda adalah perempuan, jadi pasti sangat menyukai gaya dekorasi kamar yang romantis dan indah seperti di kahyangan, jadi kamar ini didekorasi dengan gaya istana berwarna pink. Tirai, tempat tidur, semua jenis dekorasi di kamar, termasuk hiasan bunga dekorasi, dipilih sendiri oleh Tuan. Tuan benar-benar sangat memperhatikan urusan Nona Jiang dengan sepenuh hati."
"..." Jiang Luoli terdiam.
Baiklah, Jiang Luoli memang tidak salah masuk kamar. Kamar ini benar-benar kamar tidur Jiang Luoli.
"Kau bilang, Tuan Mo sendiri yang membantu memilihkan semua barang di dalam kamar ini?" Jiang Luoli benar-benar seperti tersambar petir sampai tidak bisa berbicara untuk waktu yang cukup lama. Setelah satu menit kemudian, Jiang Luoli akhirnya menerima kenyataan ini.
"Iya." Kak Lin berkerja keras membantu Mo Shixiu untuk mendapatkan kesan yang baik. "Urusan Nona Jiang. Tuan sendiri yang melakukannya."
"..." Jiang Luoli tidak bisa berkata-kata.
Jiang Luoli benar-benar penasaran, mengapa Mo Shixiu bisa merasa bahwa dirinya menyukai gaya seperti ini. Penampilan Jiang Luoli juga bukan seperti gadis yang feminim, kan?
Warna pink di seluruh kamar ini benar-benar terasa membosankan sampai membuat kepala Jiang Luoli terasa sakit.
Meja samping tempat tidur dan rak tempat aksesori diletakkan bunga mawar pink dan bunga lili pink, selain itu juga ada bunga baby's-breath berwarna pink. Aroma bunga yang manis memenuhi udara, bunga itu sangat manis sehingga Jiang Luoli tidak bisa menahan diri untuk tidak bersin beberapa kali.
Kak Lin segera menoleh dan menatap Jiang Luoli dengan gugup. "Nona Jiang, apakah tubuhmu terasa tidak nyaman? Apakah kau masuk angin? Bagaimana kalau dokter datang dan memeriksamu?"
"Tidak perlu, tidak perlu." Khawatir Kak Lin benar-benar akan memanggil dokter, Jiang Luoli segera berkata, "Aku merasa aroma bunga ini agak terlalu kuat, sehingga membuatku tersedak."
"Aroma bunganya terlalu kuat?" Kak Lin melirik seikat bunga di dalam kamar itu, tertegun selama beberapa saat, kemudian segera memanggil seorang pelayan wanita dan meminta pelayan wanita itu untuk mengeluarkan dua ikat bunga tersebut.
Saat Jiang Luoli merasa bahwa aroma bunganya sudah sedikit berkurang, Jiang Luoli mengikuti Kak Lin berjalan masuk ke dalam kamar. Kamar tidur ini sangat besar, besarnya bahkan lebih dari lima atau enak kali lipat lebih besar dari kamar Jiang Luoli sekarang.
Sat Jiang Luoli berdiri di depan pintu tadi, Jiang Luoli tidak bisa melihat apa yang ada di dalam kamar. Setelah berjalan masuk, yang dilihat Jiang Luoli di pintu tadi bukanlah apa-apa. Di dalam kamar tidak hanya semua barang yang berwarna pink. Tapi juga ada banyak boneka dan mainan. Yang paling membuat Jiang Luoli tidak tahan adalah mainan mewah itu bahkan juga berwarna pink!
Jiang Luoli melihat-lihat, dan hampir jatuh pingsan. Jiang Luoli benar-benar tidak mengerti, bagaimana mungkin orang yang begitu berselera seperti Mo Shixiu bisa menyimpang seperti ini. Apakah Mo Shixiu memperlakukannya seperti gadis kecil berusia tiga tahun?
Pada saat ini, ponsel Jiang Luoli berdering. Jiang Luoli mengeluarkan ponselnya dan melihat, ternyata itu telepon dari Mo Shixiu. Setelah ragu-ragu selama dua detik, Jiang Luoli baru mengangkatnya.
Suara dingin tapi menggoda dari pria itu terdengar dari ujung telepon. "Nona Jiang, apakah kau sudah sampai?"