Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Aku Bersiap Pergi Menemui Seseorang



Aku Bersiap Pergi Menemui Seseorang

1"..." Qiao Mianmian yang terhalang pintu terdiam.     

Qiao Mianmian menghela napas. Lupakanlah, karena Mo Yesi begitu percaya diri seolah memunyai rencana yang sangat matang, Mo Yesi seharusnya sudah mempersiapkan sebelumnya. Qiao Mianmian seharusnya juga memiliki sedikit kepercayaan pada Mo Yesi. Untuk saat ini ... Qiao Mianmian yakin Mo Yesi bisa melakukannya.     

Permintaan Qiao Mianmian terhadap Mo Yesi juga tidak tinggi, juga tidak berharap Mo Yesi memiliki bakat alami dalam hal memasak yang dapat membuat makanan lezat. Permintaan Qiao Mianmian cukup rendah, selama makanannya masih bisa dimakan, Qiao Mianmian merasa tidak masalah. Selama makannya tidak terlalu sulit di makan, Qiao Mianmian tak keberatan. Mo Yesi menolak bantuan Qiao Mianmian pun Qiao Mianmian merasa senang.     

*     

Qaio Mianmian berbalik badan kembali ke ruang tamu dan melihat ke meja kopi. Benar saja Qiao Mianmian melihat berbagai jenis cemilan menumpuk penuh di atas meja. Semua itu adalah makanan favorit Qiao Mianmian.     

Qiao Mianmian membuka satu kantong kacang, duduk bersila di atas sofa, kemudian mengeluarkan ponselnya dan mengirim pesan Wechat kepada Jiang Luoli: Luoluo, apa yang sedang kau lakukan?     

Jiang Luoli mungkin juga sedang bermain ponsel, sehingga segera membalas pesan Qiao Mianmian: Mianmian, bagaimana ini, aku sedikit gugup.     

Qiao Mianmian: ? Kenapa kau merasa gugup? Luoluo, apa yang sebenarnya sedang kau lakukan?     

Jiang Luoli: Aku ... aku bersiap pergi menemui seseorang.     

Qiao Mianmian: Siapa yang Ingin Kau temui?     

Jiang Luoli: Orang itu.     

Qiao Mianmian: ???     

Jiang Luoli: Pria bau tengik yang tidak ingin bertemu dengan orang lain dan memiliki keterampilan yang buruk!     

Melihat balasan pesan ini, muncul keterkejutan di wajahnya. Qiao Mianmian membalas lagi: Apakah kau ingin pergi menemuinya? Mengapa kau pergi menemuinya? Bukankah pria itu tidak leluasa bertemu denganmu, sehingga menyuruh asistennya untuk menemuimu? Apakah kau sudah menemuinya sekarang?     

Tidak lama kemudian, Jiang Luoli membalas pesan yang sangat panjang.      

'Aku juga berpikir begitu, masalah aku dan pria itu hari itu seharusnya sudah selesai. Tapi, asistennya datang menemuiku lagi hari ini dan mengatakan bahwa pria itu ingin bertemu denganku. Asistennya datang bertanya apakah aku bersedia menemui tuannya atau tidak.      

'Asistenya juga mengatakan ada beberapa hal yang ingin pria itu bicarakan langsung denganku. Setelah aku mempertimbangkannya, aku merasa tidak masalah jika bertemu dengan pria itu, jadi …'     

Qiao Mianmian: Jadi ... apakah kau setuju?     

Jiang Luoli: Iya. Mianmian, jika kau jadi aku, apakah kau tidak penasaran dengan orang itu? Apakah kau tidak ingin tahu seperti apa penampilannya? Aku awalnya tidak ingin terjerat hubungan apapun dengan pria itu, tapi, aku benar-benar sangat ingin tahu penampilannya. Tidak peduli pria itu jelek atau tidak, aku sangat ingin tahu.     

Qiao Mianmian terdiam selama beberapa saat.     

Memang, ketika insiden seperti itu terjadi, gadis manapun pasti ingin tahu seperti apa rupa pria yang merenggut keperawanannya untuk pertama kali. Tidak peduli seberapa ceroboh kepribadian Jiang Luoli, tidak peduli seberapa Jiang Luoli terlihat bahagia, Jiang Luoli tetaplah seorang gadis normal. Jiang Luoli pasti sangat penasaran terhadap pria yang memiliki hubungan khusus dengan Jiang Luoli.     

Qiao Mianmian juga dapat mengerti mengapa Jiang Luoli menyetujui untuk bertemu dengan pria itu. Tapi, jika itu dirinya, Qiao Mianmian juga ingin tahu siapa sebenarnya pria yang bersamanya malam itu. Tapi sekarang ... Qiao Mianmian tidak ingin tahu sedikit pun.     

Qiao Mianmian berharap insiden malam itu hanya sebuah mimpi. Sebuah mimpi yang aneh. Setelah bangun, semua yang ada di dalam mimpinya juga tidak akan ada hubungannya dengan Qiao Mianmian. Qiao Mianmian juga tidak ingin terjerat hubungan apapun dengan pria itu seumur hidupnya.     

Qiao Mianmian sangat puas dengan kehidupannya belakangan ini. Qiao Mianmian tidak berharap kehidupannya berubah karena kejadian malam itu. Tapi begitu teringat malam itu, hari Qiao mianmian masih tetap sesak. Adegan yang sangat ingin dilupakan masih terlihat dengan jelas dalam benaknya.     

Pria itu ...     

Qiao Mianmian juga tidak tahu seperti apa tampangnya. Tapi, Qiao Mianmian dapat merasakan bahwa pria itu seorang pria yang mendominasi, juga seorang pria yang berkuasa.     

Saat Qiao Mianmian terdiam, Jiang Luoli mengirim sebuah pesan lagi: Sayang, aku sudah sampai. Kita bicarakan nanti lagi, aku akan meneleponmu lagi nanti.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.