Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Ini Adalah Pacarku, Dia Bermarga Mo



Ini Adalah Pacarku, Dia Bermarga Mo

1"Tu Yilei, oh, Tu Yilei, mengapa kau tidak memikirkannya sebelum kau melakukan sesuatu? Mengapa kau begitu impulsif? Bagaimana aku bisa membereskan kekacauan situasi yang begitu buruk saat ini untukmu?     

"Lupakanlah masalah pembatalan kontrak. Lagi pula, kau masih punya uang untuk membayarnya. Yang menjadi masalah besar adalah pekerjaanmu selama beberapa tahun ini sia-sia. Tapi, apakah kau tahu apa arti vakummu ini? Jangankan satu setengah tahun, kau vakum selama satu bulan saja, orang sudah akan melupakanmu. Setelah satu tahun kemudian, tidak ada hal apapun yang bisa kau nikmati."     

"Aku lihat Qiao Mianmian adalah musuh bebuyutanmu. Kau selalu beruntung dalam beberapa tahun terakhir. Tapi begitu bertemu dengannya, kau langsung mengalami nasib buruk. Kau seharusnya lebih menjauh dari wanita seperti ini.     

"Dia memang baik-baik saja. Jelas-jelas orang bergegas ke depannya, tapi dia sedikit pun tidak terluka. Karena membantu dirinya kau sampai rela terluka dan menderita kerugian yang begitu besar, tapi aku juga tidak melihat seberapa besar perasaan bersyukurnya padamu. Heh, pengorbanan seperti ini juga hanya membuat dirimu sendiri tersentuh. Lihat saja, apakah dia masih akan mengingat kebaikanmu ini."     

"Mai Ke!"     

"Apakah ada yang salah dalam perkataanku! Kau adalah pria bodoh! Apakah kau pikir pengorbananmu dapat digantikan oleh apapun itu? Aku rasa itu bahkan tidak bisa dikembalikan.     

"Demi seorang wanita, kau membuat masa depan karirmu menjadi berantakan. Kerja kerasku selama beberapa tahun ini, membantumu sampai pada posisi sekarang, semuanya hanya buang-buang waktu! Jika aku lebih awal tahu bahwa kau tidak menghargai segalanya yang kau punya sekarang, aku seharusnya tidak berada di sini. Begitu banyak waktu dan usaha yang terbuang sia-sia untukmu."     

"Kau benar-benar membuatku marah!"     

Di luar bangsal.     

Mo Yesi memasang ekspresi tenggelam dan agak dingin saat mendengar percakapan antara keduanya di dalam. Mo Yesi melingkarkan tangan di pinggang Qiao Mianmian dan langsung mendorong pintu.     

Kedua orang yang sedang berbicara di dalam ruangan terkejut. Mai Ke menoleh dan ingin bertanya siapa yang begitu tidak sopan langsung masuk tanpa mengetuk pintu. Perkataan itu sudah sampai di mulut, tapi melihat ekspresi wajah Mo Yesi saat berjalan masuk. Mai Ke tercengang, menelan semua perkataan yang sudah sampai di mulut. Ekspresi marah Mai Ke berubah menjadi takjub.     

Mai Ke hanya pernah bertemu dengan Mo Yesi sekali, yaitu pada saat di hotel. Tapi, Mai Ke memiliki kesan yang sangat dalam terhadap Mo Yesi. Saat sorot mata Mai Ke jatuh ke wajah Mo Yesi, Mai Ke langsung mengenali orang itu. Aura Mo Yesi kuat. Meski hanya sekali bertemu, tidak akan mungkin dilupakan.     

Saat melihat Qiao Mianmian datang bersama dengan Mo Yesi lagi, wajah Mao Ke menjadi kaku. Mai Ke memikirkan perkataannya yang barusan mungkin saja didengar oleh mereka. Rona wajahnya Mai Ke berubah-ubah beberapa kali dalam waktu yang singkat.     

Saat Tu Yilei yang sedang berbaring di atas tempat tidur melihat keduanya berjalan masuk sambil bergandengan tangan, wajahnya juga kaku. Tapi segera, wajahnya normal kembali.     

"Selamat pagi Nona Qiao." Tu Yilei menyapa Qiao Mianmian dengan sopan dan sungkan, Tu Yilei berpura-pura baru pertama kali melihat Mo Yesi dan bertanya dengan ragu. "Aku tidak tahu harus memanggil pria di sebelahmu dengan sebutan apa?"     

"Selamat pagi, Senior Tu." Qiao Mianmian berpikir sejenak, kemudian memperkenalkan Mo Yesi sambil tersenyum. "Ini adalah pacarku, dia bermarga Mo. Dia tahu bahwa Senior Tu terluka karena aku. Dia bilang akan ikut denganku untuk berterima kasih secara langsung padamu."     

"Marga Mo?"     

Tu Yilei menatap wajah tampan Mo Yesi dengan kontur yang dalam dan natural. Rona wajah Tu Yilei tiba-tiba berubah.     

Kilatan kejutan melintas di bahwa mata Tu Yilei saat memikirkan sebuah kemungkinan.     

Saat Tu Yilei mengangkat kepalanya lagi untuk melihat Mo Yesi, matanya penuh dengan pertanyaan, dan Tu Yilei bertanya dengan ragu, "Aku tidak tahu apakan Tuan Mo ini ada hubungannya dengan perusahaan Mo?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.