Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Pria Bernama Mo Yesi Ini Terlalu Boros



Pria Bernama Mo Yesi Ini Terlalu Boros

0Jika Qiao Mianmian pergi ke rumah sakit setiap hari, akan mudah untuk mengungkapkan insiden itu. Seperti yang telah Xie Linda katakan, begitu penggemar Tu Yilei tahu bahwa Tu Yilei teluka karena Qiao Mianmian, khawatirnya Qiao Mianmian akan diserang gila-gilaan oleh penggemar Tu Yilei.      

Satu poin yang paling penting adalah, Qiao Mianmian tidak ingin memberikan harapan pada Tu Yilei. Setelah yakin bahwa Tu Yilei memiliki perasaan terhadapnya, Qiao Mianmian tetap berpikir untuk menjaga jarak dengan Tu Yilei. Hanya saja Tu Yilei terluka karena dirinya. Jika berpikir untuk menjaga jarak sekarang, sepertinya hal itu terlalu buruk.     

Tapi, jika Tu Yilei memiliki perasaan pada Qiao Mianmian, lalu Qiao Mianmian juga harus setiap hari pergi ke rumah sakit untuk merawat Tu Yilei, itu sangat mudah membuat pemikiran lain dalam benak Tu Yilei. Jadi Qiao Mianmian mengajak Mo Yesi pergi bersamanya ke rumah sakit.      

Tidak diragukan lagi bahwa ini adalah cara paling baik. Dan Mo Yesi tahu bahwa akan pergi ke rumah sakit hari ini, jadi Mo Yesi sengaja membuat banyak bekas ciuman di leher Qiao Mianmian.      

Sebenarnya cara seperti ini sangatlah kekanak-kanakan. Namun, ini juga bukan pertama kalinya Qiao Mianmian tahu bahwa Mo Yesi terkadang akan berubah sikap menjadi sangat kekanak-kanakan. Jadi sampai detik ini, Qiao Mianmian juga sudah terbiasa.     

Setiap kali Mo Yesi berubah menjadi sangat kekanak-kanakan, Qiao Mianmian bisa 100% yakin bahwa Mo Yesi sedang cemburu.     

Setelah selesai membersihkan diri, Qiao Mianmian langsung pergi ke ruang makan. Mo Yesi sudah sejak tadi mengeluarkan makanan untuk sarapan. Satu meja penuh dengan sangat banyak makanan yang paling Qiao Mianmian suka.     

"Kemarilah." Mo Yesi melihat Qiao Mianmian, kemudian melambaikan tangan ke arah Qiao Mianmian.     

Setelah Qiao Mianmian duduk, Mo Yesi langsung meletakkan semangkuk bubur seafood di depan meja Qiao Mianmian. "Sebelumnya makan bubur ini dulu untuk menghangatkan perutmu. Kemudian baru makan yang lain."     

"Oh."     

Perut Qiao Mianmian sudah sangat lapar. Melihat bubur dengan beragam topping yang mengepul di dalam mangkuk, membuatnya tidak tahan untuk mengambil sendok dan mulai makan. Setelah menyuapnya satu kali, Qiao Mianmian menjadi sangat bernafsu.      

Bubur seafood yang dibeli oleh Mo Yesi memiliki rasa yang sangat segar, dapat terasa bahwa semua ini terbuat dari seafood yang sangat segar, sehingga rasa segarnya sangat kuat. Mo Yesi adalah orang yang begitu pemilih. Jika bukan makanan yang paling segar, Mo Yesi pasti tidak akan menginginkannya.     

Qiao Mianmian makan semangkuk kecil dalam satu tarikan napas.     

Mo Yesi melihat bahwa Qiao Mianmian telah makan bubur, Mo Yesi kemudian mencapit beberapa hidangan lain dan meletakkannya ke dalam mangkuk Qiao Mianmian. "Jangan hanya makan bubur, kau bisa cicipi pangsit telur ini, rasanya juga sangat lezat. Selain itu pangsit kukus ini, katanya ini dibuat oleh toko tua yang telah buka selama lebih dari 50 tahun. Saat aku pergi membeli, orang yang mengantre sangat banyak."     

Qiao Mianmian tidak bisa menahan untuk mengangkat kepala menatap Mo Yesi, "Kau mengantre untuk membeli pangsit ini? Berapa lama kamu mengantre?"     

Qiao Mianmian sulit membayangkan adegan Mo Yesi berdiri dalam antrean di luar toko pangsit. Qiao Mianmian selalu merasa, hal ini tidak sesuai dengan gaya Mo Yesi.     

"Tidak." Setelah pria itu menjepit pangsit ke dalam mangkuk Qiao Mianmian, Mo Yesi menyesap susu di meja, kemudian berkata tidak cepat, namun juga tidak lambat, "Aku menyela dan meminta agar bosnya menjualnya padaku lebih dulu."     

".... Uhuk, uhuk, uhuk, kau menyela? Apakah tidak ada yang memarahimu?"     

"Tidak ada." Mo Yesi menyesap susu lagi, kemudian berkata dengan perlahan, "Aku memberikan kompensasi pada mereka. Mereka sangat senang sehingga setuju aku mengantre di posisi paling pertama.     

"..." Qiao Mianmian sedikit tidak bisa berkata-kata.     

"Jadi, berapa banyak yang kau habiskan untuk membeli pangsit ini?"     

"Tidak banyak." Mo Yesi berkata dengan ringan, "Jangan khawatir tentang berapa harga pangsit, cepat cicipi, bagaimana rasanya?"     

"..."     

Qiao Mianmian selalu merasa bahwa pangsit ini pasti sangat mahal.     

Pria bernama Mo Yesi ini sangat boros. Untungnya, Mo Yesi punya uang, jadi bisa bertindak seenaknya. Berpikir bahwa ini adalah sarapan yang Mo Yesi beli secara khusus, Qiao Mianmian tak memikirkannya lagi dan segera mengigitnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.