Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Ayo Pergi, Aku Tidak Ingin Melihatnya Lagi



Ayo Pergi, Aku Tidak Ingin Melihatnya Lagi

2Tapi, perasaan antara Su Ze dan Qiao Mianmian masih berbeda. Mereka memang menjalin hubungan dalam sepuluh tahun itu. Bagaimanapun pada poin ini, pria di hadapannya tidak bisa menandinginya. Dan ia juga sangat memahami Qiao Mianmian.     

Qiao Mianmian adalah seorang wanita yang lebih menekankan pada perasaan. Perasaan selama sepuluh tahun tidak mungkin akan hilang begitu saja dari dalam hati Qiao Mianmian. Qiao Mianmian sedikit sombong, Qiao Mianmian masih sangat marah karena dikhianati olehnya. Jadi Qiao Mianmian buru-buru mencari pria lain dan ingin membalas dendam padanya, kan?      

Jika ini adalah balasan Qiao Mianmian, maka Qiao Mianmian sudah berhasil melakukannya.     

Su Ze sangat cemburu sekarang. Jelas-jelas orang yang seharusnya begitu intim dengan Qiao Mianmian adalah dirinya. Ia pernah memiliki Qiao Mianmian, tapi karena dirinya yang brengsek, akhirnya membuat dirinya kehilangan Qiao Mianmian.     

Ia merasa menyesal sekarang dan ingin kembali ....     

Apakah ia ... masih punya kesempatan?     

Qiao Mianmian sangat marah setelah mendengar perkataan Su Ze yang merasa dirnya sangat baik, ia sampai tidak tahu harus berkata apa. Ia tidak tahu dari mana asalnya kepercayaan diri Su Ze. Sampai pada saat ini, Su Ze benar-benar masih merasa bahwa ia masih menyukai Su Ze.     

Jika dalam semua aspek, Mo Yesi lebih buruk daripada Su Ze, jadi memunculkan kepercayaan diri dalam diri Su Ze, Qiao Mianmian masih bisa mengerti. Tapi, fakta di depan mata adalah Su Ze sama sekali tidak sebanding dengan Mo Yesi dalam semua aspek. Atas dasar apa Su Ze merasa ia bersama dengan Mo Yesi karena marah pada Su Ze?     

Apakah hanya mengandalkan perasaan selama sepuluh tahun itu?     

Benar, ia adala orang yang sangat menekankan pada perasaan. Tapi terhadap seorang pria yang sudah mengkhianatinya, jika ia masih menekankan pada perasaan, maka ia sama saja dengan seorang yang suka menyiksa diri sendiri.     

"Su Ze, apakah kau mengalami gangguan mental?" Qiao Mianmian sangat paham, dalam kondisi seperti ini, ia perlu mengambil sikap di hadapan Mo Yesi.     

"Mianmian, kau ...." Su Ze tercengang.     

"Pertama, aku sudah pernah mengatakan, kita adalah dua orang asing sekarang, tolong jangan memanggilku dengan panggilan yang sok akrab. Kedua, aku juga tidak tahu siapa yang memberikanmu kepercayaan diri seperti ini sehingga kau merasa aku mempunyai pacar baru karena marah padamu.      

"Maaf, Tuan Su, apakah kau merasa pacarku lebih rendah dari pada dirimu? Dia lebih tampan darimu, lebih lembut, dan lebih mencintaiku daripada dirimu. Dia sudah menang dalam semua aspek. Dari mana datangnya kepercayaan dirimu hingga kau merasa aku tidak tulus menyukainya?"     

Saat Qiao Mianmian mengatakan ini, Mo Yesi yang berada di sebelahnya menundukan kepala untuk menatapnya, dan matanya berkedip ringan. Lengan yang memeluk pinggangnya juga ikut menegang.     

Hati Qiao Mianmian beresonansi. Ia mengangkat matanya, bertemu dengan tatapan mata Mo Yesi, dan senyum manis muncul di sudut bibirnya. "Dia ratusan, bahkan ribuan kali lipat lebih baik darimu. Kau ternyata merasa aku bersama dengannya karena marah padamu, itu benar-benar konyol. Tuan Su, apakah kau tidak pernah mendengar sebuah pepatah?"     

Mengabaikan rona wajah Su Ze yang sudah sangat buruk, senyuman di bibir Qiao Mianmian semakin dalam. "Pulai berpangkat naik, manusia berpangkat turun. Pacarku mengalahkanmu dalam segala hal. Aku bersamanya, tentu saja karena ada banyak hal yang menarikku ke dalam dirinya sehingga membuat hatiku luluh.     

"Dia begitu luar biasa dan begitu baik padaku. Aku bukan orang yang memiliki masalah pada otakku, bahkan jika aku tidak menyukainya, apakah aku masih akan tetap menyukai pria brengsek yang pernah mengkhianatiku? Hah, aku hanya menganggap perasaan selama sepuluh tahun itu sebagai makanan anjing, itu semua sudah tidak penting bagiku. Aku hanya tahu satu kalimat: hargai orang di depanmu."     

Setelah Qiao Mianmian selesai berbicara, ia meraih lengan Mo Yesi dan berbisik kepada Mo Yesi, "Ayo pergi, aku tidak ingin melihatnya lagi."     

Mo Yesi terdiam selama beberapa detik dan mengangguk. "Baiklah."     

Mo Yesi tidak akan menghabisi Su Ze pada saat ini. Tapi nanti, setelah ia kembali, ia akan memberikan pelajaran pada Su Ze.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.